Siapa Saja Senior Prada Lucky Namo yang Viral Diduga Terlibat Kasus Penganiayaan

Featured Image

Kasus Kematian Prada Lucky Namo yang Menimbulkan Kontroversi

Kasus kematian anggota TNI, Prada Lucky Namo, terus menjadi perhatian masyarakat luas. Informasi mengenai dugaan penganiayaan yang menyebabkan kematiannya beredar di media sosial dan menimbulkan pertanyaan besar tentang disiplin di lingkungan militer. Pada 6 Agustus 2025, Prada Lucky Namo dinyatakan meninggal dunia setelah kondisi kesehatannya memburuk secara drastis. Spekulasi kuat mengarah pada tindakan kekerasan dari rekan seniornya sendiri.

Kronologi Kematian yang Menyedihkan

Prada Lucky Chepril Saputra Namo adalah korban yang menjadi pusat perhatian. Dari informasi yang beredar, kondisi kesehatannya mulai memburuk pada malam hari sekitar pukul 23.30 WITA. Ia dipindahkan ke ruang ICU karena penurunan kesehatan yang signifikan. Upaya medis segera dilakukan; ventilator dipasang pada tubuhnya sekitar pukul 4:47 WITA tanggal 5 Agustus 2025 untuk mendukung sistem pernapasannya. Namun, sayangnya, semua upaya tersebut tidak cukup untuk menyelamatkan nyawanya, dan ia meninggal keesokan harinya.

Kejadian ini semakin rumit karena adanya dugaan penganiayaan sebelum kematian. Menurut informasi yang beredar, Prada Lucky Namo diduga menjadi korban pemukulan oleh beberapa seniornya. Kekerasan ini melibatkan alat seperti selang dan pukulan tangan kosong. Hal ini memicu pertanyaan besar tentang disiplin di lingkungan militer dan bagaimana hal seperti ini bisa terjadi di antara sesama anggota TNI.

Penting untuk diketahui bahwa kronologi seperti ini bukan hanya menyedihkan, tetapi juga menjadi pengingat akan pentingnya pengawasan ketat di institusi militer. Kasus penganiayaan antar anggota sering kali berakar dari budaya senioritas yang ekstrem. Jika tidak ditangani, hal ini bisa merusak citra TNI sebagai pelindung negara. Masyarakat berharap penyelidikan mendalam bisa membawa keadilan, sekaligus mencegah kejadian serupa di masa depan.

Daftar Nama Senior yang Diduga Terlibat

Informasi tentang pelaku dugaan penganiayaan ini terungkap melalui sebuah tangkapan layar yang viral lewat akun Facebook Yeri Everson Pulinggomang. Di sana, disebutkan bahwa pemukulan menggunakan selang melibatkan belasan orang. Berikut adalah daftar lengkap nama-nama senior Prada Lucky Namo yang diduga ikut serta dalam tindakan tersebut:

  • Letda Inf Thariq Singajuru
  • Sertu Rivaldo Kase
  • Sertu Andre Manoklory
  • Sertu Defintri Arjuna Putra Bessie
  • Serda Mario Gomang
  • Pratu Vian Illi
  • Pratu Rivaldi
  • Pratu Rofinus Sale
  • Pratu Piter
  • Pratu Jamal
  • Pratu Ariyanto
  • Pratu Emanuel
  • Pratu Abner Yetersen
  • Pratu Petrus Nong Brian Semi
  • Pratu Emanuel Nibrot Laubura
  • Pratu Firdaus

Selain itu, ada empat nama lain yang diduga melakukan pemukulan langsung dengan tangan kosong, yaitu:

  • Pratu Petris Nong Brian Semi
  • Pratu Ahmad Adha
  • Pratu Emiliano De Araojo
  • Pratu Arpianto Rede Raja

Daftar nama yang diduga terlibat ini bisa saja menjadi bukti awal yang beredar di publik, meskipun masih menunggu konfirmasi resmi dari pihak berwenang. Nama-nama ini mencakup berbagai pangkat, mulai dari Letda hingga Pratu, yang menunjukkan keterlibatan lintas level dalam dugaan kekerasan tersebut.

Reaksi Masyarakat dan Komentar Netizen

Unggahan yang membongkar daftar nama ini berasal dari akun Facebook Yeri Everson Pulinggomang, diposting pada 8 Agustus 2025. Sejak itu, postingan tersebut langsung menuai reaksi heboh dari pengguna media sosial. Banyak yang menyuarakan kekecewaan dan tuntutan keadilan atas kematian Prada Lucky Namo.

Beberapa komentar mencolok antara lain: "Negara hukum, bukan negara pembunuh," kata akun Jumia Misa, menekankan prinsip hukum yang harus ditegakkan. Lainnya, seperti akun Nita Dengi, berkomentar, "Biasa, apapun sanksi yang mereka terima tidak sebanding dengan nyawa yang sudah hilang," menyiratkan bahwa hukuman apapun terasa kurang cukup.

Sementara akun Polsen Gabriel Norix Lay menambahkan, "Mau alasan apapun jangan main hakim sendiri, kita negara hukum kan ada hukum militernya," menyoroti pentingnya proses hukum yang adil.

Reaksi ini mencerminkan keresahan masyarakat terhadap isu kekerasan di lingkungan militer, yang sering kali dianggap sebagai "rahasia internal".