Peringatan Santo dan Santa Pelindung 11 Agustus 2025

Perjalanan Kehidupan Santa Klara dari Asisi
Santa Klara dari Asisi adalah salah satu tokoh suci yang memiliki pengaruh besar dalam sejarah Gereja Katolik. Ia lahir pada tanggal 16 Juli 1194 di Asisi, Italia, dari orang tua yang kaya raya. Ayahnya, Faverone Offreduccio, dan ibunya, Cortolana, memberikan kehidupan yang cukup bagi putrinya. Ibunya pernah melakukan ziarah ke Tanah Suci dan Roma, yang memengaruhi cara pendidikannya terhadap Klara.
Klara tumbuh menjadi seorang gadis yang teguh imannya dan memiliki kepribadian yang kuat. Pendidikannya yang baik membentuk sikapnya terhadap nilai-nilai dunia dan kehidupan spiritual. Kepercayaannya ini kemudian terus berkembang ketika ia bertemu dengan Santo Fransiskus dari Asisi, seorang tokoh suci yang menjalani hidup miskin demi mengikuti ajaran Yesus Kristus.
Fransiskus, yang berasal dari keluarga bangsawan, meninggalkan segala kekayaannya untuk berkhidmat kepada Tuhan. Ia menjalani kehidupan sederhana dan mewartakan Injil kepada semua kalangan, baik kaya maupun miskin. Klara terpesona oleh gaya hidup Fransiskus dan mulai bertanya dalam dirinya: "Mengapa cara hidup yang mulia ini tidak bisa dijalani oleh seorang wanita?" Akhirnya, ia memutuskan untuk mencari jawaban tersebut dengan menemui Fransiskus bersama temannya, Bona.
Setelah mendapatkan bimbingan dari Fransiskus, Klara memperoleh kepastian tentang jalan hidup yang ingin ia jalani. Pada tahun 1212, saat berusia 18 tahun, ia secara diam-diam meninggalkan istana ayahnya untuk bergabung dengan kelompok Fransiskus. Di tengah malam, ia menuju gereja Ratu Para Malaikat di Portiuncula, tempat Fransiskus menyambutnya dengan gembira. Ia diberi jubah kasar sebagai pengganti pakaian yang ia bawa dari rumah. Setelah menyatakan kesediaannya untuk menjalani hidup miskin demi Kristus, Fransiskus memasukkan dia ke sebuah biara Benediktin di Bastia agar terlepas dari pengaruh keluarganya.
Peristiwa ini membuat keluarganya kaget dan khawatir. Ayahnya mengirim orang untuk mencari Klara di setiap biara di kota Asisi. Ketika menemukannya di biara Bastia, mereka mencoba meyakinkannya untuk kembali ke rumah, tetapi Klara menolak dengan tegas.
Tidak lama kemudian, adik perempuan Klara, Agnes, juga datang menemui kakaknya dan akhirnya bergabung. Bahkan, ibunya juga ikut bergabung setelah menjanda. Fransiskus menempatkan mereka sebagai inti dari sebuah biara baru di San Damiano, dekat Asisi. Klara diangkat sebagai pemimpin biara tersebut. Biara ini menjadi awal dari Ordo Suster-Suster Klaris, yang dikenal dengan cara hidup miskin dan penuh doa.
Klara memimpin ordo ini selama 40 tahun dengan penuh dedikasi. Ia menjalani kehidupan miskin yang ditopang oleh doa dan matiraga. Kepercayaannya terhadap kasih dan penyelenggaraan Tuhan terbukti ketika para serdadu Kaisar Frederik II menyerang biaranya. Meski sedang sakit, Klara dengan monstans (wadah Tubuh Kristus) menghadang serdadu-serdadu itu di pintu gerbang. Keajaiban terjadi, dan para serdadu mundur, sehingga suster-suster Klaris selamat.
Dari Sri Paus Gregorius IX, Klara mendapatkan 'privilese kemiskinan', yaitu ijin bagi suster-suster untuk hidup hanya dari derma. Mereka berpuasa sepanjang tahun, kecuali hari Minggu dan hari raya. Klara menolak untuk memiliki milik lebih banyak daripada yang dibutuhkan. Ia menjawab: "Bapa suci, tidak pernah saya ingin dibebaskan dari jalan mengikuti Kristus yang miskin."
Klara meninggal pada tanggal 11 Agustus 1253. Dua tahun setelah kematiannya, Paus Alexander IV menyatakan dia sebagai 'kudus'.
Kisah Santa Susana, Martir
Santa Susana adalah seorang wanita yang jelita dan kaya. Ia dipenggal kepalanya oleh prajurit-prajurit Kaisar Diokletianus karena menolak menikah dengan putra kaisar. Lamaran itu ditolak karena ia masih kafir. Meskipun kaisar mencoba meyakinkan dan mengancamnya, Susana tetap teguh. Akhirnya, ia dibunuh oleh dua imam kafir pada tahun 295.