SULSEL KITA, Berkembang atau Tertinggal?

SULSEL KITA, Berkembang atau Tertinggal?

Kondisi Ekonomi dan Politik Sulawesi Selatan

Kondisi ekonomi dan politik di Sulawesi Selatan (Sulsel) saat ini menunjukkan berbagai tantangan yang perlu segera diatasi. Perkembangan global yang ditandai oleh kekuatan tiga poros utama, yaitu Amerika Serikat, Rusia, dan Tiongkok, menunjukkan indikasi bahwa interaksi antar bangsa semakin tidak ramah. Hal ini dapat menyebabkan distorsi dan ancaman terhadap eksistensi negara-negara di dunia.

Di sisi lain, pengelolaan pemerintahan pusat masih menghadapi masalah klasik seperti defisit anggaran. Banyak program yang dijalankan cenderung ambisius namun kurang didukung oleh penjelasan yang jelas tentang arah dan capaian spesifik dari kebijakan tersebut. Situasi ini memperparah kondisi kita sebagai sebuah bangsa, terutama di Sulsel yang merupakan entitas ekonomi dan politik penting.

Data Kemiskinan dan Pengangguran

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa Sulsel termasuk dalam 10 besar provinsi dengan jumlah orang miskin terbanyak. Selain itu, jumlah orang miskin ekstrim juga masih cukup besar. Di balik data ini, terdapat angka pengangguran yang semakin mengkhawatirkan. Jumlah pencari kerja yang besar, tetapi dengan keterampilan yang tidak terencana, menjadi tantangan tersendiri.

Pemerintahan belum memiliki skema pembukaan lapangan kerja yang massif dan terarah. Akibatnya, data pengangguran akan terus meningkat. Realitas ini hanya sebagian kecil dari indikator hasil pembangunan di Sulsel. Kita harus melakukan evaluasi yang jujur dan serius serta menyiapkan rencana yang bisa diimplementasikan dengan timeline jelas.

Kinerja Sektor Ekonomi

Kontribusi sektoral pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sulsel dalam 20-30 tahun terakhir tidak banyak berubah. Sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan masih menjadi penyumbang terbesar, meskipun dalam 10 tahun terakhir kontribusinya mulai menurun. Sektor industri stagnan, sektor jasa fluktuatif, dan sektor perdagangan hanya sedikit naik karena maraknya mall dan toko ritel.

Fakta ini ironis karena Sulsel pernah dikenal sebagai lumbung kakao, produsen besar cengkeh, udang, dan tembakau. Saat ini, hanya lumbung padi dan produsen ikan laut mentah yang relatif stabil. Potensi ekonomi yang dimiliki Sulsel sangat besar, termasuk lahan pertanian luas, potensi laut, tambang, sarana pendidikan, dan letak geografis strategis. Sebenarnya, Sulsel adalah "Ibukota Indonesia Timur" yang memiliki tanggung jawab besar menjadi lokomotif kemajuan ekonomi di kawasan ini.

Perubahan Mentalitas dan Kepemimpinan

Sikap mental yang baik bukanlah kesombongan, melainkan landasan etis bagi seluruh stakeholder, terutama pemangku kuasa di Sulsel. Sudah saatnya pemerintahan dan pembangunan di wilayah ini tidak sekedar menjalankan perintah pusat tanpa inisiatif lokal. Para kepala daerah, gubernur, dan bupati/walikota adalah pemimpin yang dipilih oleh rakyat, sehingga mereka harus memiliki ide-ide konstruktif dan imajinasi yang kreatif.

Ada tiga fungsi kepemimpinan yang harus nyata dan dirasakan oleh masyarakat: menentukan arah, mengelola risiko, dan membangun harapan. Dengan kuasa dan wewenang yang diberikan, ketiga fungsi ini dapat berjalan baik. Tanpa rencana yang jelas, pembangunan akan terus dilakukan secara "tambal sulam", memenuhi janji kampanye, atau menunggu anggaran dari pusat.

Transformasi Ekonomi dan Visi Masa Depan

Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang signifikan, Sulsel perlu melakukan transformasi struktural. Misalnya, bergeser menjadi pusat perdagangan komoditi hasil perkebunan dan laut, atau fokus menjadi pusat produksi mesin pertanian. Transformasi ini membutuhkan perubahan mindset, perencanaan yang relevan, dan prioritas yang jelas.

Transformasi ini tidak mudah, karena mesti meninggalkan zona nyaman. Namun, hanya dengan transformasi ini, Sulsel dapat maju dan menjadi lokomotif kemajuan di kawasan timur Indonesia. Penting untuk memetakan keunggulan komparatif dan kompetitif, serta merumuskan visi yang spesifik dan jelas.

Kesimpulan

Sulsel tidak butuh pemimpin sempurna, tapi pemimpin yang punya visi dan siap bekerja keras untuk mewujudkannya. Dengan visi yang jelas, gubernur dapat mengarahkan para bupati/walikota untuk berkontribusi dalam pengembangan keunggulan spesifik. Dengan itu, Sulsel dapat membangun posisi tawar yang jelas dan tegas dengan pemerintah pusat. Kita bisa!