Stok Beras Premium Menipis, Kemendag Imbau Pemilik Toko Waspadai

Featured Image

Peritel Mulai Berhati-hati dalam Menjual Beras Premium

Di tengah kekhawatiran mengenai kualitas beras premium yang ditemukan tidak sesuai standar, peritel di Indonesia mulai lebih waspada dalam menjual produk tersebut. Hal ini terkait dengan adanya temuan beras oplosan yang menimbulkan ketidakpuasan konsumen dan risiko bagi para pelaku usaha.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Iqbal Shoffan Shofwan menyampaikan bahwa saat ini peritel lebih berhati-hati dalam menerima pasokan beras premium dari pemasok (supplier). Meski demikian, dia memastikan bahwa anggota Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) tetap menjual beras premium di toko ritel modern. Langkah ini dilakukan setelah menerima surat dari Badan Pangan Nasional (Bapanas).

“Aprindo sebenarnya tidak menarik beras premium dari ritel, tapi mereka lebih berhati-hati dalam menerima beras baru dari supplier. Mereka melakukan pengecekan agar tidak ada masalah di akhir,” ujar Iqbal.

Proses verifikasi ini mencakup beberapa aspek, seperti kemasan, volume, dan standar mutu beras SNI. Para peritel harus memastikan bahwa informasi yang tercantum di kemasan sesuai dengan isi yang sebenarnya. Proses ini memang membuat stok beras premium di gerai ritel menjadi sedikit terbatas, karena proses verifikasi memakan waktu.

Iqbal menegaskan bahwa tujuan dari verifikasi ini adalah untuk melindungi baik konsumen maupun peritel. “Tujuannya baik agar mereka aman dalam menjual dan konsumen juga nyaman membelinya,” jelasnya.

Selain itu, kemungkinan besar peritel akan meretur beras premium yang tidak sesuai dengan spesifikasi. Namun, jika beras tersebut sesuai dengan informasi kemasan, maka peritel akan tetap menjualnya.

Penyesuaian Harga dan Imbauan dari Bapanas

Sementara itu, Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) Kemendag Moga Simatupang menjelaskan bahwa pemerintah telah memerintahkan agar beras premium tetap tersedia di toko ritel. Selain itu, harga beras premium juga harus disesuaikan dengan kualitasnya.

Moga menyatakan bahwa langkah ini dilakukan agar tidak terjadi kelangkaan beras di pasar. “Pemerintah tidak meminta menarik beras premium. Yang penting adalah ritel modern menyesuaikan harga terhadap komoditas beras yang tidak sesuai takaran dan mutunya,” jelasnya.

Sebelumnya, Aprindo telah memastikan bahwa beras premium tidak akan ditarik dari toko ritel. Ketua Umum Aprindo Solihin menyebutkan bahwa Bapanas telah mengeluarkan surat imbauan kepada seluruh ritel untuk tidak menarik beras premium dari display. Surat tersebut berlaku hingga 31 Juli 2025.

Solihin juga menyampaikan bahwa merek beras yang telah diumumkan oleh Satuan Tugas (Satgas) Pangan tetap dipasarkan di setiap gerai. Namun, ia mengungkapkan bahwa beras dengan merek private label, seperti Alfamart dan Alfamidi, sementara waktu ditarik dari display.

“Karena ini menyangkut nama merek kita. Kita tidak ingin mengambil risiko lebih jauh,” ujarnya.

Stok Beras Premium Masih Aman

Meski beberapa merek ditarik sementara, Solihin memastikan bahwa stok beras premium di gerai ritel masih tersedia dan aman untuk kebutuhan masyarakat. Menurutnya, meskipun service level-nya belum sepenuhnya penuh, tidak ada lonjakan pembelian yang signifikan.

“Stok beras premium di ritel masih ada. Sampai saat ini tidak ada lonjakan pembelian,” kata Solihin.

Dengan langkah-langkah ini, diharapkan para peritel dapat menjual beras premium dengan aman dan memberikan kepercayaan kepada konsumen.