Wall Street Turun: Tanda Kenaikan Suku Bunga Semakin Jelas

Kinerja Pasar Saham Amerika Serikat di Awal Agustus 2025
Pasar saham Amerika Serikat mengawali bulan Agustus 2025 dengan kinerja yang tidak memuaskan. Pada penutupan perdagangan Jumat, 1 Agustus lalu, tiga indeks utama Wall Street mengalami pelemahan. Indeks S&P 500 terkoreksi sebesar 1,60 persen, sedangkan Dow Jones Industrial Average turun sebesar 1,23 persen. Sementara itu, Nasdaq, yang didominasi oleh saham teknologi, mengalami penurunan lebih dalam hingga 2,24 persen.
Awalnya, pasar sempat menunjukkan pergerakan positif setelah laporan keuangan dari Microsoft dan Meta menunjukkan lonjakan pendapatan, khususnya dari sektor komputasi awan dan investasi kecerdasan buatan. Optimisme ini bahkan mendorong indeks futures naik sekitar satu persen di awal sesi. Namun, antusiasme tersebut cepat memudar karena munculnya tekanan dari sektor kesehatan dan meningkatnya kekhawatiran terhadap inflasi.
Selain itu, kebijakan tarif baru terhadap impor tembaga serta ketidakjelasan arah kebijakan suku bunga Federal Reserve semakin menambah ketidakpastian di pasar. Data ketenagakerjaan Amerika Serikat untuk bulan Juli yang dirilis lebih buruk dari perkiraan juga menjadi faktor pemicu pelemahan. Hanya tercipta 73 ribu lapangan kerja baru, jauh di bawah ekspektasi pasar yang berada di kisaran 140 hingga 180 ribu.
Lebih dari itu, data untuk bulan Mei dan Juni juga direvisi turun secara signifikan, menunjukkan bahwa perlambatan di pasar tenaga kerja sebenarnya sudah terjadi selama beberapa bulan terakhir. Tingkat pengangguran naik dari 4,1 persen menjadi 4,2 persen, sementara pertumbuhan rata-rata upah per jam melambat menjadi 0,3 persen secara bulanan dan 3,9 persen secara tahunan.
Kondisi ini memperkuat ekspektasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada bulan September untuk kembali mendorong laju pertumbuhan ekonomi yang mulai melambat. Di tengah dinamika ini, beberapa saham justru dinilai menarik untuk diperhatikan.
Rekomendasi Saham dari Tim Analis Ajaib
Tim analis Ajaib, melalui Alvin Timothy Murthi, merekomendasikan tiga saham pilihan yang dinilai punya potensi teknikal untuk rebound. Berikut adalah rekomendasi mereka:
Amazon (AMZN)
Amazon mengalami tekanan cukup tajam setelah gagal menembus level resistance di kisaran USD 236. Harga saat ini berada di sekitar USD 214,81, mendekati area demand yang kuat di kisaran 210,64 hingga USD 201,89. Dengan indikator stochastic dan MACD yang menunjukkan kondisi oversold, peluang terjadinya pantulan jangka pendek terbuka, selama area support tersebut mampu bertahan. Target harga untuk AMZN dipatok di USD 221,5 dengan batas cut loss di USD 210, memberi potensi upside sebesar 3,11 persen.
JPMorgan Chase (JPM)
Saham JPMorgan Chase menghadapi tekanan setelah gagal menembus level USD 300 dan kini berada di sekitar USD 289,05. Area support berikutnya berada di kisaran USD 280, yang berpotensi menjadi titik pembalikan arah jika terjadi reaksi beli. Meskipun indikator teknikal masih menunjukkan tren bearish, peluang reversal tetap terbuka. Target harga untuk JPM berada di USD 295,1 dengan level beli disarankan di USD 282, serta stop loss di USD 278,2. Potensi kenaikan untuk saham ini mencapai 4,64 persen.
Intel (INTC)
Saham Intel kembali mengalami penurunan hingga menyentuh level USD 19, yang merupakan area demand kuat. Rekomendasi beli diberikan pada level USD 19,3 dengan target harga USD 20,3 dan batas risiko di USD 19. Meski indikator MACD mulai melemah, posisi harga saat ini dinilai cukup menarik untuk aksi beli dengan potensi upside mencapai 5,18 persen.
Kesimpulan
Kondisi pasar yang fluktuatif dan penuh ketidakpastian seperti saat ini memang menuntut investor untuk lebih jeli dan disiplin dalam mengambil posisi. Namun di balik sentimen negatif dan pelemahan indeks, peluang tetap terbuka, terutama bagi saham-saham yang telah masuk ke zona dukungan teknikal yang solid. Bagi investor yang mampu membaca peluang dengan manajemen risiko yang baik, koreksi pasar bisa menjadi pintu masuk yang strategis.