Nasib Tragis Prada Lucky Namo, Disiksa Senior Hingga Tewas, Justru Diminta Sadar Diri

Nasib Tragis Prada Lucky Chepril Saputra Namo yang Menggemparkan
Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23) mengalami nasib yang sangat menyedihkan. Ia meninggal dunia akibat gagal ginjal dan kerusakan paru-paru yang parah. Namun, kondisi ini justru membuat banyak pihak merasa heran karena ia disuruh untuk "sadarkan diri" oleh seorang perwira tinggi TNI.
Letkol Inf Amir Syarifudin, Wakapendam IX/Udayana, menanggapi situasi tersebut dengan mengatakan bahwa jika seseorang berperilaku baik, maka orang lain juga akan memperlakukannya dengan baik. Pernyataan ini diungkapkan dalam konteks penanganan kasus yang sedang diteliti terkait kematian Prada Lucky.
Menurut ibunda korban, Epi Seprina Mirpey, kondisi anaknya sudah sangat parah saat dirawat di ICU RSUD Aeramo, Nusa Tenggara Timur (NTB). Saat tiba di rumah sakit, Epi melihat kondisi Prada Lucky Namo yang sangat memprihatinkan. Ia dalam keadaan koma dan dipasang selang ventilator. Anaknya tidak sadar dan hanya terbaring lemah di atas ranjang.
Epi mengungkapkan bahwa awalnya Pasi Intel yang berkomunikasi dengannya mengatakan kondisi Prada Lucky baik-baik saja. Namun, setelah sampai di rumah sakit, ia menemukan bahwa kondisi anaknya sangat buruk. Dalam video yang beredar di media sosial, Epi menyampaikan bahwa Pasi Intel sempat memberi informasi bahwa Lucky masih istirahat dan bisa melakukan video call.
Karena tidak percaya dengan penjelasan tersebut, Epi membeli tiket pesawat untuk langsung menemui anaknya. Ia tiba di rumah sakit pada hari Selasa, meskipun ayahnya masih dalam proses izin. Saat itu, semua orang di dalam ruangan hadir, dan Epi melihat kondisi anaknya yang sudah tidak sadar dan menggunakan ventilator.
Meski dalam kondisi koma, Prada Lucky sempat memberi respon ketika ibunya datang. Epi mengatakan bahwa saat ia memanggil nama anaknya, Lucky langsung bergerak dan berontak. Sayangnya, kondisi tubuhnya semakin memburuk. Dokter kemudian memanggil Epi dan menjelaskan bahwa organ tubuh Prada Lucky sudah tidak berfungsi lagi.
Dokter menyebutkan bahwa penyebab kondisi tersebut adalah karena adanya memar. Hal ini membuat Epi sangat prihatin dan ingin mengetahui lebih lanjut tentang apa yang terjadi pada anaknya.
Terkait dugaan penganiayaan yang dilakukan oleh senior Prada Lucky Namo, Wakapendam IX/Udayana turut menyampaikan rasa prihatin. Menurut Letkol Inf Amir Syarifudin, jika ada cidera atau kerusakan yang begitu parah, secara logika memang terlihat keras. Namun, ia menegaskan bahwa tidak ada benturan dengan barang-barang yang disebut-sebut dalam isu sebelumnya.
Namun, ia juga menyampaikan bahwa dugaan penganiayaan mungkin terjadi karena adanya pemicu dari korban. Proses tersebut tidak muncul secara langsung, bisa jadi ada akumulasi dari kejadian sebelumnya. Ia menyarankan agar korban menyadari diri sendiri apakah selama ini telah berbuat baik kepada orang lain atau tidak.
Saat ini, pihak TNI telah memeriksa 20 anggota yang diduga terlibat dalam penganiayaan tersebut. Dari jumlah tersebut, empat orang diamankan untuk mencegah aksi main hakim sendiri yang dilakukan oleh rekan, keluarga, atau masyarakat. Amir menekankan bahwa tujuan penahanan ini adalah untuk mencegah korban lebih banyak dan menghindari kerugian yang lebih besar.
Hingga saat ini, tim investigasi belum memberikan hasil apakah keempat orang tersebut benar-benar bersalah atau tidak. Amir mengimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya pada isu yang beredar, karena hal tersebut bisa memicu tindakan yang tidak terkendali.
Soal kondisi luka Prada Lucky Namo, Amir masih enggan memberikan komentar. Ia menyarankan masyarakat untuk menafsirkan foto-foto yang beredar sendiri. Menurutnya, tim investigasi akan memberikan penjelasan lebih lanjut tentang kondisi sebenarnya.