Jim Ratcliffe Klaim MU Kehabisan Dana, Tapi Bagaimana Belanja 200 Juta Pound?

Strategi Keuangan dan Pembelian Pemain Manchester United
Manchester United, yang kini dipegang oleh Sir Jim Ratcliffe, terus menunjukkan strategi keuangan yang kompleks. Meskipun Ratcliffe mengatakan bahwa mereka menjalankan organisasi yang ramping, fakta bahwa klub terus melakukan pembelian pemain dengan biaya tinggi menunjukkan adanya kontradiksi dalam pendekatannya.
Pada musim panas ini, United telah merekrut Matheus Cunha seharga £62,5 juta dan Bryan Mbeumo seharga £65 juta. Klub juga berharap untuk menambah Benjamin Sesko ke dalam skuad, dengan kesepakatan yang bisa mencapai £69 juta. Total pengeluaran untuk tiga penyerang ini akan mencapai £205 juta. Hal ini menunjukkan bahwa meski klaimnya tentang penghematan, United tetap melakukan pembelanjaan besar-besaran.
Pengeluaran Transfer dan Net Spend
Meski hanya membeli dua pemain, United berada di peringkat kelima di Liga Primer untuk total pengeluaran transfer. Namun, mereka berada di peringkat ketiga dalam hal net spend, yaitu jumlah uang yang dihabiskan untuk pemain baru dikurangi jumlah yang didapat dari penjualan. Liverpool dan Chelsea lebih unggul dalam hal ini karena mereka berhasil menjual beberapa pemain dengan harga tinggi.
United belum menjual satu pemain pun, meskipun mereka mengakui bahwa mereka siap melepas beberapa pemain seperti Marcus Rashford, Alejandro Garnacho, Tyrell Malacia, Antony, dan Jadon Sancho. Rashford adalah satu-satunya pemain yang telah pergi, dengan status pinjaman ke Barcelona tanpa biaya. Namun, kepergian Rashford membantu United membiayai aktivitas transfer mereka.
Pendapatan dari Klausul Sell-on
Kepergian Rashford tidak hanya memberikan keuntungan finansial melalui penghematan gaji, tetapi juga membuka peluang dari klausul sell-on. Klub telah menerima dana tambahan dari kepindahan pemain-pemain lain, seperti Anthony Elanga dan Alvaro Carreras. Misalnya, klausul sell-on dalam kepindahan Elanga ke Newcastle memberikan antara £6 juta hingga £8 juta bagi United. Sementara itu, klausul sell-on dalam kepindahan Carreras ke Benfica memberikan sekitar €9 juta.
Selain itu, United juga mendapatkan keuntungan tak terduga sebesar €2,4 juta dari kepindahan Maxi Oyedele ke Strasbourg. Dengan demikian, tanpa melakukan bisnis apa pun sendiri, United telah mendapatkan hingga £18 juta untuk dialokasikan pada aktivitas transfer musim panas ini.
Pembayaran Cicilan dan Fasilitas Kredit
United juga menggunakan praktik pembayaran cicilan untuk membayar biaya transfer pemain. Praktik ini umum dilakukan oleh klub-klub Liga Primer dan telah menjadi bagian dari strategi United selama bertahun-tahun. Contohnya, United membayar biaya £62,5 juta untuk Cunha dalam tiga kali cicilan, sehingga hanya perlu mengeluarkan £20,8 juta di awal. Sementara itu, biaya £65 juta untuk Mbeumo dibayar dalam empat kali cicilan, sehingga hanya mengeluarkan £16,25 juta di awal.
Klub juga memanfaatkan fasilitas kredit yang pernah digunakan sebelumnya untuk membiayai transfer. United melakukan pembayaran £50 juta awal tahun ini, sehingga dapat meminjam hingga £140 juta lagi dari fasilitas tersebut. Namun, penggunaan fasilitas kredit ini menambah utang klub yang sudah signifikan, yaitu £713,2 juta.
Kondisi Keuangan dan Ancaman Bankruptcy
Meski United terlihat stabil secara finansial, ada ancaman kebangkrutan jika tidak melakukan langkah-langkah penghematan yang drastis. Ratcliffe menyatakan bahwa tanpa penghematan, United akan kehabisan uang tunai pada Desember 2025. Meskipun arus kas klub meningkat dari £80 juta pada September 2023 menjadi £150 juta pada September 2024, laporan keuangan terakhir menunjukkan penurunan arus kas sebesar £22,5 juta dari kuartal sebelumnya.
Mesin Pencetak Uang
Meski memiliki masalah keuangan, United tetap menjadi klub terbesar di Inggris, bahkan di dunia. Mereka masih merupakan mesin pencetak uang dengan laba operasional tertinggi di Eropa, sebesar £121 juta. Sponsor di bagian depan jersey mereka dengan Qualcomm senilai $225 juta selama tiga tahun adalah kesepakatan paling menguntungkan di Eropa.
Meskipun penampilan mereka tidak konsisten, United tetap menjadi daya tarik besar bagi para sponsor. Mereka memiliki stadion terbesar di Inggris dan kesepakatan jersey terbesar kedua di Liga Primer. Meskipun begitu, klub ini sering kali menghabiskan uang selevel Liga Champions padahal hanya lolos ke kompetisi papan atas Eropa dua tahun sekali.
Kesimpulan
Ratcliffe tidak mengubah sikap klub terhadap aktivitas transfer. Pemotongan yang dilakukannya lebih didorong oleh ideologi daripada kebutuhan finansial. Jika rekrutan baru seperti Mbeumo, Cunha, dan Sesko gagal, maka orang lain pasti akan menanggung akibatnya.