Fadli Zon Ajak Warga Utamakan Bendera Merah Putih dalam Peringatan 80 Tahun Kemerdekaan

Menteri Kebudayaan Ajak Masyarakat Menjaga Rasa Nasionalisme Saat Peringatan 80 Tahun Kemerdekaan
Menjelang peringatan 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia, Menteri Kebudayaan mengajak masyarakat untuk lebih bijak dalam mengekspresikan semangat nasionalisme. Ia menekankan pentingnya mengedepankan simbol resmi negara, khususnya bendera Merah Putih, sebagai bentuk penghormatan terhadap sejarah dan perjuangan bangsa.
Pernyataan ini disampaikan oleh Menteri Kebudayaan di Depok, Jawa Barat, pada Minggu (3/8). Penekanan ini dilakukan sebagai respons atas tren pemasangan bendera bertema anime One Piece yang ramai dibicarakan dan dipasang di beberapa tempat. Bendera fiktif tersebut memiliki latar hitam dengan simbol tengkorak tersenyum mengenakan toace jerami kuning, yang merupakan ciri khas tokoh utama serial tersebut, Monkey D. Luffy.
Menteri Kebudayaan menilai bahwa meskipun ekspresi kreatif masyarakat bisa dimaklumi, momen peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia sebaiknya tidak disisipi atribut yang berpotensi mengganggu suasana khidmat atau disalahartikan oleh khalayak luas. Ia menjelaskan bahwa tidak semua orang memahami makna simbol fiktif seperti dalam budaya pop Jepang, sehingga penggunaannya bisa menimbulkan salah tafsir.
Bendera Merah Putih, menurut Menteri Kebudayaan, adalah simbol resmi yang menyatukan seluruh lapisan masyarakat dan mencerminkan perjuangan panjang bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan. Ia berharap seluruh elemen masyarakat dapat merayakan momen bersejarah ini secara serempak, tertib, dan dengan semangat kebangsaan yang tinggi.
“Kita ingin fokus pada peringatan 80 tahun Indonesia merdeka. Kita ingin ini dirayakan secara masif dan khidmat. Jangan sampai ada gangguan atau salah interpretasi karena tidak semua orang paham simbol seperti bendera One Piece,” ujarnya.
Bendera One Piece yang viral di media sosial memiliki desain mencolok: tengkorak putih tersenyum yang dipadukan dengan dua tulang menyilang di belakangnya. Atribut tersebut menarik perhatian karena tidak lazim dikibarkan dalam konteks kenegaraan. Beberapa pengguna media sosial bahkan mengganti foto profil mereka dengan logo anime tersebut, sebagai simbol protes atau bentuk hiburan sarkastik.
Polisi dilaporkan juga mulai mengambil tindakan atas pemasangan bendera nonresmi ini. Di sejumlah daerah, petugas menertibkan simbol-simbol tersebut dan mengimbau masyarakat untuk hanya mengibarkan bendera negara sebagai bagian dari perayaan resmi.
Sementara itu, sebagian penggemar One Piece merasa pemerintah terlalu kaku dan serius dalam menyikapi fenomena ini. Mereka menilai bahwa simbol fiktif tersebut bukan bentuk perlawanan, melainkan ekspresi kecewa terhadap situasi politik atau ekonomi, yang disampaikan secara simbolik dan kreatif.
Namun, Menteri Kebudayaan mengingatkan bahwa momen kemerdekaan adalah saat untuk menyatukan semangat nasional, bukan untuk menyuarakan perbedaan dengan simbol yang bisa menimbulkan perdebatan. Ia mengajak masyarakat untuk menghidupkan semangat kemerdekaan dengan menghiasi lingkungan sekitar dengan warna merah putih dan menampilkan atribut nasional secara dominan.
“Harus kita fokuskan ke depan ini peringatan Indonesia merdeka, jadi harus bendera kita yang utama,” katanya. “Sebaiknya kita mengedepankan pemasangan atribut merah putih di mana-mana.”
Fadli Zon juga mengingatkan bahwa nasionalisme dapat ditunjukkan dengan cara yang positif, melalui partisipasi aktif dalam perayaan, menjaga lingkungan tetap bersih dan rapi, serta menghormati nilai-nilai persatuan dan sejarah perjuangan bangsa. Momentum 80 tahun kemerdekaan Indonesia menjadi panggung besar bagi seluruh masyarakat untuk memperkuat rasa cinta tanah air, bukan justru mencampurkannya dengan simbol lain yang bisa menimbulkan kontroversi.
Menteri Kebudayaan pun mengajak semua pihak untuk memaknai peringatan ini dengan sikap bijak, kreatif yang tepat sasaran, dan tentu saja tetap menghormati simbol kebangsaan.