Bisakah Ibu Hamil Mengalami Haid? Ini Fakta Penting

Featured Image

Perempuan Hamil Tidak Mengalami Haid, Namun Bisa Mengalami Pendarahan

Pada dasarnya, perempuan yang sedang hamil tidak mengalami menstruasi. Jika terjadi flek atau perdarahan vagina, itu bukan disebabkan oleh siklus haid. Namun, selama kehamilan, terutama di awal, beberapa perempuan mungkin mengalami bercak yang berwarna merah muda terang atau cokelat tua. Bercak ini biasanya tidak sama dengan menstruasi dan umumnya lebih ringan.

Jika pendarahan cukup banyak hingga memenuhi pembalut atau tampon, maka kemungkinan besar perempuan tersebut tidak hamil. Jika hasil tes kehamilan positif tetapi mengalami pendarahan hebat, segera cari pertolongan medis karena bisa menjadi tanda adanya komplikasi.

Apakah Perempuan Hamil Bisa Mengalami Haid?

Saat hamil, tubuh perempuan tidak melakukan ovulasi, sehingga tidak akan mengalami menstruasi. Menstruasi hanya terjadi pada perempuan yang tidak hamil. Meskipun demikian, ada kemungkinan perempuan mengalami pendarahan selama kehamilan, tetapi hal ini tidak disebabkan oleh siklus menstruasi.

Beberapa perempuan juga tidak menstruasi saat menyusui. Namun, mereka bisa kembali berovulasi setelah melahirkan. Oleh karena itu, dokter sering menyarankan penggunaan alat kontrasepsi untuk ibu menyusui yang tidak ingin hamil lagi.

Bagaimana Siklus Menstruasi Terjadi?

Siklus menstruasi dimulai dari hari pertama menstruasi dan berakhir pada hari pertama menstruasi berikutnya. Ovulasi terjadi ketika ovarium melepaskan sel telur, biasanya terjadi di tengah-tengah siklus, yaitu sekitar hari ke-14. Sel telur hanya bertahan sekitar 12–24 jam setelah berovulasi. Jika sel telur dibuahi oleh sperma, maka sel telur akan menempel di dinding rahim dan menyebabkan kehamilan. Jika tidak terjadi pembuahan, lapisan rahim akan diluruhkan dan terjadi menstruasi.

Penyebab Pendarahan Saat Hamil

Perempuan hamil bisa mengalami pendarahan yang mirip dengan menstruasi. Berikut beberapa penyebabnya:

Trimester Pertama

Pendarahan lebih sering terjadi pada trimester pertama. Contohnya adalah bercak ringan akibat plasenta tertanam di dalam rahim. Perubahan pada sel-sel serviks juga bisa menyebabkan perdarahan ringan, terutama setelah berhubungan seksual.

Penyebab lain pendarahan pada trimester pertama meliputi: - Kehamilan ektopik (keadaan darurat medis) - Infeksi - Keguguran - Perdarahan subkorionik (hematoma subkorionik) - Penyakit trofoblastik gestasional (GTD), kondisi langka yang terjadi pada kehamilan tidak normal

Masa Akhir Kehamilan

Pendarahan pada masa akhir kehamilan bisa disebabkan oleh: - Pemeriksaan serviks, yang bisa menyebabkan perdarahan ringan - Plasenta previa, yaitu plasenta berimplantasi dekat atau pada pembukaan serviks - Persalinan atau persalinan prematur - Hubungan seksual, yang bisa menyebabkan bercak akibat sensitivitas jaringan - Rahim pecah, kondisi darurat yang jarang terjadi - Solusio plasenta, yaitu plasenta mulai terlepas dari dinding rahim sebelum bayi lahir

Berapa Lama Flek atau Pendarahan Saat Hamil?

Flek selama kehamilan biasanya berlangsung hanya 1 hingga 2 hari. Jika terjadi pendarahan implantasi, biasanya terjadi beberapa hari sebelum menstruasi berikutnya dan lebih ringan. Pendarahan ini tidak memerlukan perawatan dan akan berhenti sendiri. Namun, jika kamu merasa khawatir, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter.

Kapan Harus Menemui Dokter?

Segera cari perhatian medis jika mengalami pendarahan saat hamil disertai gejala seperti nyeri atau kram, pusing atau pingsan, pendarahan hebat atau keluarnya gumpalan darah, serta nyeri hebat di perut dan panggul.

Juga, segera temui dokter jika darah yang keluar berwarna merah terang dan jumlahnya banyak sampai membuat pembalut bocor. Pendarahan dan nyeri panggul di awal kehamilan bisa menjadi tanda kehamilan ektopik, terutama jika gejala muncul sebelum USG awal.

Jika mengalami pendarahan dan gejala persalinan prematur, segera cari bantuan medis. Gejalanya meliputi nyeri konstan di punggung bawah, kram perut, dan kontraksi teratur.