Strategi Data dan AI Membentuk Transformasi Digital Indonesia

Peran Data dan Kecerdasan Buatan dalam Transformasi Digital Indonesia
Di tengah percepatan transformasi digital di Indonesia, pentingnya pengelolaan data yang strategis dan perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) menjadi fokus utama. Ganapathy Krishnamoorthy, Vice President dan General Manager Amazon Web Service (AWS) Database Services, menyoroti peran kunci dari AI sebagai pendorong utama inovasi di berbagai sektor.
Menurutnya, kebutuhan pelanggan saat ini tidak hanya terkait keamanan dan ketersediaan infrastruktur data, tetapi juga efisiensi waktu dan biaya. Dalam sesi diskusi bersama media di Jakarta, ia menjelaskan bahwa pelanggan sering kali meminta standar keamanan yang tinggi dan infrastruktur yang bisa diandalkan untuk selalu tersedia.
Namun, salah satu tantangan utama yang dihadapi pelanggan adalah keterbatasan waktu. Mereka menginginkan sistem yang mudah dikelola sehingga waktu yang dimiliki dapat digunakan untuk menciptakan pengalaman pelanggan yang lebih baik atau menghasilkan nilai bisnis yang signifikan.
AWS merespons kebutuhan ini dengan menyediakan solusi database yang mudah dikelola, efisien secara biaya, dan mampu mendukung pemanfaatan data untuk analitik dan kecerdasan buatan. Pelanggan ingin data yang ada dalam sistem operasional mereka dapat dengan mudah diakses untuk analitik, AI, serta pengalaman berbasis agen (agentic experiences).
Generative AI dan Agentic AI Jadi Tren Dominan
Melihat ke masa depan, Ganapathy memprediksi bahwa generative AI dan agentic AI akan menjadi dua tren utama dalam lanskap digital Indonesia dalam dua hingga tiga tahun ke depan. Untuk menjawab tren ini, AWS telah meluncurkan platform Bedrock dan Agent Core, yang memberikan akses kepada pengembang di Indonesia dan dunia untuk memanfaatkan model AI global.
Di platform Bedrock, pengguna dapat mengakses model dari Anthropic, OpenAl, dan bahkan model Tiongkok seperti DeepSeek. Semua model ini tersedia agar dapat langsung dimanfaatkan untuk mengubah teknologi canggih menjadi nilai nyata.
Ganapathy menekankan pentingnya proses literasi cepat dalam pengembangan AI, mulai dari ide, proof of concept, hingga peluncuran berskala besar yang dapat dinikmati jutaan pengguna. Ia memperkirakan bahwa dalam dua tahun ke depan, teknologi ini akan berkembang sangat cepat, dan harapannya adalah melihat mitra dan bisnis di Indonesia yang berhasil mengubah kemampuan terbaru AI menjadi dampak nyata bagi masyarakat.
Pertumbuhan Penggunaan AI di Indonesia
Adopsi teknologi kecerdasan buatan di Indonesia terus menunjukkan tren positif. Sepanjang tahun 2024, pertumbuhannya tercatat mencapai 47 persen secara tahunan. Namun, studi terbaru dari Amazon Web Services (AWS) bersama Strand Partners mengungkapkan bahwa pemanfaatan AI masih banyak berada di tahap dasar, khususnya di kalangan perusahaan besar.
Dalam laporan berjudul Unlocking Indonesia’s AI Potential, disebutkan bahwa dari sekitar 18 juta pelaku usaha yang telah menggunakan AI, hanya sebagian kecil yang benar-benar memanfaatkannya secara transformatif. Sebanyak 76 persen responden mengaku pemakaian AI masih sebatas untuk meningkatkan efisiensi operasional dan otomasi proses. Hanya 10 persen bisnis yang sudah mengintegrasikan AI dalam pengambilan keputusan dan pengembangan model bisnis baru.
Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan AI
Beberapa faktor yang memengaruhi pemanfaatan AI di Indonesia antara lain kesadaran akan manfaat teknologi, akses terhadap sumber daya, dan kebijakan yang mendukung inovasi. Selain itu, adanya pelatihan dan pendidikan yang memadai juga menjadi kunci sukses dalam mengoptimalkan penggunaan AI.
Perusahaan-perusahaan besar di Indonesia perlu lebih aktif dalam mengadopsi AI secara menyeluruh, bukan hanya untuk efisiensi tetapi juga untuk menciptakan inovasi baru dan meningkatkan daya saing di pasar global. Dengan dukungan infrastruktur yang baik dan kolaborasi antar pemangku kepentingan, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat inovasi AI di kawasan Asia Tenggara.