Profil Prajogo Pangestu, Orang Terkaya Asia Tenggara

Featured Image

Profil Prajogo Pangestu, Orang Terkaya di Asia Tenggara

Prajogo Pangestu, seorang pengusaha ternama asal Indonesia, kini menjadi orang terkaya di Asia Tenggara. Pada awal Agustus 2025, kekayaannya mencapai angka yang sangat mengesankan. Berdasarkan data dari Forbes Real Time Billionaires, pada hari Sabtu (9/8/2025), kekayaan Prajogo mencapai 33,8 miliar dolar AS atau sekitar Rp 549 triliun. Angka ini menjadikannya sebagai tokoh dengan kekayaan terbesar di kawasan Asia Tenggara.

Dibandingkan dengan para pengusaha lainnya dari negara-negara seperti Singapura, Vietnam, Malaysia, Thailand, dan Filipina, Prajogo memiliki posisi yang jauh lebih unggul. Misalnya, Goh Cheng Liang, salah satu pengusaha terkaya di Singapura, hanya memiliki kekayaan sebesar 14,9 miliar dolar AS atau sekitar Rp 242 triliun. Sementara itu, Robert Kuok, pendiri Shangri-La Hotels and Resorts, memiliki kekayaan sebesar 12,7 miliar dolar AS atau sekitar Rp 206 triliun.

Latar Belakang dan Perjalanan Karier Prajogo Pangestu

Prajogo Pangestu lahir pada 13 Mei 1944 di Bengkayang, Kalimantan Barat. Nama aslinya adalah Phang Djoen Phen, dan ia berasal dari keluarga Hakka yang memiliki akar dari Guangdong, Tiongkok. Sebelum menjadi seorang pengusaha sukses, Prajogo pernah menempuh pendidikan di Sekolah Tionghoa di Indonesia.

Pada tahun 1965, ia pindah ke Jakarta dan memulai kariernya di Djajanti Group, sebuah perusahaan kayu yang dimiliki oleh Burhan Uray. Pada tahun 1970, ia bergabung dengan perusahaan tersebut dan kemudian ditunjuk sebagai General Manager PT Nusantara pada 1976. Namun, ia memutuskan untuk keluar dan membangun bisnis sendiri pada 1977.

Berkembangnya Bisnis Barito Pacific Timber

Bisnis yang didirikan Prajogo, Barito Pacific Timber, berhasil berkembang pesat. Pada akhir 1970-an, perusahaan ini menjadi perusahaan kayu terbesar di Bursa Efek Indonesia pada 1993. Pada tahun 2007, nama perusahaan diubah menjadi Barito Pacific setelah melakukan diversifikasi bisnis yang mencakup sektor energi, petrokimia, dan sumber daya alam.

Barito Pacific juga mengakuisisi 70 persen saham perusahaan petrokimia Chandra Asri pada 2007. Chandra Asri kemudian bergabung dengan Tri Polyta Indonesia, sehingga menjadi salah satu produsen petrokimia terintegrasi terbesar di Indonesia. Selain itu, perusahaan ini memperluas bisnisnya ke sektor energi terbarukan melalui Barito Renewables Energy, yang mengendalikan salah satu korporasi panas bumi terbesar di dunia, yaitu Star Energy.

Kepemilikan Saham dan Pengembangan Bisnis

Prajogo juga mengendalikan perusahaan swasta di Singapura bernama Green Era. Pada tahun 2022, Green Era membeli 33,33 persen saham Star Energy dari BCPG Thailand senilai 440 juta dolar AS. Langkah ini membuat Prajogo memiliki kendali penuh atas perusahaan tersebut.

Pertumbuhan Kekayaan Prajogo

Selama beberapa tahun terakhir, kekayaan Prajogo terus meningkat. Pada 2017, kekayaannya mencapai 1,8 miliar dolar AS atau sekitar Rp 29,2 triliun. Pada 2018, jumlahnya meningkat menjadi 2,9 miliar dolar AS atau sekitar Rp 47 triliun. Di tahun 2019 dan 2020, kekayaannya mencapai 3,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp 56,8 triliun. Pada 2021, jumlahnya naik menjadi 6,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp 105 triliun. Meskipun turun sedikit pada 2022 dan 2023, pada 2024, kekayaannya meningkat drastis menjadi 43,3 miliar dolar AS atau sekitar Rp 703 triliun.

Perlu dicatat bahwa konversi kekayaan di atas menggunakan kurs per hari Sabtu (9/8/2025) yaitu 1 dolar AS = Rp 16.252.