Penjualan Bendera One Piece Meledak di Pasar Online

Featured Image

Lonjakan Penjualan Bendera One Piece di Tengah Kontroversi

Beberapa pedagang bendera online mengungkapkan adanya peningkatan signifikan dalam penjualan bendera Jolly Roger, yang dikenal sebagai simbol dari anime One Piece. Rido, seorang pedagang berusia 40 tahun, mengatakan bahwa permintaan terhadap bendera tersebut meningkat tajam dalam beberapa hari terakhir. Ia telah menjual bendera ini sejak setahun lalu, tetapi baru-baru ini mengalami lonjakan pesanan hingga 500 potong per hari.

“Saya sudah menjual bendera One Piece selama setahun terakhir, tapi mulai ramai pada awal Agustus 2025. Pemesanan bisa mencapai 500 unit per hari,” ujar Rido kepada media. Ia menjual bendera dengan ukuran berbeda, mulai dari 60 cm x 40 cm dengan harga Rp 12.000 hingga 120 cm x 80 cm yang dibanderol Rp 60.000.

Di sisi lain, Dodi, seorang pedagang bendera di Pasar Jatinegara, Jakarta Timur, juga menyaksikan peningkatan minat masyarakat terhadap bendera tersebut. Namun, ia mengaku tidak berani menjualnya secara langsung karena takut dilarang. Meski begitu, ia mendapat informasi bahwa banyak konveksi yang memproduksi bendera One Piece dan menyalurkannya ke para pembeli.

“Kami belum berani menjualnya secara langsung, tetapi jika dilakukan secara online pasti akan banyak peminat. Kami lebih memilih aman saja,” jelas Dodi.

Dodi merasa bingung dengan narasi bahwa pengibaran bendera One Piece dianggap sebagai bentuk makar. Menurutnya, banyak orang yang sudah menonton anime Jepang ini sejak kecil dan hanya sekadar mengekspresikan rasa suka mereka.

“Sebenarnya tidak ada hubungannya dengan makar atau nasionalisme. Jika kita fanatik terhadap anime, maka kita akan menampilkan apa saja yang disukai, itu adalah ekspresi diri,” katanya.

Reaksi dari Tokoh Politik

Sebelumnya, Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad menuding bahwa pengibaran bendera Jolly Roger merupakan upaya untuk memecah belah persatuan bangsa. Ia menyebut bahwa lembaga intelijen melaporkan adanya indikasi gerakan sistematis yang bertujuan memecah belah kesatuan bangsa.

Dasco mengimbau masyarakat agar tidak mudah terprovokasi oleh simbol-simbol yang dinilai dapat mengancam keutuhan negara. Ia menekankan pentingnya menjaga solidaritas nasional di tengah perkembangan Indonesia yang pesat.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Budi Gunawan menyebut pengibaran bendera tersebut sebagai bentuk provokasi. Ia menegaskan bahwa bendera Merah Putih memiliki nilai historis yang tinggi dan tidak boleh dikotori oleh simbol-simbol yang tidak relevan.

Budi Gunawan menekankan bahwa pemerintah menghargai kreativitas warga dalam berekspresi, asalkan tidak melanggar batas atau merendahkan simbol negara. Namun, ia juga menegaskan bahwa pemerintah akan mengambil langkah tegas jika ada upaya sengaja menyebarkan narasi yang dianggap mengganggu keutuhan bangsa.

Tantangan dan Perspektif Berbeda

Bagi para pedagang, seperti Rido dan Dodi, bendera One Piece hanyalah sebuah produk yang diminati oleh para penggemar anime. Mereka berharap pemerintah dapat memahami bahwa penggunaan simbol ini bukanlah niat untuk menyakiti atau memecah belah bangsa.

Namun, bagi tokoh-tokoh politik, isu ini menjadi perhatian serius. Mereka khawatir simbol-simbol tertentu bisa digunakan untuk tujuan yang tidak sejalan dengan nilai-nilai bangsa. Ini menunjukkan perbedaan pandangan antara masyarakat umum dan pihak otoritas.

Dalam situasi seperti ini, penting untuk mencari keseimbangan antara kebebasan berekspresi dan menjaga martabat serta kesatuan bangsa. Kedua hal ini harus dipertimbangkan dengan bijak agar tidak terjadi gesekan yang tidak perlu.