Renungan Pagi 10 Agustus 2025: Jiwaku Memuji Tuhan

Renungan Katolik Minggu 10 Agustus 2025
Pada hari ini, kita merayakan Hari Raya Bunda Maria diangkat ke Surga. Meskipun biasanya dirayakan setiap tanggal 15 Agustus, kali ini Gereja Katolik di Indonesia memajukannya pada hari Minggu Biasa ke-XIX/C. Tujuan dari perayaan ini adalah untuk membantu umat beriman lebih dekat kepada Tuhan Yesus Kristus melalui Bunda Maria. Kita diajak untuk merenungkan perbuatan besar yang dilakukan Allah bagi Maria, Bunda Kristus dan Bunda seluruh umat beriman.
Maria dipilih oleh Allah sejak awal mula untuk menjadi Bunda Putera-Nya, Yesus Kristus. Untuk itu, Allah menghindarkan dia dari noda dosa asal dan mengangkatnya jauh di atas para malaikat dan orang kudus. Paus Pius XII dalam Konstitusi Apostolik Munificentissimus Deus menulis bahwa Bunda Tuhan yang tak bernoda, Perawan Maria yang tetap perawan, setelah menyelesaikan perjalanan hidupnya di dunia, diangkat tubuh dan jiwanya ke dalam kemuliaan surgawi. Bunda Maria adalah orang kudus yang tubuh dan jiwanya diangkat ke dalam kemuliaan surgawi. Ia menunjukkan teladan kekudusan bagi kita dan kita pun akan menjadi serupa dengannya kelak.
Konsili Vatican II juga menegaskan dogma tersebut dengan menyatakan bahwa Perawan tak bernoda, yang tidak pernah terkena oleh segala cemar dosa asal, sesudah menyelesaikan perjalanan hidupnya di dunia, telah diangkat melalui kemuliaan di sorga beserta badan dan jiwanya. Ia telah ditinggikan oleh Tuhan sebagai Ratu alam semesta, supaya secara lebih penuh menyerupai Puteranya, Tuan di atas segala tuan, yang telah mengalahkan dosa dan maut.
Dalam Kitab Wahyu, kita melihat gambaran seorang perempuan berselubungkan matahari dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya. Perempuan itu sedang mengandung dan merasakan kesakitan menjelang ia bersalin. Perempuan itu akhirnya melahirkan seorang Anak laki-laki yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi. Anak laki-laki itu direnggut dan dibawa lari kepada Allah dan kepada takhta-Nya. Sedangkan perempuan itu lari ke padang gurun di mana Tuhan Allah sendiri sudah menyediakan tempat baginya.
Dalam pandangan Kristiani, perempuan ini adalah gambaran dari Bunda Maria sendiri. Ia mengandung dan melahirkan Yesus, sang Terang sejati yang nantinya akan mengalahkan kegelapan maut dan semua kejahatan di atas dunia. Tuhan Yesus adalah Anak Allah yang lahir bagi manusia. Ia adalah satu-satunya penyelamat kita. Bunda Maria sendiri sudah berada di tempat yang disediakan Allah baginya.
Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus mengakui bahwa Kristus adalah buah sulung, sesudah itu mereka yang menjadi miliknya. Perkataan Paulus ini berkaitan dengan kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati. Paulus menghubungkan pengalaman Adam yang jatuh ke dalam dosa asal dan berpengaruh terhadap seluruh hidup manusia dari segala generasi. Adam hanya satu orang yang jatuh ke dalam dosa dan menyebabkan semua orang berdosa. Yesus Kristus tidak berbuat dosa, namun Ia rela wafat dan bangkit untuk menyelamatkan semua manusia yang berdosa. Manusia pun akan hidup kembali bersama Yesus, satu-satunya yang bangkit dari kematian. Orang-orang mati hidup dalam persekutuan dengan Adam, sedangkan orang-orang yang hidup akan bersatu dengan Kristus. Kristus menjadi Raja dan semua makhluk tunduk kepada-Nya. Tuhan Yesus memang luar biasa. Kebangkitan-Nya membebaskan dan menghidupkan kita semua. Jiwa kita hendaknya memuliakan Tuhan selama lamanya.
Penginjil Lukas melukiskan bagaimana Bunda Maria menjadi pelayan bagi keluarga Elizabeth. Setelah menerima khabar sukacita, ia bergegas ke Ayin Karem, untuk melayani Elizabeth saudaranya yang sedang siap untuk melahirkan Yohanes Pembaptis. Perjumpaan Bunda Maria dan Elizabeth adalah perjumpaan penuh sukacita sebagai abdi Tuhan. Maria dan Elizabeth adalah dua wanita yang sama-sama mengalami kehadiran Roh Kudus. Sebab itu ketika Bunda Maria menyalami Elizabeth maka Elizabeth pun penuh dengan Roh Kudus dan bersukacita. Yohanes yang berada dalam kandungan Elizabeth pun melonjak kegirangan ketika berjumpa dengan Yesus dalam kandungan Maria. Elizabeth bersukacita dan dengan iman berkata: “Berbahagialah ia yang telah percaya sebab Firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana”. Bunda Maria menunjukkan rasa syukur kepada Tuhan dengan mengatakan Magnificatnya.
Semoga jiwa Bunda Maria dan jiwa kita memuliakan Tuhan selama-lamanya.
Doa
Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, Engkau telah mengangkat Bunda Putera-Mu, Santa Perawan Maria yang tiada bernoda dengan jiwa dan raganya ke dalam kemuliaan surga. Kami mohon dengan rendah hati, semoga hati dan budi kami selalu terarah kepada-Mu, agar kami pun pantas menikmati kemuliaan, yang telah Kauberikan kepadanya. Demi Yesus Kristus...Amin.