Wanita Sendirian Melahirkan, Bayi Ditemukan Terkubur

Peristiwa Tragis Seorang Wanita Muda yang Melahirkan Tanpa Bantuan Medis
Di sebuah desa kecil di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, terjadi peristiwa tragis yang mengejutkan warga sekitar. Seorang wanita muda berinisial MA (23 tahun) melahirkan bayi laki-laki tanpa bantuan medis dan akhirnya menguburkan jenazah bayi tersebut sendirian. Kejadian ini menimbulkan banyak pertanyaan dan kecurigaan dalam masyarakat.
MA hidup sebatang kara dan diketahui hamil di luar nikah. Saat ditemukan, perutnya sudah mengecil, menandakan bahwa ia telah melahirkan. Namun tidak ada tanda-tanda bayi di rumahnya. Kecurigaan warga semakin kuat ketika mereka mencium aroma tidak sedap dari samping rumah MA.
Proses penggalian jenazah dilakukan oleh polisi dengan menggunakan kain hijau untuk menutupi prosesnya. Warga berbondong-bondong menyaksikan penggalian tersebut. Setelah beberapa sentimeter, polisi menemukan jenazah bayi laki-laki tanpa dibungkus apa pun. Jenazah kemudian dimasukkan ke kantong jenazah dan dibawa ke Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal (IKF) RSUD dr Iskak Tulungagung.
Menurut keterangan MA, ia melahirkan pada hari Selasa (29/7/2025) sekitar pukul 12.00 WIB. Ia mengaku melahirkan di lantai rumah sambil bersandar pada tembok sebelah utara. Setelah melahirkan, MA mengaku pingsan dan tidak tahu kondisi bayinya. Ia hanya sadar sekitar pukul 15.00 WIB dan melihat bayinya sudah meninggal dunia.
Pada malam hari, MA menggali lubang kecil di samping rumahnya dan menguburkan jenazah bayi tersebut. Lubang yang digali memiliki kedalaman sekitar 50 cm dan diameter bagian atas sekitar 30 cm. Proses penggalian dilakukan menggunakan alat seperti pecok atau cangkul kecil.
Polisi melakukan autopsi untuk memastikan penyebab kematian bayi tersebut. Dalam autopsi, tim dokter menemukan dua bekas luka seperti bekas cekikan di leher bayi. Luka tersebut bisa disebabkan oleh cekikan atau tarikan saat proses melahirkan. Bayi meninggal karena lemas, namun masih menunggu hasil destruksi asam untuk memastikan apakah kematian terjadi akibat tenggelam.
MA juga mengaku sempat memasukkan kepala bayi ke dalam ember selama beberapa detik. Hal ini menjadi salah satu indikasi bahwa bayi mungkin meninggal akibat tenggelam. Namun, masih diperlukan proses lebih lanjut untuk memastikan penyebab kematian.
Selain itu, MA mengaku tidak mampu memberikan ASI dan memesan susu UHT serta minuman elektrolit melalui layanan pesan antar. Susu tersebut diberikan kepada bayi hingga habis. Ketika susu habis, MA memasukkan jari ke mulut bayi setiap kali bayi menangis.
Pada malam Rabu, bayi batuk dan membuat MA panik. Ia kemudian memegang kaki anak dengan posisi kepala di bawah dan memasukkan ke dalam ember berisi air. Setelah 3-4 detik, bayi bergerak-gerak, lalu MA mengangkatnya dan memeluknya. Saat itu, bayi masih bernapas, tetapi sekitar pukul 22.00 WIB, bayi tidak lagi bernapas.
MA kemudian membuat lubang untuk menguburkan bayi tersebut pada Kamis pagi. Bayi dibungkus dengan sweater dan kain, namun karena lubang terlalu kecil, kain tersebut dilepas dan bayi dikuburkan tanpa penutup.
Setelah kejadian ini, MA kembali bekerja sebagai penjual minuman es di Desa Junjung, Kecamatan Sumbergempol. Meskipun kondisinya masih lemas, ia hanya bekerja setengah hari. Pada hari Sabtu, MA kembali bekerja dan kondisinya lebih baik.
Keberadaan makam bayi akhirnya diketahui oleh warga dan proses pemeriksaan dilakukan malam hari. Peristiwa ini menjadi peringatan penting tentang perlunya akses layanan kesehatan yang memadai dan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan seksual.