Produsen Bahan Peledak Rusia Gunakan Perantara Tiongkok untuk Dapatkan Peralatan Siemens

Produsen Bahan Peledak Rusia Gunakan Perantara Tiongkok untuk Dapatkan Peralatan Siemens

Rusia Menghindari Sanksi Internasional dengan Memanfaatkan Perantara Tiongkok

Sejak invasi ke Ukraina pada 24 Februari 2022, Rusia terus menghadapi sanksi internasional yang diberlakukan oleh negara-negara Barat. Namun, laporan menunjukkan bahwa Rusia berupaya menghindari pembatasan tersebut dengan membeli peralatan teknologi dari perusahaan Jerman, Siemens, melalui perantara yang berasal dari Tiongkok.

Perusahaan Siemens, yang bermarkas di Munich, Jerman, adalah salah satu konglomerat industri terbesar di Eropa. Didirikan pada 1 Oktober 1847 oleh Werner von Siemens dan Johann Georg Halske, perusahaan ini awalnya fokus pada sistem telegraf. Seiring waktu, Siemens berkembang menjadi pemimpin global dalam berbagai sektor teknologi seperti otomasi industri, pembangkitan listrik, teknologi medis, kendaraan rel, dan perangkat lunak industri.

Dalam struktur bisnisnya, Siemens memiliki beberapa divisi utama seperti Siemens Healthineers (teknologi medis), Siemens Mobility (transportasi), serta Digital Industries. Perusahaan ini mempekerjakan ratusan ribu karyawan di seluruh dunia dan mencatatkan pendapatan puluhan miliar euro setiap tahunnya.

Laporan Reuters menyebutkan bahwa peralatan Siemens digunakan untuk memperluas Pabrik Oleum Biysk (BOZ) di Siberia Selatan. BOZ merupakan produsen bahan peledak TNT dan HMX, serta terdaftar sebagai pemasok Kementerian Pertahanan Rusia. Perusahaan induknya, YM Sverdlov Plant, adalah perusahaan milik negara yang telah dikenai sanksi oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Pabrik ini didirikan pada 1916 dan dikenal sebagai satu-satunya produsen HMX dan RDX di Rusia, dua jenis bahan peledak berkekuatan tinggi yang digunakan dalam aplikasi militer. Peralatan Siemens dikirimkan ke BOZ melalui perusahaan perantara Rusia bernama Techpribor. Techpribor menandatangani kontrak dengan BOZ pada Oktober 2022 dan menerima peralatan dari pemasok Tiongkok, Huizhou Funn Tek.

Huizhou Funn Tek Co., Limited, yang bermarkas di Kota Huizhou, Provinsi Guangdong, Tiongkok, dikenal sebagai penyedia komponen otomasi industri, termasuk produk Siemens. Perusahaan ini beroperasi sebagai pedagang grosir yang melayani pasar internasional.

Meski memiliki aplikasi sipil, bahan peledak yang diproduksi BOZ juga digunakan untuk memenuhi pesanan pertahanan Rusia. Reuters tidak menemukan bukti bahwa Siemens secara sadar memasok peralatan ke BOZ. Juru bicara Siemens menegaskan bahwa perusahaan mematuhi sanksi internasional secara ketat dan menuntut hal yang sama dari pelanggannya.

Namun, pengiriman mesin buatan Barat ke Rusia membuka celah dalam regulasi sanksi internasional. Konrad Muzyka, direktur konsultan militer Rochan yang berbasis di Polandia, menyatakan bahwa praktik ini membantu Rusia memperpanjang konflik di Ukraina. Tanpa pasokan teknologi tersebut, kapasitas Rusia untuk mempertahankan atau meningkatkan upaya perangnya akan lebih mahal dan membebani pasar tenaga kerja.

Menanggapi situasi ini, Uni Eropa mulai memberlakukan sanksi penuh terhadap perusahaan-perusahaan Tiongkok yang memasok komponen ke sektor pertahanan Rusia pada Desember 2024. Pada 18 Juli 2025, daftar sanksi diperluas dengan memasukkan tujuh perusahaan tambahan dari Tiongkok dan Hong Kong.

Praktik penggunaan perantara Tiongkok oleh Rusia menjadi perhatian serius bagi negara-negara Barat. Mereka terus berupaya menekan kemampuan militer Moskow agar tidak dapat terus memperkuat produksi senjata dan alat perang.