Keberadaan Ponsel Arya Daru Masih Misteri, Asal Lakban Kuning Terungkap

Keberadaan Ponsel Arya Daru Masih Misteri, Asal Lakban Kuning Terungkap

Misteri Kematian Diplomat Muda yang Masih Menjadi Tanda Tanya

Kasus kematian Arya Daru Pangayunan, seorang diplomat muda dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Indonesia, masih menjadi teka-teki yang belum terpecahkan. Jasadnya ditemukan di kamar indekosnya di Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa (8/7/2025) pagi. Hingga saat ini, motif kematian korban masih dalam penyelidikan dan belum ada kesimpulan resmi yang diberikan oleh pihak berwajib.

Selain itu, keberadaan ponsel milik Arya juga masih menjadi misteri. Ponsel adalah perangkat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kasus ini, pihak penyidik menemukan bahwa nomor WhatsApp Arya terhubung dengan laptop miliknya. Hal ini membantu proses penyelidikan karena memudahkan tim untuk mengakses riwayat panggilan atau pesan yang pernah dikirim atau diterima oleh korban.

Asal Usul Lakban yang Mengelilingi Kepala Korban

Salah satu hal yang menarik perhatian adalah penggunaan lakban kuning yang terlilit di kepala Arya. Lakban adalah pita perekat yang digunakan untuk merekatkan, melindungi, atau menandai berbagai benda. Berdasarkan keterangan saksi yang sudah diperiksa, lakban tersebut dibeli bersama oleh korban dan istrinya pada bulan Juni di salah satu toko di Yogyakarta.

Selain itu, lakban serupa juga ditinggalkan di Yogyakarta dan akan diserahkan oleh istri korban kepada penyidik. Menurut informasi yang diberikan oleh AKBP Reonald Simanjuntak, pihak penyidik juga mendapatkan keterangan dari rekan kerja dan atasan korban bahwa lakban kuning biasa digunakan oleh pegawai Kemenlu ketika melakukan tugas ke luar negeri. Lakban ini berfungsi sebagai penanda agar barang-barang mereka mudah dikenali di bandara.

Kejadian di Tempat Kejadian Perkara

Jenazah Arya ditemukan dalam kondisi yang mencurigakan. Saat ditemukan, kepala korban dililit lakban dan tubuhnya tertutup selimut. Pintu kamar terkunci dari dalam tanpa tanda-tanda kerusakan atau kehilangan barang. Polisi belum dapat menyimpulkan penyebab kematian dan sedang menunggu hasil otopsi dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto memastikan penyelidikan dilakukan secara komprehensif. Tim penyidik sedang mempelajari bukti-bukti seperti rekaman CCTV, hasil otopsi, dan jejak digital. Tidak ada kesimpulan dini yang diberikan hingga saat ini.

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Kompolnas) juga melakukan pengecekan fisik terhadap kamar. Termasuk memeriksa posisi kunci, plafon, dan saluran air. Komisioner Kompolnas Mohammad Choirul Anam menjelaskan bahwa ada dua kunci: satu bisa dibuka dari luar dan satu slot manual dari dalam. Saat kamar dibuka, slot dalam dalam keadaan terkunci.

Profil Singkat Arya Daru Pangayunan

Arya Daru Pangayunan lahir di Sleman, Yogyakarta, pada 15 Juli 1986. Ia memiliki pendidikan di bidang Ilmu Hubungan Internasional dari Universitas Gadjah Mada (UGM). Karier diplomatiknya dimulai sejak 2011, ketika ia bertugas di Kedutaan Besar RI di Yangon, Myanmar.

Pada 2018-2020, ia menjabat sebagai Third Secretary (Bidang Politik) di KBRI Dili, Timor Leste. Kemudian, dari 2020-2022, ia bertugas sebagai Second Secretary (Bidang Ekonomi, Sosial & Budaya) di KBRI Buenos Aires, Argentina. Sebelum meninggal, Arya menjabat sebagai Diplomat Ahli Muda di Direktorat Perlindungan WNI, Kemenlu RI.