Monyet di Bali Tahu Harga Mahal, Jaga Barangmu Sendiri

Featured Image

Pura Uluwatu dan Aksi Monyet yang Tidak Biasa

Bali memang menjadi salah satu destinasi liburan favorit banyak orang. Salah satu tempat yang sering dikunjungi adalah Pura Uluwatu, yang menawarkan pemandangan matahari terbenam yang indah serta suasana yang tenang. Namun, di balik keindahan tersebut, ada hal unik yang sering terjadi, yaitu tindakan monyet-monyet yang tinggal di sekitar pura.

Monyet-monyet ini dikenal sangat aktif dan cerdas. Saat wisatawan sedang menikmati suasana, mereka bisa tiba-tiba muncul dan mencuri barang-barang milik pengunjung. Kacamata, ponsel, atau bahkan dompet sering kali menjadi target mereka. Fenomena ini tidak hanya lucu, tetapi juga menunjukkan kecerdasan adaptif hewan yang luar biasa.

Strategi Sosial dan Kognitif Monyet

Menurut laporan yang ditulis oleh Hannah Miao, para ilmuwan telah menemukan bahwa monyet ekor panjang di Pura Uluwatu memiliki strategi sosial yang rumit dan kemampuan kognitif untuk mengenali nilai sebuah objek. Mereka tidak sembarangan mencuri, melainkan memilih target berdasarkan nilai jualnya. Semakin mahal barang yang dibawa oleh wisatawan, semakin besar kemungkinan mereka harus membayar tebusan agar barang tersebut dikembalikan.

Para peneliti dari University of Lethbridge menyebut fenomena ini sebagai sistem ekonomi barter ala monyet. Mereka tidak hanya mencuri, tetapi juga melakukan negosiasi. Contohnya, jika seseorang kehilangan kacamata hitam desainer, maka monyet akan menuntut tebusan berupa camilan seperti Oreo. Hal ini dilakukan oleh para pawang yang sering bekerja sama dengan monyet-monyet tersebut.

Contoh Nyata dalam Praktik

Seorang turis bernama Jonathan Hammé pernah menjadi korban aksi pencurian monyet di Pura Uluwatu. Saat sedang menikmati pemandangan laut, seekor monyet melompat ke punggungnya dan mencuri kacamata hitamnya. Seorang pawang langsung datang dan menegosiasikan pengembalian barang tersebut dengan beberapa biskuit Oreo. Akhirnya, kacamata itu dikembalikan, meskipun dalam kondisi agak bengkok.

Ini bukanlah kejadian baru. Menurut Ketut Ariana, seorang pawang yang diwawancarai oleh Miao, aksi pencurian oleh monyet-monyet Uluwatu sudah terjadi sejak lama. Bahkan sebelum era turis dan kamera digital, para primata ini sudah menargetkan perhiasan upacara milik umat yang datang beribadah. Kini, target mereka telah berevolusi menjadi ponsel pintar.

Teknik dan Strategi yang Digunakan

Dalam sehari, monyet-monyet ini bisa mencuri hingga 10 unit ponsel. Untuk menebusnya, para pawang sering menukar dengan makanan bernilai tinggi seperti telur mentah, manggis, atau rambutan. Semakin tinggi nilai barang yang dicuri, semakin lihai pula taktik yang digunakan oleh monyet. Jika ingin nilai tukar yang lebih menguntungkan, monyet bisa memanjat lebih tinggi atau sengaja menunda pengembalian untuk menaikkan tekanan psikologis.

Beberapa bahkan mencuri bukan karena lapar, tapi murni untuk hiburan. Meskipun manajemen pura telah mencoba berbagai metode seperti jadwal makan teratur, variasi menu, hingga pelarangan memberi makan secara total, sindikat monyet ini tetap bertahan.

Penelitian dan Perkembangan

Para peneliti dari University of Lethbridge mengakui bahwa monyet-monyet ini menunjukkan "proses pengambilan keputusan ekonomi yang belum pernah tercatat sebelumnya." Pencurian kemungkinan besar tidak akan pernah berhenti. Jadi, jika kamu berencana mengunjungi Pura Uluwatu, bawalah Oreo sebagai mata uang lokal.

Fenomena ini menunjukkan betapa cerdasnya hewan-hewan ini dalam beradaptasi dengan lingkungan dan manusia. Mereka tidak hanya hidup di alam liar, tetapi juga mengembangkan strategi yang kompleks untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Ini menjadi bukti bahwa kecerdasan hewan tidak bisa diabaikan begitu saja.