TikTok Tak Aktif, Satria Eks Marinir Minta Pulang dari Rusia

Nasib Satria Arta Kumbara Masih Tertunda
Pemerintah Indonesia masih belum menentukan tindakan terhadap Satria Arta Kumbara, mantan marinir TNI yang menjadi tentara bayaran di Rusia. Hingga akhir pekan lalu, tidak ada kabar mengenai nasibnya. Rapat lintas kementerian yang digelar sejak akhir Juli 2025 hingga kini juga belum memberikan kejelasan.
Sebelumnya, Menteri Hukum Supratman Andi Agtas menyatakan bahwa pemerintah akan menentukan sikap terhadap Satria melalui rapat koordinasi lintas kementerian. Namun, hingga Selasa (29/7/2025), tanggal pertemuan tersebut belum ditentukan. Ia menjelaskan bahwa rapat akan melibatkan Menteri Sekretaris Negara, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Hukum, serta kedutaan besar RI di Rusia.
Supratman menegaskan bahwa Kementerian Hukum belum menerima permohonan dari Satria untuk melepaskan status kewarganegaraannya. Namun, berdasarkan aturan perundang-undangan, Satria secara otomatis telah kehilangan status kewarganegaraannya sejak menjadi tentara bayaran di negara lain. “Siapapun warga negara Indonesia yang terlibat sebagai prajurit perang di negara lain tanpa izin presiden, otomatis kewarganegaraannya hilang,” ujar dia.
Aktivitas Satria di Media Sosial Menurun
Dari pantauan aktivitas media sosial Satria, akun TikTok @zstorm689 yang diduga miliknya terakhir kali mengunggah pada 20 Juli 2025. Sejak saat itu, akun yang biasanya rutin membagikan kegiatan Satria mendadak tidak aktif.
Komandan Korps Marinir TNI AL, Mayor Jenderal TNI Endi Supardi, menegaskan bahwa meski Satria sudah bukan anggota Marinir lagi secara hukum, hukuman pidana tetap berlaku. “Dia sudah bukan anggota Marinir lagi secara hukum, tapi hukuman kurungan satu tahun tetap berlaku jika dia kembali,” ujar Endi.
Satria meninggalkan kesatuannya sejak 2022 tanpa izin dan kemudian dijatuhi hukuman oleh Pengadilan Militer II-08 Jakarta pada April 2023. Putusan tersebut menyatakan Satria bersalah atas desersi dan menetapkan hukuman satu tahun penjara serta pemecatan dari TNI AL secara tidak hormat. “Putusannya sudah inkrah sejak 17 April 2023,” tambah Endi.
Menurut Endi, kasus desersi memiliki batas waktu. Jika dalam 11 tahun ke depan Satria tidak pulang dan kasusnya tidak diselesaikan, maka perkara itu bisa kedaluwarsa.
Pesan Terbuka Satria kepada Pemimpin RI
Melalui akun TikTok @zstorm689 pada Minggu (20/7/2025), Satria menyampaikan pesan terbuka kepada Presiden Prabowo Subianto, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, dan Menteri Luar Negeri Sugiono. Ia menegaskan bahwa tidak pernah berniat mengkhianati negara. Keputusan untuk bergabung dengan militer asing semata-mata didorong oleh kebutuhan ekonomi.
“Saya niatkan datang ke sini (Rusia) hanya untuk mencari nafkah. Wakafa Billahi, cukuplah Allah sebagai saksi,” ucapnya. Ia mengaku telah berpamitan dan meminta restu ibunya sebelum berangkat. Namun, setelah menjalani hidup sebagai tentara bayaran, ia menyadari bahwa pencabutan kewarganegaraan Indonesia merupakan konsekuensi berat.
Karena itu, ia memohon bantuan untuk mengakhiri kontrak dengan Rusia dan memulihkan kembali statusnya sebagai warga negara Indonesia. Ia bahkan meminta warganet untuk membantu menyebarkan pesannya ke admin Partai Gerindra agar sampai ke Presiden Prabowo.
“Jujur saya tidak ingin kehilangan kewarganegaraan saya, karena kewarganegaraan Republik Indonesia bagi saya segala-galanya dan tidak pernah ternilai harganya,” katanya penuh emosi. Satria juga menyertakan pesan dari anaknya di Indonesia yang mengucapkan selamat ulang tahun. Dalam balasannya, ia mengungkapkan kerinduannya kepada sang anak, sambil menyampaikan bahwa ia masih berada di garis depan Ukraina.