Aktif Buat Film Pendek, Semangat Warga Tegal Bangun Desa Sinema

Desa Kepunduhan, Kampung Film yang Menjadi Sumber Inspirasi
Desa Kepunduhan di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, telah menjadi contoh nyata bagaimana kreativitas masyarakat bisa berkembang dan menciptakan dampak positif. Warga setempat aktif dalam membuat film pendek dengan kualitas yang tidak kalah dari karya-karya profesional. Banyak dari karya mereka mendapatkan penghargaan di berbagai festival lokal maupun nasional. Prosesi ini dimulai dari inisiatif warga sendiri, seperti yang dijelaskan oleh Firdaus Azwar Ersyad, dosen program studi seni rupa dari Fakultas Industri Kreatif Telkom University Bandung.
Azwar melakukan penelitian terhadap aktivitas pembuatan film di desa tersebut sejak tahun 2023 hingga Maret 2025. Hasil risetnya digunakan sebagai bahan disertasi yang berjudul Transformasi Sosial Budaya Melalui Kreativitas Sinematografi di Desa Sinema Kepunduhan Kabupaten Tegal. Penelitian ini menunjukkan bagaimana kreativitas masyarakat bisa menjadi alat untuk mengubah pola pikir dan memperkuat identitas budaya lokal.
Awal Mula Desa Sinema
Desa Sinema di Kepunduhan dirintis pada tahun 2013 oleh Sumarjo, atau lebih dikenal dengan nama Marjo Klengkam Sulam. Ia memiliki pengalaman di bidang tata artistik dalam industri film. Saat pulang kampung, ia memulai kegiatannya bersama warga melalui kesenian teater, lalu beralih ke pembuatan film. Karya pertamanya adalah film tentang sosialisasi program pemerintah daerah. Seiring waktu, produksi film semakin gencar dilakukan, terutama mulai tahun 2018.
Film pendek yang diproduksi oleh komunitas ini biasanya berdurasi antara 15 hingga 25 menit. Salah satu karya yang sukses adalah Krenteg yang memenangkan beberapa penghargaan di Festival Film Tegal 2019. Film ini mengadaptasi cerita pendek berjudul Berangkat karya Akhmad Sekhu, yang diambil dari kisah nyata di Desa Jatibogor, Tegal. Selain itu, ada juga film Kentheng yang masuk dalam kategori film fiksi umum.
Kemenangan di Berbagai Festival
Di Festival Film Tegal 2021, film Brangasan berhasil meraih penghargaan dalam kategori film terpilih, sutradara, serta poster. Pada tahun 2022, film Sumirah menyabet dua penghargaan yaitu ide cerita dan sutradara terbaik. Sementara itu, film Tegar menjadi juara pertama di kelompok informasi masyarakat se-Jawa Tengah. Pada 2023, film Tabah turut serta dalam Festival Film Tegal.
Selain kisah yang berakar dari lokal, para pemain dalam film menggunakan bahasa dan dialek asli Tegal. Hingga saat ini, Desa Sinema telah memproduksi sekitar 20 judul film. Dalam satu tahun, rata-rata mereka menghasilkan dua judul film. Di sela-sela produksi film, mereka juga membuat video pendek untuk konten media sosial dengan gaya humor.
Partisipasi dan Pertumbuhan Komunitas
Awalnya, komunitas ini hanya terdiri dari 25 orang. Kini, jumlah anggota telah meningkat menjadi 125 warga, termasuk para kru film dan pemain. Tidak hanya dari Desa Kepunduhan, warga desa sekitarnya juga ikut bergabung. Meskipun dampak ekonomi dari film belum dirasakan langsung oleh seluruh komunitas, keterampilan dan pengalaman yang didapat bisa memberikan pendapatan tambahan, seperti dalam pembuatan profil lembaga atau dokumentasi acara hajatan.
Legalitas Desa Sinema sebagai yayasan sejak tahun 2019 memungkinkan mereka menerima dana bantuan dari pemerintah. Namun, mayoritas biaya produksi tetap berasal dari swadaya anggota. Azwar menyebutkan bahwa sekitar 80 persen biaya produksi berasal dari patungan dan dana penghargaan festival. Biaya produksi per judul berkisar antara Rp 15-20 juta.
Pengakuan dan Pengembangan Ke depan
Pada tahun 2024, Desa Kepunduhan dinobatkan sebagai Desa Bangga Budaya oleh pemerintah daerah Kabupaten Tegal. Penganugerahan ini diiringi dengan anggaran sebesar Rp 100 juta. Selain terus membuat film, komunitas ini juga sedang mengembangkan lokasi wisata edukasi sinema. Hal ini akan memperkaya berbagai program kegiatan yang tersedia. Dengan begitu, Desa Kepunduhan tidak hanya menjadi pusat kreativitas, tetapi juga menjadi tempat edukasi yang bermanfaat bagi masyarakat luas.