Peringatan BMKG: Karhutla dan Cuaca Ekstrem Masih Mengancam, Waspada!

Peringatan Dini Cuaca Ekstrem dan Karhutla di Indonesia
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan peringatan terkait potensi cuaca ekstrem dan kebakaran hutan serta lahan (karhutla) yang masih bisa terjadi dalam sepekan ke depan, yaitu pada periode 1–7 Agustus 2025. Masyarakat diminta untuk tetap waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan.
Berdasarkan data terbaru, BMKG mencatat peningkatan jumlah titik panas (hotspot) dengan tingkat kepercayaan tinggi. Titik-titik ini tersebar di berbagai wilayah seperti Kalimantan dengan 22 titik, Sumatra dengan 9 titik, dan Sulawesi dengan 2 titik. Hal ini menjadi indikasi kuat bahwa risiko karhutla semakin meningkat, terutama di wilayah Kalimantan dan Sumatra.
Selain itu, potensi hujan lebat juga menjadi ancaman nyata di sebagian besar wilayah Indonesia. Pada tanggal 30 Juli 2025, curah hujan tercatat cukup tinggi di beberapa daerah, seperti Atang Sanjaya, Bogor dengan 186,0 mm, dan Kuantan Tengah, Riau dengan 133,2 mm. Hujan sedang juga terjadi di Bengkulu dan Kalimantan Barat masing-masing dengan curah 37,0 mm dan 36,5 mm.
Fenomena ini dipengaruhi oleh dinamika atmosfer yang memicu pertumbuhan awan hujan. Gelombang Rossby Ekuator di selatan Indonesia serta sirkulasi siklonik di Samudra Hindia barat Sumatra turut berperan dalam penumpukan massa uap air. Kondisi ini menunjukkan bahwa risiko bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang meningkat.
Dinamika Atmosfer Sepekan ke Depan
Dalam analisis dinamika atmosfer terkini, potensi pertumbuhan awan hujan di sebagian besar wilayah Indonesia diperkirakan akan meningkat. Faktor-faktor global, regional, dan lokal saling berkontribusi dalam membentuk kondisi atmosfer yang labil.
ENSO dan Dipole Mode berada dalam kondisi netral, sementara nilai SOI positif (+10,1) mengindikasikan melemahnya aliran massa udara dari Pasifik. Meski pengaruhnya tidak merata, hal ini berdampak lebih besar pada pembentukan pola konvektif di wilayah tengah dan timur Indonesia.
Secara regional, Madden-Julian Oscillation (MJO) diprediksi aktif di Samudra Hindia Barat Sumatra pada 1–2 Agustus 2025. Aktivitas MJO ini akan berkombinasi dengan gelombang atmosfer lain seperti Kelvin, Rossby Ekuator, dan gelombang Low Frequency yang persisten. Daerah konvergensi dan konfluensi angin juga diprediksi terbentuk di beberapa wilayah, termasuk Perairan barat laut Aceh dan Laut Natuna.
Kondisi ini meningkatkan potensi hujan lebat di sejumlah wilayah. Masyarakat juga diminta waspada terhadap kecepatan angin permukaan yang bisa mencapai lebih dari 25 knots di beberapa perairan, yang dapat meningkatkan ketinggian gelombang.
Prospek Cuaca Sepekan ke Depan
Pada periode 1–3 Agustus 2025, cuaca umumnya berawan hingga hujan ringan. Beberapa wilayah perlu diwaspadai karena adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang. Wilayah yang rawan antara lain Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan sebagian besar Jawa serta Kalimantan.
Hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang juga bisa terjadi di wilayah tertentu. Wilayah seperti Kepulauan Bangka Belitung, Bengkulu, dan Sulawesi Barat masuk dalam kategori siaga.
Pada periode 4–7 Agustus 2025, cuaca umumnya cerah berawan hingga hujan ringan. Namun, beberapa wilayah tetap perlu waspada terhadap hujan sedang dan lebat. Wilayah seperti Kepulauan Bangka Belitung, Sulawesi Barat, dan Maluku berpotensi mengalami hujan lebat.
Imbauan BMKG
BMKG mengimbau masyarakat untuk: - Waspada terhadap kemungkinan kekeringan dan kebakaran hutan. - Menghindari area terbuka saat terjadi hujan disertai petir. - Memantau informasi cuaca melalui kanal resmi BMKG seperti situs web, media sosial, atau aplikasi infoBMKG. - Tetap tenang dan siaga menghadapi perubahan cuaca ekstrem.
Informasi ini akan terus diperbarui sesuai perkembangan cuaca terbaru.