Banyak ASN Tunggak, KSP Mekar Jaya Terdampak, Kuasa Hukum: Intansi Harus Kooperatif

Featured Image

Kondisi Keuangan KSP Mekar Jaya yang Tidak Terancam

Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Mekar Jaya di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, dalam kondisi keuangan yang masih stabil meskipun terdapat beberapa tantangan. Berdasarkan perhitungan jumlah piutang dan simpanan anggota, tidak ada masalah signifikan. Selisih antara piutang dan tabungan masih menunjukkan surplus, artinya dana koperasi dalam kondisi aman.

Namun, penyebab utama ketidakseimbangan adalah tingginya jumlah piutang yang belum tertagih. Saat ini, total piutang mencapai sekitar Rp20 miliar, sedangkan dana simpanan yang ingin ditarik oleh anggota mencapai sekitar Rp6 miliar. Meski begitu, secara struktur keuangan, koperasi tetap dalam kondisi sehat karena piutang lebih besar dari kewajiban simpanan.

Legal Officer KSP Mekar Jaya, Miranti Kusumawardhani Rusamsi SH, menjelaskan bahwa isu-isu negatif yang beredar tidak benar. Ia meminta anggota untuk tidak terpengaruh oleh informasi yang tidak akurat. "Jangan termakan isu yang tidak benar. Apalagi menuduh adanya penyelewengan dana di KSP tersebut," ujarnya.

Piutang yang Didominasi ASN

Salah satu faktor utama yang menyebabkan ketidakseimbangan likuiditas adalah besarnya piutang dari kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN). Dari total piutang sebesar Rp20 miliar, sebagian besar berasal dari anggota yang bekerja di instansi pemerintahan. Hal ini memperberat kondisi koperasi karena banyaknya pinjaman yang macet.

Miranti mengungkapkan bahwa beberapa ASN bahkan melakukan manipulasi data gaji atau pemalsuan dokumen. Ini bukan hanya masalah etika, tapi bisa saja masuk ranah hukum. "Bahkan ada indikasi penggelapan dana gaji. Kami meminta dukungan dari instansi terkait agar piutang dapat ditagih dengan lancar," katanya.

Langkah Hukum dan Penyelesaian Masalah

Miranti juga menegaskan bahwa pailit bukan solusi yang baik bagi anggota. Jika koperasi dipailitkan, seluruh aset akan dikelola oleh kurator, dan proses pengembalian dana akan tetap menunggu hasil penagihan piutang. "Kami mengimbau anggota untuk tidak terprovokasi isu-isu liar. Kami terbuka untuk berdiskusi secara baik," tambahnya.

Ia juga menyampaikan bahwa pihaknya telah mengirimkan surat resmi kepada instansi terkait sebagai bentuk koordinasi lanjutan. Miranti berharap pemerintah dapat memahami dan menghargai setiap penagihan yang dilakukan. "Sebagian besar pinjaman berasal dari ASN, mereka meminjam tanpa agunan, hanya bermodalkan SK sebagai jaminan," jelasnya.

Krisis Awal dari Sistem Payroll

Krisis ini bermula sejak penerapan sistem payroll pada tahun 2024. Akibatnya, koperasi tidak lagi dapat memotong angsuran langsung melalui bendahara instansi. Pembayaran angsuran bergantung sepenuhnya pada kedisiplinan masing-masing ASN. "Ini membuat banyak nasabah tidak membayar angsuran secara rutin," tambah Miranti.

Ia mengimbau seluruh dinas untuk bersikap kooperatif dalam menyelesaikan masalah ini. "Ini adalah uang masyarakat yang harus kita jaga dan kelola dengan penuh tanggung jawab," tegasnya.

Penyebaran Isu yang Tidak Benar

Beberapa waktu lalu, KSP Mekar Jaya menghadapi gejolak kepercayaan dari para anggotanya. Ratusan anggota mendatangi kantor koperasi untuk menarik simpanan secara serentak, memicu kekhawatiran tentang stabilitas keuangan. Miranti menjelaskan bahwa isu yang beredar tidak benar. Salah satunya adalah tuduhan bahwa dana koperasi dialirkan ke usaha pribadi pengurus.

"Tudingan itu tidak benar. Kolam renang tersebut adalah milik pribadi dan dibiayai melalui pinjaman bank, bukan dari dana koperasi," jelas Miranti.

Ancaman terhadap Karyawan

Miranti juga menyampaikan kekecewaannya atas ancaman terhadap karyawan koperasi, termasuk teror pembunuhan dan santet. Ia menegaskan akan mengambil langkah hukum jika ancaman tersebut terus berlanjut. "Kami mengerti keresahan anggota, tapi ini negara hukum. Kami butuh waktu untuk menyelesaikan ini secara profesional dan legal," katanya.