Ruben Amorim Ungkap 2 Alasan Garnacho Harus Pergi dari MU!

Featured Image

Ruben Amorim Akui Hubungan dengan Alejandro Garnacho Tidak Harmonis

Pelatih Manchester United, Ruben Amorim, akhirnya angkat bicara mengenai kabar hengkangnya Alejandro Garnacho dari Old Trafford pada bursa transfer musim panas ini. Meski mengakui bakat luar biasa yang dimiliki oleh pemain muda asal Argentina itu, Amorim menyatakan bahwa hubungan antara keduanya sudah tidak harmonis. Hal ini membuat keputusan untuk berpisah menjadi pilihan paling realistis.

Garnacho memang menjadi salah satu pemain muda yang diandalkan oleh klub dalam beberapa musim terakhir. Ia telah mencatatkan total 144 penampilan dengan torehan 26 gol dan 22 assist di semua ajang. Bahkan, dalam semusim terakhir saja, ia berhasil mencetak 11 gol dan memberikan 10 assist. Namun, prestasi tersebut ternyata tidak bisa menghindarkan konflik internal antara pemain dan pelatih.

Faktor Pertama: Ketidakpuasan atas Pemanggilan ke Starting XI

Menurut laporan dari Sports Mole, faktor pertama dari konflik ini adalah saat Garnacho tidak dimasukkan ke dalam starting XI Manchester United untuk laga final Liga Europa melawan Tottenham Hotspur. Keputusan Amorim membuat Garnacho merasa tidak puas, bahkan sempat memberikan komentar tajam kepada sang pelatih seusai pertandingan. Selain itu, agen serta kakak kandungnya juga melontarkan kritik pedas terhadap Amorim.

Sejak saat itu, hubungan antara Amorim dan Garnacho mulai retak. Pelatih asal Portugal tersebut kemudian memberi izin kepada Garnacho untuk mencari klub baru di musim panas ini. Terbukti, pemain tersebut tidak dibawa dalam tur pramusim Manchester United ke Amerika Serikat.

Dalam pernyataannya kepada wartawan, Amorim mencoba bersikap objektif dan mengakui kualitas Garnacho. “Garnacho, semua orang bisa melihat betapa bertalentanya dia. Dia anak yang sangat berbakat,” ujarnya. “Namun kadang dalam sepak bola, segala sesuatunya tidak berjalan sesuai rencana dan sulit dijelaskan.”

Faktor Kedua: Perbedaan Visi dan Kepemimpinan

Amorim menjelaskan bahwa perbedaan visi dan kepemimpinan menjadi akar dari persoalan. “Saya merasa, dan saya pikir semua bisa melihat, Garnacho ingin sesuatu yang berbeda. Dia ingin berada dalam sistem kepemimpinan yang berbeda. Saya bisa memahaminya. Itu hal yang wajar dalam sepak bola,” katanya.

Ia menambahkan, “Kadang kamu merasa cocok dengan satu pelatih, kadang tidak. Ada kalanya kamu butuh tantangan baru. Jadi kami mencoba mencari solusi terbaik untuk semua pihak – klub, pelatih, dan tentu saja si pemain. Ini adalah proses alami dalam dunia sepak bola.”

Chelsea sebagai Destinasi Favorit

Meskipun banyak klub tertarik untuk memboyong Garnacho, Chelsea disebut-sebut sebagai destinasi yang paling difavoritkan oleh sang pemain. Media melaporkan bahwa Garnacho bahkan telah memberikan 'prioritas total' kepada klub asal London tersebut, yang baru saja menjuarai Piala Dunia Antarklub 2025.

Namun hingga kini, kesepakatan antara kedua klub masih belum tercapai. Chelsea dikabarkan hanya bersedia membayar 30 juta Poundsterling untuk mendapatkan Garnacho. Sementara Manchester United sebelumnya mematok harga sekitar 70 juta Poundsterling—angka yang masih jauh dari tawaran The Blues.

Selain Chelsea, klub-klub seperti Aston Villa, Tottenham Hotspur, Napoli, Atletico Madrid, dan Bayern Munich juga memantau situasi Garnacho. Namun hingga kini, belum ada tawaran yang benar-benar mendekati nilai yang diinginkan pihak United.

Dampak bagi Manchester United

Kepindahan Garnacho tentu menjadi kehilangan besar bagi Manchester United, mengingat usianya yang baru 21 tahun dan potensi luar biasa yang dimilikinya. Namun keputusan Amorim tampaknya sudah bulat, terutama setelah dinamika internal yang dinilai sudah tidak sehat untuk kelangsungan tim.

Garnacho bukan satu-satunya pemain bintang yang kemungkinan akan meninggalkan Old Trafford pada jendela transfer kali ini. Nama-nama seperti Jadon Sancho dan Antony juga disebut-sebut akan dijual, seiring dengan rencana Amorim untuk merombak total skuad setelah musim 2024/2025 yang berakhir di posisi ke-15 klasemen Premier League.

Langkah ini menandai awal dari era baru di bawah kepemimpinan Ruben Amorim, yang secara terbuka menegaskan bahwa ia ingin membangun ulang budaya dan karakter skuad Setan Merah. Dalam pernyataan sebelumnya, ia bahkan menargetkan bertahan selama 20 tahun dan membawa United kembali menjadi raja di Inggris dan Eropa.

Namun tentu, melepaskan pemain sekelas Garnacho bukanlah keputusan ringan. Ini adalah pertaruhan besar yang hanya bisa dibenarkan jika Amorim berhasil membawa Manchester United bangkit dan kembali bersaing di level tertinggi.

Kini, bola berada di tangan manajemen dan pelatih. Apakah Garnacho akan benar-benar berseragam Chelsea musim depan? Ataukah salah satu klub peminat lainnya akan datang dengan tawaran mengejutkan? Yang pasti, sang pemain telah mantap melangkah keluar dari pintu Old Trafford.

Garnacho sendiri belum memberikan komentar resmi terkait kepergiannya. Namun dengan segala dinamika yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir, perpisahan ini tampaknya tinggal menunggu waktu saja.