Pria Tenggelam dalam Racun Bromida Akibat Diet ChatGPT

Kasus Langka Akibat Konsumsi Sodium Bromida
Seorang pria berusia 60 tahun di Amerika Serikat harus dirawat di rumah sakit setelah mengalami gejala psikiatri yang parah, seperti paranoia dan halusinasi. Kondisi ini disebut bromism, yaitu keracunan akibat penumpukan senyawa bromida dalam tubuh. Kejadian ini terjadi setelah pria tersebut mengganti garam meja dengan sodium bromida, sebuah bahan yang biasanya digunakan dalam industri atau pembersihan, bukan untuk konsumsi manusia.
Kasus ini bermula ketika pria tersebut mencari saran diet melalui ChatGPT. Setelah membaca tentang dampak buruk garam meja bagi kesehatan, ia memutuskan untuk melakukan eksperimen pribadi. Ia mengganti seluruh garam meja di rumahnya dengan sodium bromida, meskipun tidak mengetahui bahaya dari bahan tersebut.
Bagaimana Perkembangan Kasusnya?
Setelah tiga bulan menjalani diet baru, kondisi pria tersebut memburuk. Ia datang ke ruang gawat darurat dengan keyakinan bahwa tetangganya sedang meracuninya. Tes laboratorium menunjukkan kadar karbon dioksida tinggi dalam darah serta peningkatan alkalinitas. Awalnya, kadar klorida dalam darah tampak tinggi, tetapi ternyata itu adalah pseudohiperkloremia—hasil palsu akibat kadar bromida yang sangat tinggi mengganggu pembacaan alat.
Selama perawatan, gejala pasien semakin parah. Ia mengalami paranoia berat, halusinasi, sulit tidur, kelelahan, gangguan koordinasi, hingga mencoba kabur dari rumah sakit. Akhirnya, ia ditempatkan dalam perawatan psikiatri paksa dan diberi obat antipsikotik. Setelah terapi cairan, pemantauan elektrolit, dan pengobatan, kondisinya membaik. Dua minggu setelah pulang, kondisinya stabil.
Apa Itu Bromism?
Bromism adalah sindrom keracunan akibat penumpukan bromida di tubuh. Pada abad ke-19 hingga pertengahan abad ke-20, bromida sering digunakan dalam obat resep seperti obat tidur, obat kejang, dan obat penenang. Namun, penyalahgunaan obat-obatan ini menyebabkan kasus bromism dengan gejala seperti gangguan psikiatri, masalah memori, gangguan koordinasi otot, dan reaksi kulit.
Pada 1970–1980-an, badan pengawas obat di AS menarik berbagai bentuk bromida dari peredaran karena efek toksiknya. Meski kasusnya kini jarang, masih ada risiko, terutama akibat suplemen makanan berbromida yang dijual daring.
Pelajaran dari Kasus Ini
Laporan ini menyoroti pentingnya memverifikasi informasi kesehatan dari sumber tepercaya. AI seperti ChatGPT bisa memberikan jawaban yang terlepas dari konteks, yang berpotensi berbahaya jika diikuti tanpa pengecekan lebih lanjut. Para penulis studi menegaskan bahwa AI bisa menjadi jembatan antara ilmuwan dan publik, tetapi juga berisiko menyampaikan informasi keliru jika tidak dipandu oleh konteks yang tepat.
Studi terpisah juga menemukan bahwa model bahasa besar seperti ChatGPT rentan terhadap "serangan halusinasi adversarial", di mana sistem menghasilkan detail klinis palsu yang bisa berbahaya jika digunakan tanpa pengamanan.
Pentingnya Konsultasi Medis
Diet ekstrem tanpa pengawasan medis bisa berujung pada risiko nyawa. Klorida adalah mineral penting bagi tubuh, dan menggantinya sembarangan—terutama dengan senyawa berbahaya seperti sodium bromida—dapat memicu keracunan serius. Selalu konsultasikan perubahan pola makan kepada dokter atau ahli gizi, bukan hanya pada mesin pencari atau chatbot AI.