Misteri Kematian Diplomat Muda Diungkap Ahli Hukum, Ini Dua Fakta yang Patahkan Dugaan Bunuh Diri

Featured Image

Penyebab Kematian Arya Daru Pangayunan

Kasus kematian Arya Daru Pangayunan, seorang diplomat muda dari Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemenlu RI), yang ditemukan dengan kepala tertutup lakban mulai menemui titik terang. Setelah pernyataan Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) menyatakan bahwa tidak ada unsur pidana dalam kematian tersebut, berbagai pihak mulai memperhatikan lebih dalam.

Salah satu tokoh yang menyoroti isu ini adalah Jamin Ginting, guru besar Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan (UPH). Ia mengungkapkan bahwa dugaan motif kematian Arya Daru yang disebut sebagai bunuh diri harus dipertimbangkan secara mendalam. Menurutnya, kondisi kejiwaan korban menjadi faktor penting dalam penilaian ini.

"Ada latar belakang forensik psikologis terkait dengan kejiwaan seseorang yang ingin melakukan bunuh diri. Apakah ada tanda-tanda ke arah sana? Seperti pembicaraan melalui WhatsApp atau ancaman menakutkan seperti terlilit utang atau konflik dengan keluarga, pacar, atau frustasi," ujarnya.

Jika tidak ada bukti-bukti seperti itu, maka kemungkinan besar motif kematian Arya Daru tidak bisa dianggap sebagai bunuh diri. Jamin Ginting menyoroti prestasi dan tanggung jawab Arya sebagai diplomat. Dari sini, ia berpendapat bahwa Arya memiliki semangat untuk menjaga reputasi dan karirnya, sehingga tidak mungkin mengakhiri hidup sendiri.

"Sebagai diplomat berprestasi, dia pasti menjaga kredibilitas untuk karirnya lebih tinggi lagi, tidak ada alasan untuk mengakhiri hidup," tambahnya.

Temuan Terbaru Mengenai Lokasi Kejadian

Ketua Harian Kompolnas Arief Wicaksono Sudiutomo memberikan penjelasan terkait hasil investigasi di lokasi kejadian. Dari pengamatan, tidak ditemukan kerusakan pada jendela atau plafon kamar kos Arya Daru. Selain itu, sistem kunci yang digunakan juga tidak menunjukkan adanya gangguan.

"Memastikan dari dalam sistem kunci yang kami lihat ada slot dengan rantai dan satu kunci paai kartu akses tadi. Termasuk kondisi plafon, baik kamar mandi maupun kamar dan saluran air yang tidak ada kerusakan," katanya.

Selain itu, hasil olah TKP menunjukkan bahwa tidak ditemukan sidik jari atau DNA selain milik Arya Daru. Hal ini memperkuat dugaan bahwa tidak ada orang lain yang masuk ke dalam kamar korban.

Arief juga mengungkapkan penyebab kematian Arya Daru adalah kehabisan napas akibat kepala ditutup plastik sebelum ditutup lakban. Meski demikian, motif kematian tersebut masih dalam proses penyelidikan oleh penyidik.

Teka-Teki Lakban Kuning Terpecahkan

Teka-teki tentang lakban kuning yang melilit kepala Arya Daru akhirnya terungkap. Kasubbid Polda Metro Jaya, AKBP Reonald Simanjuntak, mengungkapkan bahwa lakban tersebut bukan dibawa oleh orang lain, melainkan milik Arya sendiri. Lakban kuning tersebut diketahui dibeli oleh Arya bersama istrinya seminggu sebelum ditemukan tewas.

Fakta ini diungkap oleh istri Arya, Meta Ayu Puspitantri, yang tinggal di Yogyakarta. "Benar bahwa lakban kuning itu berdasarkan keterangan dari istri korban, MAP, lakban kuning tersebut dibeli di salah satu tempat perbelanjaan di Yogyakarta," kata Reonald.

Reonald juga menyebut bahwa sisa lakban tersebut masih tersisa dan ditinggalkan di kediaman istri Arya di Yogyakarta. Sisa lakban tersebut akan diserahkan ke penyelidik Polda Metro Jaya untuk diverifikasi.

Penggunaan Lakban Kuning di Kemenlu

Reonald juga mengungkapkan bahwa lakban kuning sering digunakan oleh pegawai Kemenlu ketika bertugas ke luar negeri. Menurut keterangan rekan dan atasan Arya, lakban kuning bukanlah benda asing bagi para pegawai Kemenlu.

Lakban kuning biasanya digunakan sebagai penanda barang-barang milik pegawai Kemenlu saat tiba di bandara negara tujuan. Warna mencolok dari lakban tersebut membantu dalam mencari barang rombongan dari Indonesia.

"Di mana lakban kuning itu gunanya untuk mempermudah mencari barang pada saat tiba di bandara negara tujuan sebagai penanda karena warnanya mencolok. Penanda bahwa itu merupakan barang rombongan dari Indonesia," jelas Reonald.