Misteri di Balik Pembelian Lakban Kuning Arya Sebelum Kematian

Kebiasaan Unik Diplomat Arya Daru yang Menarik Perhatian
Diplomat muda dari Kementerian Luar Negeri, Arya Daru Pangayunan, ternyata memiliki kebiasaan yang tidak biasa. Dalam kasus kematian yang menimpanya, banyak orang terkejut dengan fakta bahwa ia mengumpulkan benda-benda tertentu. Salah satu benda yang ditemukan adalah lakban kuning yang digunakan untuk membungkus kepalanya ketika ditemukan dalam kondisi tak bernyawa.
Ternyata, lakban kuning itu milik Arya sendiri. Ia bahkan memiliki beberapa gulungan lakban berwarna kuning. Benda ini disimpan di kosannya di Jakarta dan juga di rumahnya di Yogyakarta, tempat istri dan anak-anaknya tinggal. Keberadaan lakban kuning ini memicu berbagai spekulasi di kalangan publik, karena penggunaannya yang tidak umum.
Beberapa hari sebelum kematiannya, Arya Daru membeli lakban kuning. Hal ini semakin memperkuat dugaan bahwa ada sesuatu yang tidak biasa dalam peristiwa tersebut. Lakban kuning bukanlah jenis benda yang sering digunakan oleh masyarakat umum. Selain warnanya yang mencolok, daya rekatnya juga lebih kuat dibandingkan lakban biasa. Ini membuat banyak orang bertanya-tanya, apakah lakban tersebut memiliki makna tertentu atau bahkan menjadi bagian dari tindakan yang dilakukan oleh seseorang.
Temuan Terkait Kematian Arya Daru
Ketika jenazah Arya Daru ditemukan, ia ditemukan dalam kondisi wajah tertutup plastik dan kepala terlilit lakban kuning. Penjelasan dari Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, menyebutkan bahwa korban ditemukan di atas tempat tidur dengan menggunakan kaos dan celana pendek. Selain itu, ia juga telah berganti pakaian dari apa yang terlihat di kamera CCTV.
Selain itu, ada beberapa hal lain yang membuat kematian Arya Daru menjadi sangat mencurigakan. Sosiolog kriminal, Drs. Soeprapto, S.U., memberikan empat poin kejanggalan yang muncul dari penyelidikan terhadap kasus ini. Ia adalah seorang ahli yang pernah menjadi dosen di Universitas Gadjah Mada (UGM) dan dikenal dalam memahami fenomena kejahatan jalanan di Indonesia.
Empat Poin Kejanggalan dalam Kasus Arya Daru
Pertama, temuan bahwa Arya Daru sempat naik ke rooftop lantai 12 Gedung Kementerian Luar Negeri. Hal ini bisa menjadi petunjuk penting bagi penyelidik untuk mengetahui arah kasus ini. Soeprapto menyarankan agar polisi memeriksa isi tas plastik dan ransel yang dibawanya. Apakah hanya dokumen, pakaian, atau keduanya?
Kedua, ia menyoroti tentang plastik dan lakban di wajah Arya Daru. Jika perbuatan ini dilakukan sendiri, maka perlu diketahui tekanan dari siapa. Ia juga menyarankan untuk memeriksa bungkusan plastik yang dibuang sebelum kematian. Apakah ada tanda-tanda obat bius atau zat lain yang digunakan untuk melumpuhkan korban?
Ketiga, pintu slot kamar yang terkunci dari dalam saat penjaga kos membuka paksa kamar. Hal ini memunculkan pertanyaan apakah korban benar-benar mengunci pintu sendiri. Soeprapto menyarankan untuk memeriksa apakah jendela bisa menjadi akses masuk bagi orang lain.
Keempat, hilangnya handphone Arya Daru merupakan indikasi bahwa ada orang lain yang turut campur dalam kehidupan korban pada malam itu. Dari rangkaian temuan ini, kasus ini tampaknya menunjukkan adanya keterlibatan orang lain.