Kepala KSOP: Rute Penyeberangan Sesuai Cuaca BMKG, Penumpang Diimbau Gunakan Pelampung

Kepala KSOP: Rute Penyeberangan Sesuai Cuaca BMKG, Penumpang Diimbau Gunakan Pelampung

Situasi Lalu Lintas Penyeberangan di Pelabuhan Sanur Setelah Kapal Terbalik

Setelah kejadian kapal Bali Dolphin Cruise II terbalik akibat ombak tinggi, lalu lintas penyeberangan di Pelabuhan Sanur masih berjalan dengan kondisi yang diperhatikan secara ketat. Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) II Benoa, Aprianus Hangki, menjelaskan bahwa pihaknya selalu memantau situasi cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk menentukan apakah pelayaran dapat dilanjutkan atau tidak.

Pada hari Selasa, 5 Agustus 2025, kejadian tersebut terjadi saat kapal sedang berusaha merapat ke pelabuhan. Pihak KSOP langsung melakukan mitigasi dengan menutup sementara alur pelayaran untuk mencegah risiko lebih lanjut. Namun, setelah evaluasi kembali, beberapa kapal kembali berlayar pada pukul 17.00 WITA menuju Nusa Penida.

"Kami terus berkoordinasi dengan BMKG dan juga nahkoda kapal untuk menilai situasi cuaca sepanjang pelayaran," jelas Hangki. Ia menegaskan bahwa keputusan untuk membuka atau menutup jalur pelayaran selalu didasarkan pada informasi terkini mengenai kondisi cuaca dan gelombang.

Saat kondisi cuaca baik, pelayaran tetap dibuka namun penggunaan life jacket wajib bagi semua penumpang. "Kami mengimbau semua penumpang agar menggunakan life jacket sebagai langkah keselamatan," tegasnya.

Peristiwa Kapal Terbalik di Pelabuhan Sanur

Kapal Bali Dolphin Cruise II terbalik akibat ombak setinggi 4 meter yang tiba-tiba menghantamnya saat sedang berada di alur pelayaran. Kejadian ini terjadi di area yang hanya berjarak 50 hingga 100 meter dari dermaga Pelabuhan Sanur. Menurut Hangki, kapal dalam posisi sesuai alur dan sudah berada di dekat pelabuhan, namun ombak tiba-tiba meninggi dan menyebabkan kapal terbalik.

"Pada saat itu, cuaca masih aman dan nahkoda juga telah mengetahui kondisi cuaca. Namun, saat kapal mendekati alur masuk pelabuhan, ombak tiba-tiba meninggi dan menghantam kapal dari belakang," ujarnya.

Kapal yang berangkat dari Nusa Penida ke Pelabuhan Sanur tersebut membawa 80 orang, termasuk 73 penumpang WNA dan 2 WNI serta 5 ABK. Dari jumlah tersebut, dua penumpang asal Tiongkok meninggal dunia, yaitu Shi Guo Hong (20 tahun) dan Hanging Yu (37 tahun). Jenazah korban saat ini berada di Rumah Sakit Bali Mandara.

Proses Pencarian dan Evakuasi

Tim SAR gabungan masih melakukan upaya pencarian terhadap satu ABK yang belum ditemukan, yaitu Kadek Adi Jaya Dinata (23 tahun). Pihak KSOP menyebutkan bahwa kendala utama dalam proses evakuasi adalah posisi kapal yang terbalik dan gelombang yang masih tinggi, berkisar antara 2 hingga 5 meter.

"Saat ini, proses pencarian dan evakuasi sangat terbatas karena kondisi laut yang tidak stabil," tambah Hangki. Ia menegaskan bahwa kapal tersebut dalam kondisi laik jalan dan semua ABK serta penumpang telah diberikan alat keselamatan seperti life jacket.

Selain itu, puluhan penumpang kapal berasal dari berbagai negara, seperti China, Italia, Prancis, Australia, Singapura, Sri Lanka, Rusia, Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Inggris. Semua korban luka-luka saat ini sedang mendapatkan perawatan medis di rumah sakit.

Faktor Cuaca dan Keselamatan Pelayaran

Hangki menegaskan bahwa kejadian ini disebabkan oleh faktor cuaca, khususnya gelombang tinggi yang tidak terduga. Meskipun kapal telah mematuhi aturan muatan dan prosedur keselamatan, situasi alam yang tidak terprediksi membuat kejadian tak terhindarkan.

"Kami akan terus memantau situasi cuaca dan memberikan imbauan kepada para penumpang agar selalu menggunakan life jacket saat berlayar," ujarnya. Pihak KSOP juga berkomitmen untuk memastikan keamanan dan kelancaran pelayaran di Pelabuhan Sanur.