Musim Kemarau Panjang Sebabkan Kekurangan Bahan Pokok di Mahulu, BBM Dibagikan Per Keluarga

Musim Kemarau Panjang Sebabkan Kekurangan Bahan Pokok di Mahulu, BBM Dibagikan Per Keluarga

Kondisi Darurat di Mahakam Ulu Akibat Kemarau Panjang

Kemarau panjang yang terjadi di wilayah hulu Sungai Mahakam menyebabkan akses transportasi menuju dua kecamatan terujung, yaitu Long Pahangai dan Long Apari, semakin sulit. Jalur utama yang biasanya mengandalkan transportasi sungai kini berisiko tinggi karena arus deras dan bebatuan yang mencuat ke permukaan. Sementara itu, jalur darat dari Long Pahangai ke Long Apari masih belum sepenuhnya layak digunakan.

Sebagian besar jalan tersebut hanya berupa badan jalan yang baru dibuka dan belum memenuhi standar untuk distribusi logistik. Hal ini membuat pasokan barang pokok ke Long Apari terganggu. Warga kesulitan mendapatkan bahan kebutuhan harian, termasuk beras, yang harganya kini melonjak tajam. Kenaikan harga ini menambah beban masyarakat, terutama bagi mereka yang secara ekonomi kurang mampu.

Untuk mengurangi beban tersebut, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Mahakam Ulu menyalurkan bantuan beras kepada warga yang masuk dalam kategori membutuhkan. Bantuan ini telah diterima masyarakat di Long Apari sejak seminggu sebelum bantuan dari provinsi datang. Camat Long Apari, Petrus Ngo, menjelaskan bahwa bantuan pangan ini ditujukan pada warga yang benar-benar membutuhkan, seperti lansia, janda, duda, dan keluarga tidak mampu. Mereka yang membutuhkan dukungan gizi menjadi sasaran utama.

Petrus menambahkan bahwa jumlah beras yang disalurkan telah disesuaikan dengan data kebutuhan yang ada di kecamatan, dan pengaturannya menjadi tanggung jawab DKPP. Di tengah keterbatasan tersebut, warga Long Apari harus menjalani hari-hari dengan kondisi ekonomi yang semakin menekan. Harga beras bahkan nyaris menyentuh Rp50.000 per kilogram. Selain mahal, stok beras pun mulai langka di wilayah tersebut.

“Keluhan dari warga terus ada, karena harga mahal dan barang juga sulit didapat,” tutur Petrus. Tidak hanya beras, bahan bakar minyak (BBM) pun menjadi masalah lain yang membebani warga. Kebanyakan masyarakat Long Apari menggantungkan hidup dari bertani dan mencari ikan. Namun keterbatasan BBM membuat aktivitas mereka terganggu.

“Karena stok terbatas, BBM dijatah per kepala keluarga, maksimal hanya 5 sampai 10 liter,” jelas Petrus. Di beberapa kampung yang jauh dari pusat kecamatan, harga BBM bahkan telah menembus Rp35.000 per liter. Pembagiannya pun dilakukan berdasarkan kebutuhan dan jarak aktivitas warga. Misalnya, kalau ladangnya jauh atau mau cari ikan ke sungai yang dalam, jatahnya bisa sampai 10 liter.

Pendistribusian BBM saat ini diatur langsung oleh pihak APMS (Agen Premium dan Minyak Solar), dengan mempertimbangkan stok yang sangat terbatas di tengah sulitnya akses logistik akibat kemarau panjang.

Kirim 11,8 Ton Sembako

Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur mengirim 11,8 ton sembako ke Kabupaten Mahakam Ulu untuk pelaksanaan operasi pasar. Langkah ini dilakukan guna menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok dan memastikan ketersediaan bahan pangan di wilayah yang memiliki keterbatasan akses distribusi.

Kepala Disperindagkop dan UKM Kaltim, Heni Purwaningsih, menjelaskan bahwa sembako untuk operasi pasar tersebut telah dipastikan sesuai harga pasar di Samarinda. “Dibeli dengan harga sesuai dengan harga di Samarinda,” ucapnya. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM (Disperindagkop dan UKM) Kaltim menjadi salah satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang terjun langsung dalam pendistribusian.

Operasi pasar ini akan melibatkan kolaborasi antara Pemprov Kaltim dan Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu serta sejumlah pihak terkait. Sebelumnya, pemerintah provinsi juga telah menyalurkan cadangan pangan pemerintah berupa beras sebanyak 68,5 ton yang dibagikan secara gratis bagi masyarakat Mahulu.

Heni menegaskan bahwa distribusi cadangan pangan ini merupakan kewajiban pemerintah daerah dalam kondisi darurat. “Itu tugasnya pemerintah. Kalau ada kondisi darurat, karena sesuai dengan SK Bupati, Mahulu, itu kan sudah diterapkan sebagai kondisi darurat,” jelasnya. Menurutnya, beras cadangan pangan tersebut dibagikan cuma-cuma, sedangkan komoditas gula dan minyak goreng digunakan untuk kepentingan stabilisasi harga.

“Kalau untuk gula dan minyak itu untuk stabilisasi harga. Kalau gula dan minyak itu operasi pasar,” kata Heni. Untuk distribusi sembako ke Mahulu, jalur darat akan ditempuh dengan pengawalan dari tim gabungan, termasuk BPBD Mahakam Ulu dan Bagian Ekonomi Mahakam Ulu. Estimasi pengiriman akan memakan waktu dua hari perjalanan. “Ya ini kalau estimasi siang ini berangkat mungkin 2 hari perjalanan,” pungkasnya.