Simulasi Kecelakaan Laut di Labuan Bajo, Polisi dan SAR Selamatkan Wisatawan Terjatuh

Simulasi Penyelamatan Orang Terjatuh ke Laut di Perairan Labuan Bajo
Satuan Polisi Perairan dan Udara (Sat Polairud) Polres Manggarai Barat bekerja sama dengan Tim SAR gabungan menggelar simulasi penyelamatan orang yang terjatuh ke laut di Perairan Labuan Bajo. Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan kesiapan dan koordinasi antar instansi dalam menangani potensi kecelakaan laut yang sering terjadi di kawasan tersebut.
Simulasi ini melibatkan berbagai pihak, termasuk Sat Polairud Polres Mabar, Basarnas, Lanal Labuan Bajo, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP), Koramil 1612-02/Komodo, Kantor Imigrasi Labuan Bajo, Kesehatan Pelabuhan, Hotel Katamaran, serta pelaku wisata. Selain itu, beberapa fasilitas pendukung seperti speed boat, rigid inflatable boat (RIB), rescue car, dan mobil ambulance juga turut digunakan dalam simulasi ini.
Kasat Polairud Polres Mabar, AKP Dimas Yusuf Fadhillah Rahmanto, S.Tr.K., S.I.K., menjelaskan bahwa simulasi ini bertujuan untuk memperkuat kemampuan personil dalam menangani kejadian laka laut. Dalam skenario yang disiapkan, korban dianggap jatuh dari kapal pinisi saat sedang berwisata di perairan Labuan Bajo. Setelah menerima informasi, Tim SAR langsung menuju lokasi kejadian menggunakan kapal untuk melakukan evakuasi.
Selain itu, simulasi juga mencakup skenario lainnya, seperti kejadian orang yang terjatuh di sekitar pelabuhan maupun di tengah laut. Untuk penanganan di sekitar pelabuhan, diperagakan cara penyelamatan menggunakan life buoy atau pelampung penolong yang tersedia di dermaga maupun ponton. Sementara itu, penyelamatan di tengah laut melibatkan Tim SAR gabungan dan tenaga kesehatan pelabuhan yang siap standby di kapal maupun speedboat.
AKP Dimas menekankan pentingnya simulasi ini sebagai bentuk latihan yang dapat menjadi pedoman dalam operasi nyata. Ia menyebutkan bahwa tanpa adanya demonstrasi, personil tidak akan tahu bagaimana cara menangani situasi darurat secara efektif.
Selain kemampuan SAR laut, personil gabungan juga diberikan pemahaman tentang evakuasi medis dasar. Materi yang diberikan mencakup pertolongan pertama, anatomi, penilaian dan pemeriksaan korban, pemindahan korban, penanganan cedera dan luka, RJP (resusitasi jantung paru), hingga terapi oksigen. Menurut AKP Dimas, penanganan awal yang benar sangat penting agar korban bisa selamat sebelum dibawa ke rumah sakit.
Tujuan utama dari simulasi ini adalah meningkatkan kesiapan dan sinergi antar instansi dalam menghadapi kecelakaan laut di wilayah Perairan Labuan Bajo, khususnya di kawasan Taman Nasional Komodo (TNK). Karena daerah ini merupakan salah satu destinasi pariwisata super premium yang ramai dikunjungi oleh wisatawan, keselamatan dan kenyamanan pengunjung menjadi prioritas utama.
AKP Dimas menambahkan bahwa simulasi ini dilaksanakan karena maraknya kejadian laka laut di kawasan tersebut. Sejak Januari hingga Juli 2025, tercatat lima kejadian laka laut dengan total korban sebanyak 27 orang. Dari jumlah tersebut, 23 orang tidak mengalami cedera, tiga orang mengalami luka-luka, dan satu orang meninggal dunia.
Faktor-faktor penyebab kecelakaan laut antara lain cuaca buruk, kelalaian manusia, dan faktor lainnya. Melalui simulasi ini, diharapkan kerja sama antarpotensi SAR dapat lebih baik lagi sehingga penanganan laka laut menjadi lebih efektif dan efisien.