Kehilangan Ponsel Arya Daru: Upaya Menghapus Jejak atau Tanda Bahaya?

Kasus Kematian Arya Daru: Ponsel yang Hilang dan Pertanyaan yang Belum Terjawab
Kasus kematian Arya Daru Pangayunan (39), seorang diplomat muda Kementerian Luar Negeri, terus memicu berbagai pertanyaan di kalangan publik. Meski penyidik menyatakan bahwa tidak ada unsur pidana dalam kasus ini, banyak pihak merasa masih ada hal yang tidak jelas dan perlu diungkap lebih lanjut.
Salah satu hal yang menjadi perhatian utama adalah hilangnya ponsel milik Arya Daru. Ponsel tersebut disebut sebagai kunci penting dalam mengungkap kejanggalan-kejanggalan yang terjadi. Namun hingga kini, ponsel utama milik korban belum ditemukan.
Menurut informasi dari Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra, ponsel Samsung S22 Ultra yang biasa digunakan oleh Arya Daru belum ditemukan. Penyidik mengakui kesulitan dalam menemukan ponsel tersebut. Sementara itu, ponsel lain yang ditemukan di kamar kos Arya Daru, yaitu Samsung Note 9, telah menjadi barang bukti dan diperiksa oleh tim digital forensik.
Ponsel Samsung Note 9 ini terakhir aktif pada tahun 2022. Menurut keterangan saksi, ponsel ini memang tidak digunakan, tetapi ditemukan di kamar. Dugaan sementara adalah bahwa ponsel ini sengaja dibuang oleh Arya Daru untuk menghilangkan jejak. Hal ini diperkuat dengan temuan bahwa Arya Daru pernah salah mengirim pesan WhatsApp, setelah itu ponselnya tidak bisa lagi dihubungi.
Posisi terakhir ponsel yang tidak aktif ini terlacak di Mal Grand Indonesia (GI). Di tempat yang sama, Arya Daru juga terakhir kali berkomunikasi dengan istrinya melalui ponsel tersebut, sekitar pukul 21.00 WIB.
Dugaan Ponsel Sengaja Dibuang
Penasihat Ahli Kapolri, Irjen (Purn) Aryanto Sutadi, menyampaikan bahwa ponsel tersebut kemungkinan besar sengaja dibuang oleh Arya Daru sendiri. Ia menduga ponsel itu berisi informasi sensitif tentang kehidupan pribadi Arya Daru, sehingga ia memilih untuk menghilangkannya.
Aryanto menolak dugaan bahwa ponsel tersebut dicopet atau dirampas oleh orang lain. Menurutnya, kondisi ponsel yang mati dan tidak dapat dihubungi menunjukkan bahwa pemiliknya sendiri yang memutuskan untuk menghilangkannya.
Eks Wakapolri Komjen Pol (Purn) Oegroseno juga menilai bahwa ponsel Arya Daru sangat penting untuk ditemukan. Ia curiga bahwa ponsel tersebut hilang karena Arya Daru menerima ancaman melalui WhatsApp. Ancaman ini membuatnya ketakutan, sehingga ia membuang ponselnya dan lari ke rooftop Kemenlu.
Oegroseno juga menyarankan agar penyidik mengusut tuntas sosok Dion dan Vara. Kedua orang ini tercatat dalam CCTV bersama Arya Daru saat berbelanja di GI. Ia menilai perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut mengenai keberadaan Dion dan Vara sebelum dan sesudah ke GI. Aktivitas mereka malam itu harus diungkap ke publik, apakah mereka berpisah di GI atau sama-sama menuju Kantor Kemenlu.
Pertanyaan yang Masih Tertunda
Meskipun penyidik telah memberikan penjelasan, banyak pertanyaan yang masih tertunda. Bagaimana kejadian malam itu sebenarnya? Apakah ada ancaman yang dialami Arya Daru? Siapa saja yang terlibat dalam kejadian tersebut?
Dengan hilangnya ponsel yang menjadi kunci utama, kasus ini masih menyisakan banyak tanda tanya. Masyarakat berharap penyidik dapat membuka semua fakta dengan transparan dan menjawab semua keraguan yang ada.