Video Viral Mertua Marahi Menantu Saat Persalinan, Dampak pada Kesehatan Mental

Featured Image

Dampak Perkataan Tidak Pantas pada Kesehatan Mental Ibu Pasca-Persalinan

Video yang viral di media sosial menunjukkan seorang ibu mertua memarahi menantunya yang sedang kesakitan saat melahirkan. Dalam video tersebut, sang menantu mengeluh ingin mati karena rasa sakit yang sangat hebat. Mendengar hal itu, ibu mertua langsung merespons dengan mendukung keinginan menantunya untuk mati, tetapi hanya setelah melahirkan cucunya terlebih dahulu. Perkataan seperti ini dapat memiliki dampak besar terhadap kesehatan mental dan emosional ibu pasca-persalinan.

1. Merasa Tidak Bernilai

Psikolog klinis Adelia Octavia Siswoyo menyebutkan bahwa perkataan seperti “Ya sudah mati saja, tapi anaknya dilahirkan dulu” bisa membuat ibu merasa tidak bernilai. Mereka merasa hanya dianggap sebagai alat untuk melahirkan bayi, bukan sebagai individu yang berharga. Ketika seseorang merasa tidak memiliki nilai dalam keluarga, mereka bisa kehilangan arah hidup dan mulai mempertanyakan peran mereka sebagai ibu dan istri.

2. Merasa "Kurang" Sebagai Seorang Perempuan

Perkataan seperti ini juga bisa membuat ibu merasa tidak cukup sebagai seorang perempuan. Setelah melahirkan, perempuan sering merasa kehilangan dirinya sendiri dan menghadapi tanggung jawab besar yaitu merawat anak hingga tumbuh dewasa. Tanpa dukungan dari lingkungan, mereka bisa merasa cemas dan tidak percaya diri. Perkataan tidak pantas bisa memperparah perasaan ini, membuat mereka merasa tidak berharga.

3. Memandang Diri sebagai "Mesin Produksi Anak"

Ibu mertua sering menjadi figur penting bagi perempuan yang tinggal jauh dari ibu kandungnya. Namun, respons negatif dari ibu mertua bisa membuat perempuan merasa seperti mesin produksi anak. Mereka merasa tugas utama mereka hanya melahirkan, bukan sebagai manusia dengan perasaan dan kebutuhan.

4. Tidak Percaya Diri Mengurus Anak

Setelah melahirkan, ibu bisa menjadi tidak percaya diri dalam mengurus anak. Mereka takut apa pun yang dilakukan akan dinilai kurang oleh orang lain, terutama ibu mertua. Hal ini bisa membuat mereka cuek terhadap perasaan mereka sendiri, karena kepercayaan diri mereka terganggu.

5. Tidak Menganggap Diri sebagai "Ibu"

Perkataan tidak pantas dari ibu mertua bisa membuat ibu tidak lagi merasa sebagai ibu. Mereka bisa merasa tidak dibutuhkan dan tidak berharga, sehingga enggan mengurus anak. Padahal, peran ibu tidak bisa digantikan oleh siapa pun, termasuk ayah atau anggota keluarga lainnya.

6. Membenci dan Membahayakan Keselamatan Anak

Perbedaan sikap dari ibu mertua bisa memicu rasa cemburu dan benci terhadap anak. Jika ibu merasa tidak dihargai atau dicintai, mereka bisa mengalami perasaan negatif terhadap anak. Hal ini bisa berujung pada perilaku yang membahayakan keselamatan anak.

7. Risiko Bunuh Diri

Perkataan tidak pantas dari ibu mertua bisa memperparah kondisi mental ibu pasca-persalinan. Jika ibu mengalami baby blues dan terus mengingat perkataan tersebut tanpa dukungan dari lingkungan, risiko depresi post-partum meningkat. Dalam kasus ekstrem, ini bisa berujung pada tindakan bunuh diri.

Pentingnya Dukungan Emosional

Dukungan dari keluarga, terutama ibu mertua, sangat penting bagi kesehatan mental ibu pasca-persalinan. Perkataan yang tidak pantas bisa memperburuk kondisi mereka, sementara kata-kata yang penuh kasih sayang dan dukungan bisa membantu mereka pulih lebih cepat. Oleh karena itu, penting bagi seluruh anggota keluarga untuk saling mendukung dan menjaga suasana yang positif.