Trauma Kolektif dan Metafora Permainan dalam Novel Space Invaders

Featured Image

Keterkaitan Antara Gim dan Situasi Politik di Chili

Dalam permainan Space Invaders, pemain harus menghadapi gelombang demi gelombang pesawat alien yang terus muncul. Pemain dituntut untuk menembak dengan cepat dan tepat, karena jika tidak maka mereka akan kehilangan nyawa. Ketakutan dan tekanan konstan yang dirasakan oleh para pemain dalam permainan ini mencerminkan pengalaman tokoh-tokoh dalam sebuah novelet karya Nona Fernandez berjudul Space Invaders, yang bercerita tentang Chili pada masa pemerintahan militer Augusto Pinochet.

Novelet ini bukan sekadar cerita tentang luar angkasa atau genre science fiction. Meskipun judulnya menyebutkan permainan populer Space Invaders, buku ini justru menggunakan permainan tersebut sebagai simbol dan metafora. Salah satu tokoh dalam novel digambarkan sangat menyukai permainan ini hingga mencetak skor tertinggi di keluarganya. Namun, makna dari Space Invaders dalam buku ini jauh lebih dalam daripada sekadar hiburan masa kecil.

Cerita tentang Hilangnya Teman Masa Kecil

Buku setebal 84 halaman ini menceritakan sekelompok pemuda dan pemudi yang mencoba mengingat teman masa kecil mereka, Estrella González Jepsen, yang tiba-tiba menghilang secara misterius. Ia dulu sering menulis surat kepada teman-temannya, tetapi kemudian lenyap tanpa jejak. Kepergiannya meninggalkan banyak pertanyaan dan rasa penasaran.

Setiap orang memiliki kenangan berbeda tentang Estrella. Beberapa mengingatnya dengan rambut berkepang, sementara yang lain mengatakan bahwa rambutnya selalu digerai. Ada juga yang tidak peduli bagaimana rambutnya, tetapi justru mengingat suara Estrella yang sering muncul dalam mimpinya. Bagi Maldonado, ia merindukan surat-surat yang pernah dikirimkan Estrella. Sementara itu, Riquelme masih mengingat konsol video gim Atari yang pernah digunakan bersama Estrella saat memainkan Space Invaders.

Permainan Sebagai Simbol Represi

Pada tahun 1985, situasi politik di Chili semakin memanas. Dua kakak beradik tewas tertembak oleh polisi karena dituduh sebagai provokator. Kekerasan dan ketakutan mulai merebak, dan siapa pun bisa menjadi korban berikutnya. Teror bukan datang dari alien Mars, melainkan dari pihak penguasa yang menindas rakyat.

Nona Fernandez menggunakan permainan Space Invaders sebagai metafora untuk menggambarkan situasi politik di Chili pada awal 1980-an hingga pertengahan 1990-an. Populeritas permainan ini pada masa itu membuatnya cocok sebagai simbol bagi masyarakat yang hidup dalam ketakutan. Alien Mars dalam permainan ini terlihat mengancam dan terus muncul meski sudah ditembaki. Hal ini mirip dengan situasi di Chili, di mana rasa takut dan ancaman terus-menerus menghantui warga.

Harapan dan Keberanian dalam Ketakutan

Di bagian akhir buku, para tokoh menunjukkan keinginan untuk memiliki peluru hijau—simbol keberanian dan harapan—yang bisa digunakan untuk melawan. Meskipun hanya imajiner, memiliki peluru ini dianggap lebih baik daripada hanya diam dan pasrah menghadapi tuduhan yang tidak adil.

Situasi mencekam dalam buku ini terasa sejak awal. Penggambaran disiplin ketat di sekolah dan aturan yang keras membuat pembaca ikut merasakan suasana sesak. Nona Fernandez menggambarkan hal-hal ini secara berulang agar pembaca dapat merasakan keadaan yang sedang dialami tokoh-tokoh dalam buku ini.

Buku yang Penuh dengan Metafora

Buku ini tidak hanya menceritakan peristiwa secara eksplisit, tetapi juga menggunakan banyak perumpamaan. Pembaca diminta untuk menebak dan memahami apa yang sebenarnya terjadi di Chili pada masa pemerintahan militer. Terjemahan novel ini cukup mudah dipahami, sehingga kompleksitas narasi dan simbol-simbol dalam buku ini dapat dinikmati oleh pembaca.

Detail Buku

  • Judul Buku: Space Invaders
  • Genre: Novel, fiksi
  • Penulis: Nona Fernandez
  • Penerjemah: Astrid Wasistyanti
  • Penerbit: CV Pustaka Anagram
  • Tebal Buku: 84 halaman