PTP Nonpetikemas Siap Dukung Ekspor Alumina di Kijing

Featured Image

Terminal Kijing: Pilar Ekonomi Kalimantan Barat

Terminal Kijing, yang dikelola oleh PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP Nonpetikemas) Cabang Pontianak, kini menjadi salah satu urat nadi ekonomi Kalimantan Barat. Sejak diambil alih oleh pihak tersebut pada 1 Agustus 2022, terminal ini telah berkontribusi signifikan dalam meningkatkan efisiensi logistik dan kelancaran arus barang nasional.

Selain mempercepat proses logistik, Terminal Kijing juga siap mendukung program hilirisasi mineral yang sedang digencarkan oleh pemerintah. Direktur Utama PTP Nonpetikemas, Indra Hidayat Sani, menyatakan bahwa pihaknya siap melayani ekspor alumina dari MIND ID (holding tambang BUMN), yang direncanakan akan dimulai sejak tahun 2026.

Peran Penting dalam Ekspor CPO

Sebelumnya, Terminal Kijing telah menjadi pintu gerbang utama untuk ekspor produk turunan kelapa sawit seperti CPO. Kalimantan Barat merupakan salah satu produsen utama minyak kelapa sawit nasional, berada di tiga besar provinsi penghasil CPO.

Wilayah ini memiliki 84 perkebunan kelapa sawit, 132 perusahaan industri CPO, serta 42 terminal khusus yang mendukung ekosistem komoditas ini. Dengan fasilitas modern seperti harbour mobile crane, excavator, wheel loader, mobile conveyor, flexible hose, dan portable filling station, Terminal Kijing menjadi pusat penting dalam pelayanan kargo nonpetikemas.

Komoditas Lain yang Dilayani

Tidak hanya CPO, Terminal Kijing juga melayani berbagai komoditas lain seperti batu bara, pupuk, palm kernel, bauksit, dan kargo berat. Sebagai pelabuhan internasional baru di Kalimantan Barat, terminal ini diposisikan sebagai motor penggerak ekspor-impor kawasan sekaligus katalisator pertumbuhan ekonomi nasional.

Indra mengungkapkan bahwa saat ini, kegiatan bongkar muat batu bara, bauksit, dan Kaukasoid soda dilakukan di sana, serta ekspor CPO. Kedepannya, ekspor alumina akan segera dimulai.

Impor dan Ekspor Alumina

Menurut Indra, Indonesia selama ini masih mengimpor bahan baku aluminum, yaitu alumina, dari negara-negara seperti Australia atau Vietnam. Namun, dengan adanya peningkatan kebutuhan akan produk aluminium dan turunannya, MIND ID akan mulai mengekspor alumina ke negara-negara yang membutuhkannya.

"Kami bangga bisa berkontribusi kepada Indonesia, sehingga nilai tambah yang selama ini impor kini bisa diekspor," ujar Indra.

Kinerja Semester I

Terminal Kijing menjadi salah satu simpul logistik internasional yang strategis karena berbatasan langsung dengan jalur perdagangan utama Selat Malaka. Hal ini membuatnya memainkan peran penting dalam memperkuat konektivitas dan mendorong ekspor-impor, khususnya di Kalimantan Barat.

Dalam semester I 2025, kinerja pengoperasian Terminal Kijing mencatat pertumbuhan signifikan sebesar 225 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Rata-rata throughput mencapai 2.716 ton per ship per day (T/S/D), melonjak tajam dari 836 T/S/D pada semester I 2024.

Upaya Operasional yang Berkelanjutan

Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha sekaligus Plt. Direktur Operasi PTP Nonpetikemas, Dwi Rahmad Toto S., menjelaskan bahwa pihaknya terus berupaya menjaga kelancaran layanan dengan mengoptimalkan proses bongkar muat, penataan alur logistik, dan pengelolaan waktu sandar kapal secara efisien.

PTP Nonpetikemas Cabang Pontianak beroperasi di Kalimantan Barat dengan mengelola empat area terminal nonpetikemas, yaitu Kawasan Dwikora, Pelabuhan Perintis Sintete, Ketapang, dan Kawasan Kijing. Pelabuhan ini menangani berbagai komoditas general cargo seperti karet, bungkil, serta plywood.

Terminal Kijing sendiri melayani aneka kargo nonpetikemas, antara lain CPO dan turunannya, batu bara, pupuk, palm kernel, karung beras, serta produk perkayuan. Dengan dukungan Kalimantan Barat sebagai salah satu sentra produksi CPO nasional, wilayah ini memiliki hinterland yang kuat bagi pertumbuhan volume kargo.