Video Viral Ibu Mertua Marahi Menantunya Saat Melahirkan, Ini Penjelasan Psikolog

Featured Image

Perilaku Ibu Mertua yang Menyebabkan Kekacauan Mental pada Ibu Baru Melahirkan

Seorang ibu mertua menjadi sorotan di media sosial setelah tindakannya yang tidak pantas terhadap menantunya yang sedang dalam proses melahirkan. Dalam sebuah video yang beredar, sang ibu hamil mengeluhkan kesakitan dan ingin mati karena rasa nyeri yang sangat hebat. Alih-alih memberikan dukungan, sang mertua justru menyuruhnya untuk mati, meskipun tetap meminta agar bayinya dilahirkan.

Perilaku ini disampaikan dengan kata-kata kasar dan tidak sopan, yang menunjukkan ketidakpedulian terhadap kondisi mental dan fisik ibu yang sedang melalui proses sulit. Psikolog klinis dewasa Adelia Octavia Siswoyo, M.Psi., yang berpraktik di lembaga Jaga Batin di Bandung, menjelaskan bahwa tindakan tersebut bisa berujung pada tindakan bunuh diri.

“Bisa banget malah jadi bunuh diri karena kan, ‘Mati saja, ya sudah kamu boleh mati, tapi anaknya dilahirkan dulu’ itu sama saja dengan ada atau enggak adanya ibu, ya ibu enggak ada nilainya,” ujar Adelia saat dihubungi.

Dampak Negatif dari Perkataan yang Tidak Mendukung

Menurut Adelia, perkataan yang disampaikan oleh ibu mertua dapat membuat ibu yang baru melahirkan semakin depresi. Ketika ia sedang mengalami baby blues, dan terus mengingat perkataan tersebut, ditambah perlakuan ibu mertua yang tidak berubah atau bahkan tidak meminta maaf, maka risiko depresi post-partum meningkat.

Jika tidak segera ditangani dan tidak ada sistem pendukung yang memadai dari lingkungan sekitarnya, pikiran negatif akan semakin menumpuk. “Kalau perilaku ibu mertua tetap seperti ketika ibu melahirkan, tetap menyalahkan atau memojokkan dia, dan lebih mengutamakan atau memberi kasih sayang hanya ke cucunya, sangat mungkin dia bunuh diri,” tambah Adelia.

Kecemburuan dan Bahaya yang Mengancam Anak

Pilih kasih dari ibu mertua terhadap menantu dan cucunya juga bisa memperparah kesehatan mental sang ibu. Ibu yang baru melahirkan berada dalam kondisi mental yang rapuh karena berbagai faktor, seperti kecemasan akan dirinya dan anaknya yang baru lahir, serta perubahan kondisi fisik.

Penambahan peran dari yang sebelumnya hanya seorang perempuan dan istri, kini menjadi seorang ibu, dapat memengaruhi kondisi mental ibu. Ketika ada perbedaan perilaku dari ibu mertua, ditambah lagi orang-orang di sekitarnya yang seharusnya menjadi support system, bisa menimbulkan rasa kecemburuan.

“Timbul kecemburuan dengan anaknya sendiri karena merasa tidak dihargai, tidak dicintai. Kalau timbul rasa iri dan benci sama anaknya, mungkin juga akan menyakiti anaknya,” jelas Adelia.

Pengaruh Terhadap Peran Seorang Ibu

Perilaku ibu mertua yang seperti itu juga dapat memengaruhi cara ibu memandang anaknya yang baru lahir. Ia merasa bahwa tugasnya sekadar melahirkan anak, dan tidak perlu mengurus anaknya. “Dia merasa cuma anaknya yang dibutuhkan, jadi dia melihat bayinya cuma kayak 'Di sini cuma kamu yang dibutuhkan, aku enggak dibutuhkan di sini'.”

Alhasil, ia enggan mengurus anak. Sekalinya mengurus pun tidak sepenuh hati. Padahal, peran ibu tidak berhenti saat anak telah dilahirkan. Menurut Adelia, peran seorang ibu tidak bisa digantikan oleh ayah, nenek, kakek, atau anggota keluarga lainnya.

“Ibu jadi lupa dengan peran dia karena yang diserang (oleh perkataan ibu mertua) adalah harga diri dia, eksistensi dia. Jadi, dia merasa enggak dibutuhkan di situ. Merasa enggak berharga, enggak berguna, karena dia sudah selesai melahirkan,” ucap Adelia.

Pentingnya Dukungan Pasca-Lahir

Setelah melahirkan, seharusnya seorang ibu mendapat dukungan dari orang-orang di sekitarnya, bukannya tidak dianggap atau diperlakukan secara tidak adil. “Karena balik lagi. Pas kondisi hamil saja, secara mental mereka sudah sensitif. Ketika habis melahirkan, ditambah dengan kondisi fisik yang masih rentan, dia masih masa pemulihan. Tubuhnya masih penyesuaian,” tutur Adelia.

“Jadi, tidak adanya support dari orang-orang di sekitar membuat pikiran negatifnya terus-terusan berkembang,” pungkas dia.