Siswi Meninggal Saat Ikut Acara di Rumah Dinas Bupati, Pemkab Tak Siapkan Ambulans

Kecelakaan yang Menimpa Siswa dan Imam Masjid
Sebuah insiden tragis terjadi di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, ketika seorang siswi SD meninggal dunia setelah tertimpa dahan pohon saat mengikuti acara jalan sehat. Peristiwa ini menimpa Yasinta Dwi Amira (11), siswa kelas V SDN Demangan 1, yang berasal dari Jalan A Yani, Kelurahan Demangan. Ia tewas setelah tertimpa dahan pohon trembesi di halaman rumah dinas Bupati saat menunggu undian dalam rangka hari koperasi.
Ironisnya, kejadian tersebut berlangsung tanpa adanya penanganan medis yang memadai. Yasinta dibawa menggunakan mobil pikap menuju rumah sakit, bukan ambulans. Hal ini menyebabkan kondisinya memburuk secara signifikan. Saat tiba di rumah sakit, ia mengalami pendarahan parah di bagian belakang kepala hingga akhirnya mengalami henti jantung dan meninggal dunia.
Tidak Ada Permintaan Tenaga Medis
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan, Nur Hotibah, menjelaskan bahwa panitia kegiatan jalan sehat tidak mengajukan permintaan tenaga medis dan ambulans ke Dinkes. "Saya sudah cek, belum ada surat masuk ke Dinkes. Bahkan saya cek lagi karena takut kelewat, ternyata di aplikasi ataupun yang manual juga tidak ada," ujarnya.
Menurut Nur Hotibah, biasanya setiap ada kegiatan dengan peserta banyak, pihak penyelenggara akan mengajukan permintaan petugas P3K ke Dinkes. Namun, untuk acara jalan sehat kali ini, hal tersebut tidak dilakukan. "Biasanya setiap ada kegiatan dari organisasi atau pihak lain itu mengajukan permintaan petugas P3K ke Dinkes, setelah itu kami tindaklanjuti ke PSC atau teman-teman di 22 puskesmas yang ada," tambahnya.
Penyelenggara Acara Tidak Menjawab Konfirmasi
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, dan Perdagangan (Diskop Umdag), Achmad Siddik, menjelaskan bahwa kegiatan tersebut dilaksanakan oleh Dewan Koperasi Indonesia Daerah (Dekopinda) Bangkalan. "Mohon maaf, kegiatan tadi pelaksananya bukan kami, silakan konfirmasi ke pak Yoyok (Ishak Sudibyo)," tuturnya.
Hingga berita ini diturunkan, Ketua Dekopinda Bangkalan, Ishak Sudibyo, belum memberikan tanggapan saat dihubungi. Telepon yang dilakukan oleh Kompas.com juga tidak diangkat.
Kasus Serupa di Brebes
Di Brebes, Jawa Tengah, kasus serupa juga terjadi. Seorang imam masjid bernama Ruswad mengalami kecelakaan pada Selasa (10/6/2025) malam di jalan Ketanggungan-Jatibarang. Ia mengalami luka serius dan dilarikan ke Rumah Sakit Amanah Mahmudah (RSAM) Sitanggal, Brebes.
Karena kondisi lukanya yang parah dan kritis, pihak rumah sakit merujuk Ruswad ke rumah sakit lain yang dianggap lebih mampu menangani kondisi korban. Namun, saat dibawa ke rumah sakit lain, Ruswad dibawa menggunakan mobil pikap, bukan ambulans.
Keluarga Kecewa dengan Penggunaan Mobil Pikap
Keponakan korban, Hadi Kusuma (40), menjelaskan bahwa setelah kecelakaan, Ruswad dilarikan ke RSAM Sitanggal menggunakan mobil pikap. Setibanya di rumah sakit, korban langsung dibawa ke ruang IGD. Namun, karena kondisi kritis dan fasilitas serta dokter spesialis di rumah sakit tersebut dinilai kurang memadai, pihak rumah sakit memutuskan untuk merujuk korban ke rumah sakit lain.
Saat hendak dirujuk, keluarga korban meminta agar difasilitasi ambulans. Namun, pihak RSAM menganggap bahwa penggunaan ambulans akan memakan waktu karena harus menyiapkan peralatan. "Pihak keluarga bahkan mau sempat mengasih uang supaya buat beli bensin untuk ambulansnya. Tapi dari pihak rumah sakit juga sampai dengan saat itu enggak mengizinkan," kata Hadi Kusuma.
Tanggapan dari Rumah Sakit
Direktur RSAM Sitanggal, Muhammad Baihaqi Rahmatika, menjelaskan bahwa pasien datang menggunakan mobil pikap dan langsung ditangani di ruang IGD. Ia menekankan bahwa kondisi korban sangat kritis, dengan patah tulang, cedera di kepala, dan pendarahan di mulut, sehingga harus segera dirujuk.
"Kondisi pasien kritis sehingga butuh segera penanganan di rumah sakit yang fasilitasnya memadai. Berharap masih ada waktu untuk dibawa ke rumah sakit yang ada fasilitas penunjang," ujarnya.
Terkait penggunaan ambulans, Baihaqi menjelaskan bahwa banyak persiapan yang harus dilakukan, seperti pemasangan infus dan tabung oksigen. Ia juga menyampaikan bahwa pihak keluarga telah diberitahu mengenai kondisi pasien dan setuju untuk segera dirujuk.
Atas insiden ini, Baihaqi menyampaikan permohonan maaf atas pelayanan yang dianggap kurang maksimal. Ia berkomitmen untuk memperbaiki pelayanan RSAM agar lebih baik di masa mendatang. "Kami berkomitmen akan memperbaiki pelayanan kami untuk masyarakat Sitanggal dan sekitarnya. Kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya," tutupnya.