Perbedaan Penjelasan Polisi dan Pemilik Mobil di Nganjuk

Perbedaan Penjelasan Polisi dan Pemilik Mobil di Nganjuk

Perbedaan Pernyataan Mengenai Status Mobil yang Disenggol Debt Collector

Pada peristiwa yang terjadi di Kecamatan Wilangan, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Widi Fitria Hakim mengungkapkan bahwa mobil Nissan Grand Livina yang dikendarainya bukanlah mobil rental. Hal ini bertentangan dengan informasi yang disampaikan oleh Polres Nganjuk sebelumnya.

Widi menegaskan bahwa mobil tersebut adalah milik pribadinya. Ia membeli kendaraan tersebut secara kredit pada Februari 2025. Selama periode Februari hingga Agustus 2025, ia menyatakan bahwa tidak pernah menunggak pembayaran cicilan. Bahkan, ia mengklaim telah membayar cicilan pada tanggal 5 Agustus 2025 pukul 09.00 WIB. Namun, hanya beberapa jam kemudian, pada pukul 15.30 WIB, oknum debt collector mencoba untuk mengambil mobil tersebut.

Peristiwa ini berawal saat beberapa orang dari kelompok debt collector mendatangi Widi dan keluarganya saat mereka singgah di kawasan tersebut. Mereka mengaku bahwa mobil yang dikendarai Widi memiliki tunggakan cicilan. Perselisihan pun terjadi antara Widi dan oknum debt collector.

Momen ini diabadikan oleh Widi menggunakan kamera ponselnya dan kemudian diunggah ke akun media sosial TikTok pribadinya, @Widi Fitria Hakim II. Video tersebut menjadi viral dan menarik perhatian banyak orang. Dalam video tersebut, terlihat tiga orang pria besar mencegat korban yang sedang singgah di masjid. Mereka ingin mengambil mobil korban dengan alasan adanya tunggakan.

Widi menyangkal klaim tersebut dan menyatakan bahwa setiap bulan ia selalu melakukan pembayaran cicilan. Ia juga menunjukkan bukti transfer pembayaran sebagai bukti. Setelah itu, kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikan masalah melalui mediasi di Polsek Wilangan.

Penjelasan Lebih Lanjut Mengenai Keluarga dan Pihak Terkait

Widi juga menjelaskan bahwa Ghiyats Abdunnasheea, suaminya, bukanlah pemilik rental mobil seperti yang diberitakan sebelumnya. Pria tersebut adalah suami Widi yang sedang bersamanya saat kejadian. Mereka sedang dalam perjalanan pulang ke Bandung setelah berwisata di Malang.

Tidak membuat laporan ke polisi, Widi mengungkapkan bahwa saat itu dirinya dan keluarga sedang panik. Di Polsek Wilangan, petugas melakukan mediasi antara Widi dan pihak debt collector. Meski demikian, Widi tetap merasa bahwa langkah yang diambil oleh pihak kepolisian kurang tegas. Ia berharap agar oknum debt collector yang terlibat dalam kasus ini ditindak lebih lanjut agar kejadian serupa tidak terulang lagi.

Dalam video yang diunggah, Widi juga mengungkapkan bahwa setelah datang ke Polsek Wilangan, saudaranya yang merupakan anggota TNI memberikan bantuan. Akhirnya, Widi dilepaskan oleh pihak kepolisian. Namun, ia curiga karena terlihat oknum DC dan pihak Polsek Wilangan saling bercanda gurau. Hal ini menimbulkan ketidakpuasan terhadap penanganan kasus ini.

Tanggapan Warga dan Klarifikasi dari Pengunggah Video

Setelah video tersebut viral, warganet mulai menggeruduk akun media sosial Polsek Wilangan. Mereka menuntut klarifikasi terkait peristiwa yang terjadi. Akhirnya, pengunggah video, yaitu Widi, meminta maaf atas kesalahpahaman yang terjadi. Ia menegaskan bahwa tujuannya bukan untuk menyudutkan pihak kepolisian, melainkan agar Polsek Wilangan bertindak tegas terhadap oknum debt collector yang telah membentak dan mengambil paksa mobilnya.

Widi juga mengingatkan kepada masyarakat untuk tetap waspada terhadap praktik-praktik yang dilakukan oleh debt collector. Menurutnya, hal ini bisa jadi modus kejahatan yang harus diwaspadai. Ia berharap agar pihak berwajib dapat segera mengambil langkah tegas untuk mencegah terulangnya kejadian serupa.