Parade Kendaraan Hias TIFF 2025, Satu Tujuan, Kemenangan Bersama

Festival Bunga Tomohon 2025: Kekompakan Masyarakat dan Pemerintah
Festival Bunga Tomohon 2025 menjadi momen penting yang mengumpulkan berbagai elemen masyarakat, pelaku usaha, serta instansi pemerintah dalam sebuah karya bersama. Dalam sambutannya, Menteri Pariwisata Widyanti Putri Wardhana menyampaikan apresiasi terhadap Pemerintah Kota Tomohon dan seluruh elemen masyarakat yang telah menunjukkan dedikasi dan komitmen dalam menjaga keberlanjutan festival ini. Ia menegaskan bahwa tema "Unite to be Great" mencerminkan semangat persatuan yang menjadi inti dari acara tahunan ini.
Pada hari Sabtu (09/08/2025), sekitar pukul 09.00, saya dan beberapa rekan kerja berangkat dari Lokon menuju pusat kota Tomohon untuk menyaksikan Parade Kendaraan Hias dan penampilan marching band Lokon yang ikut memeriahkan TIFF 2025. Akses jalan menuju pusat kota ditutup oleh Dinas Perhubungan, sehingga kami harus berhenti di depan SMP Negeri 1 dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki.
Urutan parade marching band Lokon sesuai dengan jadwal yang diberikan oleh panitia TIFF 2025. Mereka ditempatkan di belakang float nomor 10 Dinas Kesehatan dan di depan float nomor 11 Dinas Komunikasi dan Informatika. Sebelum parade dimulai, kami dikabari oleh Fido, Admission Lokon, bahwa para pejabat seperti Menteri Pariwisata RI, Gubernur Sulut, Walikota Tomohon, Wakil Walikota Tomohon, Pangdam Merdeka, Kapolda Sulut, serta undangan seperti Rano Karno, Wakil Gubernur DKI, dan para duta besar RI hadir di Taman Kelong, Kakaskasen, Tomohon.
Kehadiran para pejabat tersebut memberi kesan elegan pada Taman Kelong, yang merupakan ruang alam yang dibangun berdasarkan sinergitas antara alam, bangunan, dan spiritual. Taman Kelong dipilih sebagai lokasi Konggres CityNet NCI 2025 yang diikuti oleh 26 Kepala Daerah, termasuk 22 Walikota dan 4 Bupati. Konggres ini mengusung tema “Delivery in harmony” dan telah berlangsung sejak Kamis, 7 Agustus 2025. Citynet adalah jejaring kota-kota di Asia Pasifik yang memiliki peran strategis dalam memajukan pembangunan kota yang berkelanjutan, inklusif, dan berdaya saing.
Sementara itu, di jalan raya Tomohon, tepatnya 300 meter dari panggung utama di kawasan Menara Alpha Omega, kami singgah di warung nasi kuning untuk mengisi perut yang keroncongan. Di sepanjang jalan raya yang akan dilalui kendaraan hias, sudah dipadati oleh masyarakat setempat. Aparat keamanan dari Polisi, yang menerjunkan 500 personil, turut membantu pengamanan acara ini bersama Satpol PP, Linmas, dan Hansip.
Setelah makan nasi kuning, saya menuju lokasi tempat peserta Tomohon Fashion Carnival sedang mempersiapkan diri untuk dinilai oleh juri. Salah satu peserta menyampaikan bahwa Ratu dari Kerajaan Bungan membawa damai dan sukacita, dilambangkan dengan tongkat dan bunga.
Beberapa saat kemudian, saya mencari tempat teduh di bawah pohon sambil menantikan parade kendaraan hias yang berangkat dari Show Window, Kakaskasen, lalu melewati panggung utama menuju Lapangan Stadion Babe Palar. Vence, salah satu anggota tim supporting marching band Lokon, menyebutkan bahwa ada 30 float yang ikut dalam parade, termasuk dari negara sahabat seperti Filipina, Jepang, Albania, Turki, USA, dan marching band dari sekolah-sekolah unggulan.
Setiap float dihiasi dengan 70% keindahan bunga segar, terutama bunga krisan dan mary gold yang menjadi komoditas unggulan dari petani bunga di sekitar Kota Tomohon. Lokasi Tomohon yang sejuk, karena dikelilingi Gunung Lokon dan Mahawu, sangat mendukung pertanian bunga ini.
TIFF 2025 ini merupakan yang ke-13 kali diselenggarakan oleh Pemkot Tomohon. Awalnya hanya menggelar pawai bunga pada 2006, lalu dinamai Tournament of Flowers pada 2008, hingga menjadi salah satu dari 110 acara bertaraf International Kharisma Event Nusantara (KEN) dari Kemenpar RI.
Selain parade kendaraan hias, Pemkot Tomohon memanfaatkan acara ini untuk promosi wisata dan kuliner lokal. Dengan demikian, investor dapat datang untuk membangun objek wisata atau meningkatkan kapasitas petani dalam tata kelola tanaman bunga khas Tomohon. Hery, pemasok dan petani bunga Tomohon, berharap festival ini bukan sekadar seremonial, tetapi juga memberi manfaat nyata bagi masyarakat, seperti terjualnya bunga yang ditanam dan menjaga harga bunga tetap stabil saat musim panen tiba.