Pesan Kakak Prada Lucky: Selidiki Kasus Adiknya dengan Transparan

Keluarga Berharap Kasus Kematian Prada Lucky Ditangani Secara Transparan
Novilda Lusiana Hetinina Namo, kakak dari Prada Lucky Cepril Saputra Namo, menyampaikan pesan penting terkait penyelidikan kasus kematian adiknya yang diduga akibat penganiayaan oleh seniornya. Ia meminta agar pihak berwenang menangani kasus ini secara transparan dan terbuka tanpa ada penutupan informasi.
"Kami memohon kepada Bapak Presiden, Bapak Prabowo, Bapak Wakil Presiden, Bapak Panglima, Bapak Kasad, dan Bapak Pangdam untuk mengusut kasus ini dengan segera. Jangan sampai ada yang ditutupi," ujarnya dalam sebuah acara televisi.
Novilda menekankan bahwa tindakan terhadap pelaku harus dilakukan tanpa pandang bulu, bahkan jika pelaku memiliki pangkat yang tinggi. Ia menjelaskan bahwa kehilangan adiknya adalah sesuatu yang tidak bisa digantikan.
"Karena sudah berurusan dengan nyawa. Tidak ada yang bisa menggantikan nyawa adik saya. Tidak ada yang bisa menghidupkan kembali adik saya," tambahnya.
Dalam wawancara tersebut, Novilda juga menceritakan bahwa adiknya pernah menghubunginya melalui telepon saat sedang merasa sakit.
"Adik saya bilang, 'Lusi, saya ada sakit'. Saya sarankan dia untuk segera berobat ke pusat kesehatan agar mendapatkan obat," katanya.
Selain itu, Novilda mengungkap bahwa Prada Lucky pernah bercerita tentang dipukul oleh seniornya.
"Adik saya bilang, 'Lusi, saya kena pukul tadi dari senior'. Katanya, alasannya karena senior merasa dia tidak mau kerja, padahal adik saya sedang lelah dan capek," jelasnya.
Penangkapan Empat Orang Terkait Kematian Prada Lucky
Menurut informasi yang diperoleh, Wakil Kepala Pendam IX/Udayana Letkol (Inf) Amir Syarifudin mengatakan bahwa empat orang telah diamankan terkait kematian Prada Lucky. Mereka adalah prajurit TNI yang bertugas di Batalyon Teritorial Pembangunan 834 Waka Nga Merek, Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Amir menjelaskan bahwa keempat orang tersebut belum ditahan, tetapi hanya diamankan sebagai bentuk antisipasi terhadap tindakan apa pun dari keluarga atau rekan satu angkatan.
"Kita amankan mereka sementara waktu, karena kita ingin mencegah hal-hal yang tidak kita inginkan," ujarnya.
Ia juga menyatakan bahwa motif dan kepastian mengenai dugaan penganiayaan masih dalam proses pendalaman. Meski demikian, pihaknya tetap berkomitmen untuk mengusut kasus ini secara menyeluruh.
Pemeriksaan Lebih Dari 24 Orang
Sementara itu, Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat Brigadir Jenderal TNI Wahyu Yudhayana mengungkapkan bahwa hingga saat ini, lebih dari 24 orang telah diperiksa terkait kasus meninggalnya Prada Lucky.
"Para pemeriksaan dilakukan baik sebagai terduga pelaku maupun saksi," kata Wahyu.
Ia menegaskan bahwa proses hukum akan dilaksanakan sesuai ketentuan apabila ditemukan bukti dan fakta keterlibatan personel TNI dalam kasus ini.
Perjalanan Kematian Prada Lucky
Prada Lucky Namo dilarikan ke RSUD Aeramo, Kabupaten Nagekeo, NTT, pada 2 Agustus 2025 dalam kondisi sadar namun sangat lemah. Saat berada di ruang radiologi, ia sempat memberi tahu dokter bahwa dirinya menjadi korban kekerasan sesama prajurit.
Terdapat beberapa luka seperti lebam, sayatan, dan bekas luka bakar di bagian punggung, tangan, dan kaki. Pada Rabu, 6 Agustus 2025 pukul 11.23 WITA, Prada Lucky dinyatakan meninggal dunia saat dirawat di Ruang IGD RSUD Aeramo.