Penjualan Sepeda Mewah Menurun di Tengah Popularitas Padel

Featured Image

Penurunan Permintaan Sepeda Mewah di Jakarta

Di tengah perubahan tren masyarakat, bisnis sepeda mewah yang dahulu booming kini mengalami penurunan signifikan. Pada masa awal pandemi Covid-19, permintaan terhadap sepeda mewah meningkat pesat karena banyak orang mencari aktivitas luar ruang yang aman. Namun, setelah situasi mulai membaik, minat masyarakat berubah.

Senayan Trade Center (STC), yang dulu menjadi pusat utama penjualan sepeda mewah, kini tampak jauh berbeda dibanding masa kejayaannya. Di lantai LG STC, hanya satu toko sepeda mewah bernama "One Bike Shop" yang masih beroperasi. Sebelumnya, ada enam hingga tujuh toko sepeda yang tersebar di area ini, tetapi kini sebagian besar telah tutup atau pindah ke lokasi lain.

Lorong-lorong yang dulu ramai dengan pengunjung yang mencoba sepeda kini terlihat lengang. Di dalam toko yang masih bertahan, hanya dua pegawai yang menjaga. Sesekali calon pembeli datang untuk bertanya harga, sementara rak-rak display sepeda lipat Brompton tersusun rapi.

Awal Kenaikan Penjualan dan Perlahan Penurunan

Salah satu pegawai toko, Olivia (26), mengungkapkan bahwa penjualan sepeda mewah mengalami lonjakan pada masa awal pandemi. Saat itu, banyak orang mencari aktivitas yang aman dan dapat dilakukan di luar rumah. Oleh karena itu, sepeda mewah menjadi incaran.

Namun, setelah masa puncak pandemi terlewati, penjualan mulai menurun. Menurut Olivia, meskipun stok masih datang dalam jumlah besar, barang tidak secepat dulu habis terjual. Ia menyebutkan bahwa sehari bisa laku puluhan unit, namun saat ini hanya 30 persen dari jumlah tersebut. Per minggu, penjualan maksimal hanya 10 unit.

Perubahan Tren Olahraga

Olivia menilai, salah satu faktor penurunan penjualan adalah perubahan tren olahraga. Banyak masyarakat beralih ke olahraga lain seperti padel atau lari, yang dinilai lebih praktis untuk dilakukan di tengah kesibukan kota. Selain itu, kondisi lalu lintas Jakarta yang semakin padat membuat sebagian orang enggan bersepeda di jalan raya.

Sementara itu, sepeda mewah yang dibeli selama masa pandemi kini lebih sering disimpan di rumah atau hanya digunakan sesekali. Untuk mengikuti perubahan tren, One Bike Shop kini tidak hanya menjual sepeda, tetapi juga raket padel yang sedang diminati.

Beradaptasi dengan Tren Baru

“Kita ikuti tren aja, biar terus jalan lah gitu,” ujar Olivia. Harga raket padel yang dijual bervariasi, mulai dari ratusan hingga jutaan rupiah, tergantung merek dan materialnya.

Selain menjual raket padel, toko masih mengandalkan penjualan aksesori seperti pedal yang dijual mulai dari Rp700 ribu hingga Rp1 juta. Helm juga ditawarkan dengan harga mulai dari Rp800 ribuan hingga Rp1 juta. Suku cadang sepeda juga tersedia dengan harga yang beragam.

Toko ini juga tetap menjual perlengkapan padel dan memberikan layanan servis sepeda. Penjualan daring melalui online shop serta WhatsApp juga tetap dilakukan sebagai salah satu strategi untuk tetap bertahan di tengah perubahan tren pasar.