Terpopuler: 42 Perwira Tinggi TNI Diangkat, Wakil Panglima Dijabat Tandyo Budi Revita

Daftar Mutasi TNI dan Perubahan Jabatan Strategis
Pada awal pekan ini, berbagai peristiwa di tingkat nasional menjadi sorotan masyarakat. Salah satu yang paling menarik adalah daftar mutasi 42 perwira tinggi TNI yang dilakukan oleh Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto. Kebijakan ini tertuang dalam Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/1001/VII/2025 tentang pemberhentian dari dan pengangkatan dalam jabatan di lingkungan TNI yang dikeluarkan pada 31 Juli 2025.
Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Kristomei Sianturi menjelaskan bahwa mutasi ini dilakukan dengan memperhatikan prinsip meritokrasi serta kesiapan perwira tinggi dalam menghadapi dinamika tugas ke depan. Tujuan utama dari kebijakan ini adalah untuk menjaga kesiapan operasional dan mendukung pelaksanaan tugas dalam menjaga kedaulatan negara serta keselamatan rakyat.
"Mutasi ini tidak hanya menyangkut pergeseran jabatan, tetapi merupakan strategi untuk menjaga kesinambungan kepemimpinan dan memperkuat struktur organisasi TNI secara menyeluruh," ujar Kristomei dalam keterangannya.
Beberapa jabatan strategis juga mengalami perubahan. Contohnya, Mayor Jenderal Kosasih ditunjuk menjadi Panglima Kodam III/Siliwangi, menggantikan Mayor Jenderal Dadang Arif Abdurachman yang dimutasi sebagai Pati Mabes TNI AD. Kosasih sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Militer Presiden Kementerian Sekretariat Negara. Posisi Gubernur Akademi Militer juga diisi oleh pejabat baru, yaitu Mayor Jenderal Rano Maxim Adolf Tilaar, yang sebelumnya bertugas sebagai Tenaga Ahli Pengajar Bidang Strategi di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas).
Dalam daftar mutasi TNI per akhir Juli 2025, tercatat enam kolonel yang naik bintang satu menjadi brigadir jenderal setelah dimutasi ke tugas barunya.
Wakil Panglima TNI Akan Dilantik
Presiden Prabowo Subianto akan melantik Wakil Panglima TNI pada hari Ahad, 10 Agustus 2025. Menurut sumber internal, posisi tersebut dikabarkan akan diberikan kepada Kepala Staf TNI Angkatan Darat Letnan Jenderal Tandyo Budi Revita.
Namun, Kepala Pusat Penerangan Markas Besar TNI Mayor Jenderal Kristomei Sianturi menyatakan bahwa hingga saat ini surat keputusan Panglima TNI belum terbit, sehingga belum dapat diketahui siapa yang akan menduduki jabatan tersebut. Ia juga menjelaskan bahwa Tandyo Budi Revita hadir dalam kegiatan gladi bersih upacara gelar pasukan operasional dan kehormatan di Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus (Pusdiklatsus) Batujajar pada Jumat, 8 Agustus 2025.
Tandyo Budi Revita adalah perwira tinggi TNI Angkatan Darat dengan pangkat bintang tiga. Jika diangkat menjadi Wakil Panglima TNI, ia akan naik pangkat menjadi bintang empat. Tandyo menjabat Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat sejak 21 Februari 2024, mendampingi Jenderal Maruli Simanjuntak di pucuk pimpinan. Ia pernah menjabat sebagai Kepala Badan Pendidikan dan Latihan Kementerian Pertahanan sejak 2021-2023 dan Panglima Komando Daerah Militer IV/Diponegoro pada 2023-2024.
Jurnalis Tempo Raih Udin Award 2025
Di bidang jurnalisme, jurnalis Tempo Francisca Christy Rosana atau Cica meraih Udin Award 2025 dalam peringatan Hari Ulang Tahun ke-31 Aliansi Jurnalis Independen. Cica memperoleh penghargaan ini bersama Safwan Ashari Raharusun.
Dewan Juri Udin Award 2025 menyatakan bahwa Cica, yang mengalami teror berupa pengiriman kepala babi hingga serangan digital, tetap memberikan kontribusi bermakna dalam dunia jurnalistik. "Bukan hanya soal daya tahan terhadap rangkaian teror yang masif, tapi mereka tak mundur sekali pun untuk menurunkan kualitas dan dedikasinya terhadap jurnalistik," kata salah satu anggota dewan juri, Herlambang Wiratraman.
Cica menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh insan pers yang telah mendukungnya dalam meraih Udin Award 2025. Penghargaan ini menjadi yang kedua bagi Cica. Tahun lalu, ia bersama rekan-rekan jurnalis Tempo lainnya meraih Udin Award atas karya siniar Bocor Alus Politik yang dianggap menginspirasi publik untuk mengawal kerja pers yang bebas dan independen.
Bagi Cica, menerima Udin Award membawa keharuan dan kesedihan karena masih adanya penghargaan ini menunjukkan bahwa kebebasan pers di Indonesia belum sepenuhnya merdeka.