7 Kasus Besar yang Diungkap Irjen Asep Edi Suheri, Mulai dari Pembunuhan Ferdy Sambo hingga Bandar Fredy Pratama

Irjen Pol Asep Edi Suheri, Pemimpin yang Berani dan Berintegritas
Irjen Pol Asep Edi Suheri resmi menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya. Ia menggantikan posisi sebelumnya yang dipegang oleh Inspektur Jenderal Polisi Karyoto, besan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Asep dikenal sebagai sosok yang tidak asing dalam tubuh Polri. Selama kariernya, ia dikenal tangguh, berintegritas, dan berani menghadapi kasus-kasus besar yang menyita perhatian publik.
Berikut ini adalah beberapa kasus besar yang pernah ditangani oleh Irjen Asep:
1. Bongkar Skandal Ferdy Sambo dan Pembunuhan Brigadir J
Salah satu momen paling monumental dalam karier Irjen Asep adalah saat ia menjabat sebagai Direktur Tindak Pidana Siber (Dirtipidsiber) Bareskrim Polri dan terlibat langsung dalam pengungkapan pembunuhan Brigadir J atau Nofriansyah Yoshua Hutabarat.
Kasus ini dipenuhi banyak manipulasi, termasuk hilangnya CCTV di rumah dinas Ferdy Sambo, tersangka utama. Asep dan timnya memeriksa 16 saksi terkait penghilangan dan perusakan CCTV tersebut. Ia juga mengungkap keterlibatan sejumlah pejabat tinggi Polri, termasuk Irjen Ferdy Sambo, dalam proses pemindahan DVR CCTV dan perusakan bukti penting.
Tim yang dipimpinnya turut memeriksa warga sipil hingga pejabat perwira menengah yang diduga ikut membantu skenario pembunuhan ini. Hasil kerja kerasnya membuka jalan bagi penetapan Putri Chandrawathi sebagai tersangka, yang semula mengklaim sebagai korban kekerasan seksual. Akhirnya, seluruh skenario busuk Sambo yang selama ini ditutupi terbongkar.
2. Perburuan Gembong Narkoba Internasional Fredy Pratama
Sebagai Wakil Kepala Bareskrim Polri, Asep juga aktif dalam pemberantasan jaringan narkoba internasional. Salah satunya adalah memburu Fredy Pratama, gembong narkoba yang dikenal mengendalikan peredaran sabu dan ekstasi lintas negara dari Thailand.
Fredy diketahui menggunakan berbagai nama samaran seperti The Secret, Cassanova, Mojopahit, dan Airbag, serta sudah lama jadi target operasi Bareskrim Polri. Asep memastikan bahwa timnya terus mengejar Fredy dan mengembangkan jejaringnya. Sebanyak 58 anak buah Fredy telah ditangkap dan sejumlah aset miliaran rupiah berhasil disita, termasuk hasil pencucian uang dari bisnis haram tersebut.
3. Operasi Nusantara Cooling System Demi Pemilu Damai
Saat Pemilu 2024, Polri menggelar Operasi Nusantara Cooling System (NCS) untuk mendinginkan suasana politik agar tetap damai, aman, dan netral. Irjen Asep dipercaya menjadi Kepala Operasi (Kaops) NCS, memimpin seluruh lini operasi preemtif dan preventif, baik di dunia nyata maupun ruang digital.
Langkah Asep tidak hanya teknis. Ia bahkan turun langsung ke lapangan, termasuk menemui tokoh agama seperti Ustaz Abdul Somad (UAS) di Pekanbaru, demi memastikan para tokoh bangsa bersatu menjaga kedamaian. Ancaman seperti isu SARA, hoaks, dan polarisasi politik menjadi target utama operasi ini. Hasilnya, Pemilu 2024 berlangsung kondusif dan minim gesekan.
4. Bongkar Kejahatan Seksual Lewat Game Online Free Fire
Asep juga mengungkap pelaku kejahatan seksual anak yang beroperasi melalui game online Free Fire. Pelaku menjebak anak-anak dengan iming-iming "diamond" (mata uang dalam game) untuk kemudian meminta konten seksual.
Sebanyak 11 anak perempuan berusia 9–17 tahun menjadi korban. Mereka tersebar di berbagai pulau: Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua. Lebih parah, pelaku juga mengancam menghapus akun game korban jika tak memenuhi keinginannya. Aksi ini dihentikan berkat kerja cepat Bareskrim dan laporan dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
5. Penipuan Email Internasional Rp 84 Miliar
Sebagai Dirtipidsiber, Asep juga sukses membongkar jaringan penipuan lintas negara melalui skema Business Email Compromise (BEC). Modusnya, pelaku menyamar sebagai rekan bisnis, lalu menyabot email perusahaan dan mengalihkan pembayaran proyek bernilai miliaran rupiah.
Korban berasal dari Korea Selatan dan Taiwan, dengan kerugian mencapai lebih dari Rp 84 miliar. Dalam kasus ini, empat pelaku ditangkap. Mereka adalah WNI, tetapi diduga bekerja sama dengan pelaku utama asal Nigeria. Bareskrim juga menyita barang bukti berupa uang tunai Rp 29 miliar, puluhan rekening bank, hingga dokumen perusahaan palsu.
6. Jerat Doni Salmanan dalam Penipuan Trading Quotex
Kasus trading ilegal Quotex juga menyeret nama Doni Salmanan, yang kala itu viral sebagai YouTuber kaya raya. Doni ternyata bukan trader, melainkan afiliator yang hanya bertugas menjaring orang untuk masuk ke sistem permainan yang sudah dimanipulasi.
Melalui kanal YouTube miliknya, Doni membuat video yang menyesatkan publik soal keuntungan dari Quotex. Ia memamerkan kekayaan demi meyakinkan orang agar ikut bermain. Namun kenyataannya, member justru menjadi korban. Doni pun dijerat dengan UU ITE, TPPU, dan KUHP karena menyebarkan informasi palsu dan melakukan penipuan.
7. Proses Hukum terhadap Pendeta Saifuddin Ibrahim
Terakhir, Asep juga menangani kasus sensitif terkait penistaan agama oleh Pendeta Saifuddin Ibrahim, yang sempat mengusulkan penghapusan 300 ayat Alquran. Pernyataan Saifuddin menuai kecaman luas. Asep bersama tim Ditipidsiber langsung menaikkan kasus ini ke penyidikan.
Penyidik juga berkoordinasi dengan FBI, Kemenlu, dan Ditjen Imigrasi untuk memburu Saifuddin, yang diduga berada di Amerika Serikat. Kasus ini menjadi pengingat bahwa ujaran kebencian di dunia maya tetap bisa dijerat hukum, termasuk jika pelakunya berada di luar negeri.