Arya Daru Sakit Apa? Benda Ini Ditemukan di Tasnya, Ini Analisis Mantan Kabareskrim

Terungkap Isi Tas Arya Daru Pangayunan, Muncul Spekulasi Baru
Kasus kematian Arya Daru Pangayunan, seorang diplomat muda yang ditemukan tewas dengan kepala terlilit lakban, semakin menarik perhatian publik. Salah satu hal yang menjadi fokus adalah isi dari tas ransel yang ditemukan di rooftop gedung Kementerian Luar Negeri (Kemenlu). Benda-benda tersebut memberikan petunjuk baru dalam penyelidikan kasus ini.
Dokumen Rekam Medis Ditemukan di Dalam Tas
Dalam pemeriksaan yang dilakukan oleh Polda Metro Jaya, sebuah dokumen rekam medis ditemukan di dalam tas ransel Arya Daru. Dokumen tersebut berisi informasi tentang pengobatan korban di sebuah rumah sakit umum di Jakarta. Tanggal dokumen tersebut tertulis 9 Juni 2025, dan menunjukkan bahwa Arya Daru sedang menjalani rawat jalan akibat suatu penyakit. Meski demikian, detail mengenai penyakit apa yang dialami masih belum diungkapkan secara rinci oleh penyidik.
Menurut Kasubbid Polda Metro Jaya, AKBP Reonald Simanjuntak, temuan dokumen ini memicu spekulasi bahwa Arya Daru mungkin sedang mengidap kondisi kesehatan tertentu. Namun, hingga saat ini, polisi belum dapat memastikan apakah kondisi kesehatan tersebut berhubungan langsung dengan kematian korban.
CCTV Menunjukkan Perilaku Arya Sebelum Kematian
Sebelum meninggal, Arya Daru terekam melalui CCTV berada di rooftop Gedung Kemenlu selama kurang lebih satu jam 26 menit. Saat itu, ia membawa tas ransel dan kantong belanja. Namun, ketika turun dari rooftop, ia tidak lagi membawa kedua benda tersebut. Tas ransel itu ditemukan sehari setelah tubuh Arya ditemukan di indekosnya di Menteng, Jakarta Pusat.
Reonald menyebutkan bahwa tim penyelidik menemukan tas tersebut di lantai 12, tepat di samping tangga. Penemuan ini menjadi salah satu bukti penting dalam investigasi.
Ponsel Arya Daru Masih Belum Ditemukan
Selain dokumen medis, ponsel milik Arya Daru juga menjadi perhatian besar dalam penyelidikan. Hingga saat ini, ponsel tersebut masih belum ditemukan. Informasi terakhir menyebutkan bahwa Arya masih menggunakan ponselnya pada malam kejadian, yaitu Senin (7/7/2025) pukul 21.00 WIB, saat dia masih berbelanja di sebuah mall.
Namun, setelah waktu tersebut, sang istri tidak lagi bisa menghubungi Arya hingga akhirnya dia ditemukan tewas di kamar kosnya esok harinya. Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, Kabid Humas Polda Metro Jaya, mengonfirmasi bahwa ponsel Arya belum ditemukan. Meski begitu, ia menegaskan bahwa penemuan ponsel tidak menjadi hambatan dalam proses penyelidikan.
Analisis Mantan Kabareskrim: Tas sebagai Kunci Investigasi
Mantan Kabareskrim, Komjen (purn) Susno Duadji, menilai bahwa tas yang ditinggalkan Arya Daru menjadi kunci dalam mengungkap penyebab kematian. Ia menyoroti fakta bahwa korban tidak membawa tas tersebut saat turun dari rooftop. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai kondisi fisik korban saat itu.
Susno mengatakan, jika Arya sudah dalam keadaan lemah atau tidak sadar, maka kemungkinan besar ada upaya untuk menghilangkan jiwanya sebelum masuk ke kamar kos. Selain itu, hasil otopsi akan menjadi penentu apakah ada racun atau obat yang menyebabkan kematian korban.
Jejak Digital dan Konstruksi Peristiwa
Komisioner Kompolnas, Mohammad Choirul Anam, menegaskan bahwa jejak digital seperti ponsel dan laptop korban sangat penting dalam membangun konstruksi peristiwa sebelum kematian Arya. Meskipun ponsel belum ditemukan, Anam menyatakan bahwa penyidik telah menyita beberapa barang bukti digital lainnya. Ia menekankan bahwa penyebab kematian harus ditentukan melalui otopsi yang mendalam.
Sementara itu, tim Kompolnas masih melakukan pemantauan terhadap proses penyelidikan. Mereka berharap agar penyelidikan tetap transparan dan tidak ada kesan penutupan informasi.