Joko Widodo: Kesulitan Meraih Nilai Baik di Beberapa Mata Kuliah UGM

Pengalaman Kuliah Jokowi di UGM yang Penuh Perjuangan
Presiden Republik Indonesia ke-7, Joko Widodo, pernah bercerita mengenai masa kuliahnya di Universitas Gadjah Mada (UGM) yang penuh tantangan. Dalam sebuah acara reuni Keluarga Alumni Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (KAGAMAHUT), ia menyampaikan pengalaman hidupnya sebagai mahasiswa yang penuh dengan kesulitan dan pembelajaran berharga.
Pada acara yang diselenggarakan pada hari Sabtu (26/7), Jokowi menekankan bahwa masa kuliah adalah waktu yang tidak terlupakan. Ia mengingat bagaimana proses belajar di kampus biru meninggalkan kesan mendalam dalam perjalanan hidupnya, bahkan ketika ia sudah menjadi presiden. Salah satu kenangan yang ia bagikan adalah tentang dosen pembimbingnya, Ir. Kasmudjo, yang sering datang ke pabriknya hingga empat kali untuk membantu menyelesaikan masalah pengeringan. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya bimbingan seorang dosen dalam proses belajar dan berkembang.
Jokowi juga menceritakan bagaimana sulitnya mendapatkan nilai bagus di beberapa mata kuliah. Ia mengingat bagaimana perjuangan dimulai dari awal masa kuliah, menjalani KKN, hingga akhirnya lulus. Semua itu ia lalui bersama teman-temannya dari angkatan 1980.
Selain itu, ia menyatakan bahwa dirinya berhasil menyelesaikan studi tanpa pernah mengulang satu pun mata kuliah. Bahkan, ia menyindir salah satu rekan seangkatannya yang sempat mengulang hingga delapan kali. “Saya ini kuliah ya susah-susah, seperti teman-teman. Tapi ya lulus semua. Lulus. Enggak pernah mengulang,” ujarnya.
Ia juga mengingat bagaimana seorang temannya, Pak Jamrung Sasono, pernah mengulang mata kuliah matematika hingga empat kali. “Saya heran, kok bisa matematika (mengulang) sampai empat kali,” tambahnya.
Acara reuni alumni angkatan 1980 ini dihadiri oleh Jokowi bersama Iriana Jokowi. Meskipun acara ini telah direncanakan sejak lama, waktu yang tepat baru saja tercapai. Arif Hidayat, ketua Angkatan 80, menyampaikan bahwa tepat 45 tahun lalu, angkatan 1980 pertama kali menjadi mahasiswa baru di UGM.
Sejak setahun lalu, para alumni mulai merencanakan pertemuan kembali. Mereka sangat mengapresiasi kehadiran para alumni dari berbagai penjuru Indonesia. “Tanggal 28 Juli 1980 kita diterima di Fakultas Kehutanan tercinta ini. Terselenggaranya acara ini sangat luar biasa, ada yang dari Manado, Lombok, Bali, dan lain-lain,” ujar Arif.
Pertemuan ini juga menjadi momen penting dalam memperkuat hubungan antara alumni dan universitas. Komunitas KAGAMA selalu memiliki visi yang sama dengan UGM dalam memberikan kontribusi bagi negeri. Melalui berbagai program kolaborasi, diharapkan dapat memberdayakan para alumni serta meningkatkan inklusivitas dan pemerataan pendidikan tinggi.
Johannes, ketua panitia, menyebut bahwa Yogyakarta menjadi rumah bagi para alumni. Ia menyampaikan rasa syukur atas kesempatan untuk berkumpul kembali meskipun masing-masing telah sukses di jalan masing-masing. “Perjumpaan ini ditujukan untuk mempererat tali silaturahmi. Kita bersyukur sudah diberikan waktu untuk kembali berkumpul bersama meskipun sudah menitip hidup masing-masing,” katanya.
Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Ir. Sigit Sunarta, menyampaikan apresiasinya terhadap nuansa hangat dan solidaritas yang tercipta dalam acara tersebut. “Kehadiran Bapak dan Ibu alumni di sini menandai perjalanan panjang angkatan 1980. Secara khusus kami merasa terhormat, Bapak Jokowi bisa hadir di tengah-tengah kita. Harapannya acara ini bisa terus memperkuat tali silaturahmi alumni,” tuturnya.