Temuan Forensik Gua El Mirador Ungkap Strategi Perang Kuno 5.600 Tahun Lalu

Featured Image

Penemuan Mengejutkan di Gua El Mirador: Bukti Kanibalisme 5.600 Tahun Lalu

Di dalam gua El Mirador, yang terletak di bagian utara Spanyol, ditemukan bukti-bukti mengenai praktik kanibalisme yang tidak terduga pada masa lalu. Penelitian terbaru mengungkap bahwa kejadian ini terjadi sekitar 5.600 tahun lalu dan tidak berkaitan dengan ritual pemakaman atau kelaparan. Sebaliknya, analisis menunjukkan bahwa peristiwa ini dipicu oleh konflik antarkelompok.

Penelitian ini dilakukan di kawasan Atapuerca di Burgos, Spanyol, yang sering disebut sebagai harta karun bagi para ilmuwan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tindakan kanibalisme ini merupakan bagian dari strategi perang yang terencana, bukan sekadar respons terhadap kondisi darurat akibat kelangkaan makanan.

Bantahan Terhadap Hipotesis Ritual dan Kelaparan

Hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports pada 2025 menunjukkan bahwa tidak ada tanda-tanda penyakit atau kekurangan gizi pada tulang korban. Francesc Marginedas, peneliti dari Catalan Institute of Human Paleoecology and Social Evolution (IPHES) dan Universitas Rovira i Virgili, menjelaskan bahwa peristiwa ini bukanlah tradisi pemakaman maupun respons terhadap kelaparan ekstrem.

Analisis lapangan juga menunjukkan bahwa tidak ada pola berulang yang dapat mengindikasikan ritual. Semua proses terjadi dalam waktu singkat, sehingga kemungkinan besar tidak dilakukan sebagai bagian dari upacara atau tradisi sosial. Selain itu, kondisi lingkungan pada periode tersebut menunjukkan bahwa tidak ada krisis pangan yang memicu tindakan darurat.

Bukti Forensik di Gua El Mirador

Para peneliti memeriksa 650 fragmen tulang manusia dari sedikitnya 11 individu, termasuk anak-anak dan orang dewasa. Dari jumlah tersebut, sebanyak 222 fragmen memiliki tanda pembakaran, 69 tulang menunjukkan bekas pemotongan, dan 132 fragmen memperlihatkan irisan serta bekas gigitan manusia. Berdasarkan perlakuan pada tulang-tulang tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa aksi itu dilakukan secara terencana dan diduga sebagai bagian dari perang.

Analisis radiokarbon menunjukkan bahwa peristiwa ini terjadi antara 5.709 dan 5.573 tahun lalu. Analisis kimia membuktikan bahwa para korban berasal dari wilayah setempat.

Kaitan dengan Konflik Antarkelompok

Antonio Rodríguez-Hidalgo, arkeolog di Institute of Archaeology–Mérida, menjelaskan bahwa temuan ini sesuai dengan catatan arkeologi mengenai konflik pada periode Neolitik. Bahkan di masyarakat kecil dan kurang berlapis, kekerasan bisa terjadi, di mana musuh dikonsumsi sebagai bentuk eliminasi akhir.

Para peneliti memperkirakan bahwa seluruh korban merupakan keluarga inti atau besar yang diserang oleh kelompok tetangga atau eksternal. Dugaan ini didasarkan pada variasi usia korban, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Mereka memperkirakan tulang-belulang itu milik satu keluarga.

Konteks sejarah menunjukkan bahwa periode Neolitik di Eropa ditandai ketegangan akibat peralihan dari berburu-meramu ke pertanian. Situasi ini memicu persaingan sumber daya.

Tidak Kasus Pertama di El Mirador

Pada awal 2000-an, peneliti menemukan enam individu dari Zaman Perunggu di Gua El Mirador dengan tanda kanibalisme. Kasus tersebut berusia 4.600–4.100 tahun dan tidak berkaitan langsung dengan insiden Neolitik ini.

Temuan terbaru ini menambah catatan panjang praktik kanibalisme di kawasan Atapuerca, Spanyol. Jika dijumlahkan, ada tiga kasus prasejarah di wilayah tersebut, termasuk situs Gran Dolina yang menyimpan bukti tertua di dunia, berusia sekitar 900.000 tahun.

Konsistensi temuan di lokasi yang sama menunjukkan bahwa kekerasan ekstrem dan kanibalisme terjadi berulang kali di kawasan ini sepanjang sejarah.

Marginedas menegaskan bahwa periode Neolitik di Eropa tidak selalu damai. Selain El Mirador, terdapat dua situs lain yang menunjukkan indikasi warfare cannibalism, yaitu Herxheim di Jerman dan Fontbrégoua di Prancis. Ketiga situs tersebut memperlihatkan pola serupa: korban dari berbagai kelompok usia, proses pembantaian cepat, dan konsumsi tubuh musuh.

Hal ini memperkuat hipotesis bahwa kanibalisme digunakan sebagai strategi konflik. Para peneliti menyimpulkan bahwa kekerasan dan kanibalisme pada masa Neolitik dapat menjadi respon terhadap ketidakstabilan sosial dan politik di tengah perubahan cara hidup masyarakat.