Hidup Syafa dan Dafa, Anak Kandung yang Tinggal di Panti Asuhan

Kehidupan Syafa dan Dafa di Panti Sosial Darunnajah
Di lantai dua Yayasan Panti Sosial Darunnajah, Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, dinding kamar menjadi saksi bisu dari tangisan Syafa dan Dafa. Kedua bocah ini terus menangis setelah ditinggal oleh ibunya, yang memutuskan untuk membawa mereka ke panti sosial.
Sejak usia 5 tahun, kehidupan Syafa dan Dafa mengalami perubahan besar. Kondisi keluarga mereka semakin sulit setelah ayahnya meninggal dan ibunya terlilit utang, hingga akhirnya harus bekerja di luar kota. Meskipun masih ada keluarga ayahnya di sekitar yayasan, ibunya memilih menitipkan dua anaknya di panti asuhan.
Pemisahan dengan ibu membuat Syafa dan Dafa merasa kesepian. Mereka terus bertanya kapan ibunya akan kembali menjemput. Namun, berkat bantuan pengurus yayasan dan teman-teman baru, kedua bocah itu mulai beradaptasi. Mereka belajar mandiri dalam hal makan, tidur, dan bermain.
Perawatan yang Lengkap dan Tulus
Yayasan Panti Sosial Darunnajah memberikan perawatan yang lengkap kepada Syafa dan Dafa. Mulai dari pakaian, jajan, hingga kebutuhan sekolah, semua ditanggung oleh yayasan. Bahkan, Ketua Yayasan, Silvia Andiani, sering menggunakan uang pribadinya untuk membeli perlengkapan sekolah yang layak.
“Kami merawat mereka seperti anak sendiri. Kami ingin mereka tampil rapi dan nyaman,” kata Silvia. Pengurus yayasan juga terus memberikan perhatian dan kasih sayang agar kedua anak tersebut tidak merasa terabaikan.
Kehilangan Hubungan dengan Ibu
Meski awalnya ibu Syafa dan Dafa sesekali menghubungi pengasuh yayasan, seiring waktu hubungan tersebut semakin memudar. Setelah Lebaran tahun lalu, ibu mereka tidak pernah lagi datang ke panti. Bahkan, saat momen Lebaran bulan April lalu, ibu tidak hadir sama sekali.
“Kami hanya bisa melihat teman-temannya dijemput oleh keluarganya masing-masing. Sedangkan Syafa dan Dafa merayakan Lebaran bersama pengurus,” tutur Husnul Hotimah, salah satu pendiri yayasan.
Tidak hanya itu, pada momen bulan Muharram lalu, keluarga almarhum ayah Syafa dan Dafa berkunjung ke yayasan. Namun, kedua anak tersebut merasa asing dan enggan keluar kamar.
Emosi yang Tidak Terbendung
Kurangnya kasih sayang dari orang tua membuat Dafa sering marah dan bertengkar dengan adiknya. Husnul menduga bahwa emosi Dafa muncul karena rindu pada ibunya. “Kami selalu rangkul dan bantu dia meredam emosinya,” tambah Husnul.
Meski begitu, Syafa dan Dafa tetap betah tinggal di yayasan. Pengurus yayasan berkomitmen untuk terus merawat keduanya hingga mereka lulus SMA. Bahkan jika ibu mereka tidak pernah kembali, mereka akan tetap diberi hak untuk bersekolah dan hidup dengan baik.
Harapan untuk Masa Depan yang Lebih Baik
Husnul Hotimah menyatakan bahwa pihak yayasan akan terus memberikan perhatian dan dukungan kepada Syafa dan Dafa. Mereka percaya bahwa dengan perawatan yang baik dan lingkungan yang hangat, kedua anak tersebut dapat tumbuh menjadi pribadi yang kuat dan mandiri.
Dengan dukungan dari yayasan dan para pengurus, Syafa dan Dafa memiliki harapan untuk masa depan yang lebih cerah. Meski tanpa kehadiran ibu, mereka tetap dikelilingi oleh cinta dan kasih sayang dari orang-orang di sekitar mereka.