Kinerja PTP Nonpetikemas Meningkat, Optimis Capai Target 53,5 Juta Ton Tahun 2025

PTP Nonpetikemas Berkomitmen Meningkatkan Kinerja Operasional untuk Capai Target Tahun 2025
PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP Nonpetikemas) terus berupaya memperkuat kinerja operasionalnya guna mencapai target throughput tahun 2025. Dengan menerapkan layanan terintegrasi dan pemanfaatan teknologi terkini, perusahaan optimis dapat meningkatkan arus barang secara signifikan.
Tahun ini, PTP Nonpetikemas menetapkan target throughput sebesar 53,5 juta ton per meter kubik. Direktur Utama PTP Nonpetikemas, Indra Hidayat Sani, menjelaskan bahwa target ini mencerminkan komitmen perusahaan terhadap pertumbuhan dan keunggulan. "Kami yakin target ini dapat dicapai melalui modernisasi terminal, ekspansi bisnis, serta penguatan kolaborasi dengan para pengusaha bongkar muat dan mitra strategis lainnya," ujarnya dalam acara Media Gathering akhir pekan lalu.
Untuk merealisasikan target tersebut, PTP Nonpetikemas mengimplementasikan beberapa program strategis. Di antaranya adalah modernisasi terminal, kolaborasi langsung dengan pemilik kargo dan pelaku logistik, penyediaan layanan Port Management Service berbasis Planning & Control terintegrasi melalui Pelindo Terminal Operating System Multipurpose (PTOS-M), serta penguatan aspek HSSE (Health, Safety, Security & Environment).
Hingga akhir Juni 2025, PTP Nonpetikemas mencatat realisasi throughput sebesar 22.401.788 ton per meter kubik (ton/m³), meningkat 6,05 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (21.124.424 ton/m³). Kontribusi arus barang tersebut berasal dari empat jenis kemasan utama: Curah Kering sebesar 45 persen, General Cargo 27 persen, Curah Cair 22 persen, dan Bag Cargo 6 persen.
Hingga Semester I 2025, PTP Nonpetikemas mencatat peningkatan throughput di berbagai jenis kemasan. Untuk General Cargo, tiga cabang teratas adalah Tanjung Priok dengan 4.633.805 ton/m³ (naik 29,81 persen dari 2024), Banten 416.430 ton/m³ (naik 20,73 persen), dan Pangkal Balam 29.386 ton/m³ (naik 26,29 persen).
Sementara itu, untuk Bag Cargo, Teluk Bayur mencatat 398.265 ton/m³ (naik 59,32 persen), Tanjung Pandan 248.785 ton/m³ (naik 12,61 persen), dan Tanjung Priok 62.304 ton/m³ (naik 15,86 persen). Pada Curah Cair, Jambi mencatat 532.061 ton/m³ (naik 69,64 persen), Teluk Bayur 1.441.073 ton/m³ (naik 11,11 persen), dan Panjang 434.661 ton/m³ (naik 33,46 persen). Adapun pada Curah Kering, Pontianak mencatat lonjakan sebesar 965.592 ton/m³ (naik 691 persen), Cirebon 1.659.230 ton/m³ (naik 18,57 persen), dan Pangkal Balam 150.347 ton/m³ (naik 77,03 persen).
Pertumbuhan pada layanan General Cargo didorong oleh peningkatan aktivitas bongkar muat di Cabang Tanjung Priok, khususnya dari komoditas steel product. Sementara pada Curah Cair, kontribusi signifikan datang dari Cabang Jambi yang melayani pengapalan kondensat milik PT Laban Raya Samodra, serta meningkatnya volume minyak goreng milik PT Ligita Jaya yang ditangani Cabang Teluk Bayur.
Untuk Curah Kering, Cabang Cirebon mencatatkan pertumbuhan positif berkat kegiatan bongkar muat batubara milik PT Indragarda Paling Gesit, PT Abra Cirebon Sakti, dan PT Eka Nusa Dwi Sapta. Volume pasir kuarsa milik PT Abra Cirebon Sakti juga mengalami kenaikan. Sementara itu, kinerja Bag Cargo terdongkrak oleh kelancaran distribusi semen di Cabang Teluk Bayur dan meningkatnya trafik pupuk kemasan bag produksi PT Pupuk Iskandar Muda.
Realisasi kinerja operasional yang diukur melalui indikator ton ship day (T/S/D) sepanjang tahun 2024 juga menunjukkan performa yang positif. Hal ini tecermin dari kontribusi PTP terhadap SPMT Group sebesar 39 persen, dengan total throughput perusahaan pada tahun 2024 mencapai 47.046.785 ton/m³.
Secara nasional, PTP Cabang Tanjung Priok mencatatkan throughput General Cargo tertinggi diantara seluruh cabang SPMT Group. Untuk Curah Cair, Cabang Teluk Bayur menempati posisi ketiga tertinggi. Adapun pada Curah Kering, Cabang Tanjung Priok kembali mencatatkan kinerja terbaik di lingkungan PTP Nonpetikemas, disusul oleh Cabang Panjang dan Bengkulu.