IHSG Melemah Pagi Ini, Bursa Asia Terpuruk Akibat Sentimen AS

Featured Image

IHSG Terkoreksi di Awal Perdagangan Agustus

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan pada awal perdagangan bulan Agustus, Senin (4/8/2025). Penurunan ini terjadi akibat tekanan dari sentimen negatif eksternal, khususnya dari Amerika Serikat (AS). Pada pukul 09.09 WIB, berdasarkan data RTI, IHSG turun sebesar 0,44% atau 33,055 poin menjadi 7.504,713.

Dari total saham yang diperdagangkan, sebanyak 250 saham mengalami penurunan, sedangkan 216 saham menguat dan 198 saham stagnan. Total volume perdagangan mencapai 2,68 miliar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp 1,46 triliun.

Delapan dari sebelas indeks sektoral menekan IHSG pagi ini. Tiga sektor dengan penurunan terbesar adalah:

  • IDX-Energy turun 0,87%
  • IDX-Finance turun 0,50%
  • IDX-Technology turun 0,31%

Saham LQ45 yang Paling Melemah

Beberapa saham unggulan dalam indeks LQ45 juga mengalami penurunan signifikan:

  • PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN): -4,72%
  • PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC): -2,86%
  • PT Surya Citra Media Tbk (SCMA): -2,83%

Saham LQ45 yang Paling Menguat

Sebaliknya, beberapa saham lainnya menguat:

  • PT Aneka Tambang Tbk (ANTM): +2,08%
  • PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA): +1,63%
  • PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM): +1,01%

Sentimen Global: Kekhawatiran dari AS Tekan Bursa Asia

Pasar saham Asia dibuka melemah pada awal pekan ini, mengikuti tren negatif yang terjadi di Wall Street. Keputusan Presiden Donald Trump untuk memecat Kepala Biro Statistik Tenaga Kerja AS memicu kekhawatiran terhadap independensi data ekonomi dan potensi politisasi kebijakan moneter.

Laporan tenaga kerja AS bulan Juli menjadi pemicu utama tekanan pasar. Data menunjukkan revisi besar-besaran ke bawah pada jumlah payrolls, yang turun 290.000 dari ekspektasi sebelumnya. Rata-rata pertumbuhan pekerjaan dalam tiga bulan terakhir juga turun drastis menjadi hanya 35.000, dari 231.000 di awal tahun.

Analisis dari Goldman Sachs menyebutkan bahwa laporan ini telah menyelaraskan data payrolls dengan berbagai indikator big data dan data pertumbuhan lainnya yang menunjukkan perlambatan.

Peluang Pemangkasan Suku Bunga oleh The Fed

Pasar kini memperkirakan peluang pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada pertemuan September mencapai 90%, meningkat dari 40% sebelum data tenaga kerja dirilis. Kontrak berjangka juga mengindikasikan total pemangkasan suku bunga hingga 65 basis poin hingga akhir tahun ini.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor dua tahun turun 4 basis poin menjadi 3,661%, setelah sebelumnya anjlok hampir 25 bps pada Jumat—penurunan harian terbesar sejak Agustus tahun lalu.

Pasar Saham dan Nilai Tukar

Kontrak berjangka indeks S&P 500 dan Nasdaq masing-masing menguat tipis 0,1% dan 0,2%, didukung musim laporan keuangan yang cukup solid. Sekitar dua pertiga emiten di indeks S&P 500 telah merilis kinerja keuangannya, dan 63% di antaranya melampaui ekspektasi, dengan proyeksi pertumbuhan laba sebesar 9,8%.

Namun, bursa Asia tidak sepenuhnya ikut menguat. Indeks Nikkei Jepang anjlok 2,1%, dan Kospi Korea Selatan turun 0,2%. Sementara itu, indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang justru menguat 0,3%.

Di pasar mata uang, dolar AS melemah seiring ekspektasi pelonggaran moneter. Indeks dolar AS turun ke level 98,659 dari puncaknya pekan lalu di 100,250. Dolar juga melemah terhadap yen ke level 147,24, dan euro menguat ke posisi US$ 1,1585. Pound sterling stabil di kisaran US$ 1,3287 menjelang keputusan suku bunga Bank of England pekan ini.