Lontara+ Gantikan Super App, Layanan Publik Terintegrasi di Makassar
Inovasi Layanan Publik di Kota Makassar
Layanan digital yang dikenal sebagai Lontara+ kini menjadi salah satu inisiatif utama Pemerintah Kota Makassar. Dalam rangka mempercepat pelayanan kepada masyarakat, aplikasi ini dirancang untuk menggabungkan berbagai layanan publik dalam satu platform. Program ini merupakan bagian dari langkah strategis Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin dan Wakil Wali Kota Aliyah Mustika Ilham.
Lontara+ diluncurkan secara resmi di area Car Free Day Jl Jenderal Sudirman, tepat di depan Monumen Mandala, pada Minggu (27/7/2025). Nama baru ini berasal dari akronim Layanan Online Terintegrasi Masyarakat, dengan tagline "Satu Kota Satu Aplikasi." Tujuan utamanya adalah menciptakan sistem pelayanan yang terpadu dan efisien bagi seluruh lapisan masyarakat.
Visi dan Tujuan Lontara+
Adinda Dara Nasution, anggota Tim Ahli Wali Kota, menjelaskan bahwa Lontara+ merupakan salah satu dari tujuh program prioritas Pemkot Makassar. Ia menekankan bahwa aplikasi ini akan menjadi fondasi pendukung berbagai program lainnya, seperti pengelolaan iuran sampah, pemasangan instalasi air bersih, hingga akses ke Makassar Creative Hub.
Saat ini, Pemkot Makassar memiliki sekitar 358 aplikasi dan situs web. Namun, karena tidak terintegrasi, masyarakat sering kesulitan dalam mengakses layanan. Oleh karena itu, visi Lontara+ adalah menyediakan satu aplikasi terpadu yang bisa digunakan oleh seluruh warga.
Fitur Utama dan Manfaat
Aplikasi Lontara+ memiliki tiga nilai utama: kemudahan, kecepatan, dan jangkauan. Dengan adanya aplikasi ini, masyarakat tidak perlu antre lama atau menghabiskan waktu berhari-hari hanya untuk mengurus dokumen publik. Proses administrasi bisa lebih cepat dan efisien.
Beberapa layanan prioritas yang dapat diakses melalui Lontara+ antara lain:
- Administrasi kependudukan (KTP, KK, akta)
- Layanan kesehatan
- Pendidikan
- Pengaduan publik
- Bantuan sosial
- Pajak dan retribusi
- Perizinan usaha
- Legalitas produk
- Transportasi dan lalu lintas
- Penanganan bencana dan informasi darurat
- Lowongan kerja, pelatihan sertifikasi, serta tiket stadion
Dengan layanan-layanan ini, Pemkot Makassar berharap dapat mewujudkan kota yang unggul, inklusif, aman, dan berkelanjutan.
Transformasi Digital di Lingkungan Pemerintahan
Lontara+ juga mengubah cara kerja para Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup Pemkot Makassar. Semua OPD hingga wali kota dan wakil wali kota akan memiliki dasbor eksekutif pengambilan keputusan berbasis data. Seluruh layanan akan terpantau secara real-time.
Tim Transformasi Digital Pemkot Makassar telah menyusun peta jalan layanan publik digital. Rencana tersebut mencakup tahun 2025 hingga 2029, dengan fokus pada berbagai aspek seperti administrasi kependudukan, perizinan, pendidikan, pajak, dan bantuan sosial.
Kepedulian terhadap Budaya Lokal
Nama Lontara+ dipilih melalui ajang kreatif EPSTA yang melibatkan anak muda Makassar. Nama ini terinspirasi dari aksara Lontara, warisan budaya Bugis-Makassar sejak abad ke-14 hingga ke-20. Dengan nama ini, Pemkot ingin membawa nilai lokal ke dalam ekosistem digital modern.
Munafri Arifuddin menegaskan bahwa Lontara+ bukan hanya sekadar aplikasi, tetapi juga simbol identitas Sulsel. Aplikasi ini bertujuan untuk menjawab masalah tumpang tindih layanan yang ada di berbagai SKPD.
Tantangan dan Harapan Masa Depan
Meski masih tahap awal, Lontara+ terus dikembangkan dengan melibatkan masyarakat, media, dan mitra kolaborasi. Target jangka panjang adalah mengintegrasikan seluruh layanan publik dalam satu platform.
Pemkot Makassar berharap, dalam setahun ke depan, semua warga akan terbiasa menggunakan Lontara+. Dengan adanya sosialisasi yang intensif, diharapkan masyarakat semakin sadar akan pentingnya teknologi dalam kehidupan sehari-hari.