Anwar Berlayar ke Sekolah, Kini Jadi Duta Kampus

Perjuangan Anwar: Dari Kepulauan ke Daratan untuk Mencapai Mimpi
Anwar, seorang pria berusia 20 tahun, lahir dalam kondisi yang tidak mudah. Sebulan setelah kelahirannya, ayahnya mengalami stroke dan tidak lagi bisa bekerja. Hal ini menyebabkan ekonomi keluarga semakin sulit. Ia berasal dari Desa Sawah Sumur, Kecamatan Arjasa, Pulau Kangean, Madura, yang berjarak sekitar 145 kilometer dari daratan Sumenep melalui jalur laut.
Anwar adalah salah satu dari puluhan anak muda yang berusaha menapaki mimpi mereka di Panti Asuhan Muhammadiyah di Jalan Pahlawan, Desa Pandian, Kecamatan Kota Sumenep, Jawa Timur. Ia tinggal di panti asuhan sejak tahun 2021 agar dapat terus bersekolah tanpa bergantung pada orang tua.
"Yang bisa saya andalkan hanya doa orangtua. Itu harapan satu-satunya," ujarnya. Ayahnya, Salasa, kini tidak bisa bekerja lagi karena stroke, sedangkan ibunya, Siti Khotijah, hanya seorang ibu rumah tangga yang tidak bisa banyak berbuat. Meski begitu, orangtuanya tetap membiarkannya sekolah, meskipun hidup di kepulauan.
Masa kecil Anwar dihabiskan dengan keterbatasan. Untuk tidak menjadi beban keluarga, ia berusaha belajar keras. Ia sadar bahwa satu-satunya jalan untuk tetap bersekolah adalah mendapatkan beasiswa. Saat SMP, ia berhasil masuk kelas unggulan, sebuah pencapaian yang membuatnya bangga.
Mengetahui Panti Asuhan dari Guru
Anwar pertama kali mengetahui tentang panti asuhan dari guru sekolahnya. Waktu itu, gurunya menjelaskan bahwa ada tempat yang bisa menampung anak-anak yang ingin terus sekolah, meski kesulitan biaya. Sebelumnya, Anwar hanya berpikir untuk tetap sekolah sambil bekerja di daratan. Namun, ia belum pernah terpikir tentang beasiswa atau bantuan.
Keputusan untuk merantau ke daratan Sumenep bukan hal mudah bagi Anwar. Ia harus meninggalkan keluarga dan kampung halaman, serta memulai hidup baru di tempat yang sama sekali asing. Namun, demi pendidikan, ia memberanikan diri mengambil keputusan tersebut, meski tanpa bekal yang cukup.
Saat akan berangkat, orangtuanya menangis karena benar-benar tidak bisa membantu. Anwar hanya dibekali doa dan pelukan tanpa bekal yang mencukupi. Meski berat, ia tetap berangkat karena yakin bahwa pendidikan adalah jalan keluar dari kesulitan keluarganya.
Kuliah dan Menjadi Duta Kampus
Kini, Anwar telah lulus SMA dan duduk di bangku salah satu kampus di Sumenep. Ini adalah pencapaian yang dulu hanya bisa ia bayangkan dari emperan rumahnya. Selain itu, ia terpilih sebagai duta kampus, sebuah pencapaian yang membuatnya semakin yakin bahwa perjuangannya tidak sia-sia.
Menurut Anwar, menjadi duta kampus bukan hanya soal gelar atau tampil di depan banyak orang. Baginya, ini adalah kesempatan untuk belajar lebih luas, mengenal banyak orang, dan membangun relasi. Harapannya, semua pengalaman ini bisa menjadi bekal untuk menyelesaikan persoalan hidupnya. Lebih dari itu, ia ingin suatu saat bisa membahagiakan orangtuanya di kepulauan, di kampung halamannya.
"Anak-anak pulau tidak udik, tidak seperti yang orang pikirkan. Mereka mampu bersaing dengan anak-anak di daratan. Jangan minder jadi anak pulau, saya bisa membuktikannya," tutup Anwar.