Pemuda Blora Bacok Nenek Usai Gagal Kuliah, Diduga Depresi Parah

Peristiwa Tragis di Blora: Seorang Pemuda Membacok Nenek Kandungnya
Di sebuah desa kecil bernama Gempolrejo, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, terjadi peristiwa yang sangat menyedihkan. Seorang pemuda berusia 19 tahun, IMH, diduga membacok nenek kandungnya sendiri, Patmirah (82), hingga meninggal dunia pada Jumat malam (25/7/2025). Kejadian ini menimbulkan rasa prihatin di kalangan masyarakat sekitar dan menjadi sorotan utama.
Peristiwa ini disebut bermula dari tekanan mental yang dialami oleh IMH. Ia sebelumnya ingin melanjutkan pendidikannya ke sekolah pelayaran, namun permintaan tersebut tidak mendapat restu dari ibunya. Hal ini diketahui sebagai salah satu faktor yang memicu gangguan mental pada diri IMH.
IMH dikenal sebagai tulang punggung keluarga. Selama bekerja di Kalimantan, ia rutin mengirimkan uang untuk mendukung kebutuhan ibu dan adiknya. Setelah kontrak kerjanya berakhir, ia pulang kampung dan berencana melanjutkan studi. Namun, rencana itu ditentang oleh ibunya karena keterbatasan biaya. Penolakan tersebut diduga menjadi pemicu kondisi mental IMH yang semakin memburuk.
Ahmad Muhyiddin, guru ngaji IMH yang juga tempat curhatnya beberapa hari sebelum kejadian, mengungkapkan bahwa IMH sudah diterima di sekolah pelayaran. Namun, karena penolakan ibunya, ia mulai menunjukkan gejala depresi. Menurut Ahmad, selama empat hari sebelum insiden, IMH sempat tinggal di rumahnya dan menunjukkan perubahan perilaku yang signifikan. Ia sering datang ke rumah dan tidur di sana, tetapi ketika diajak bicara, omongannya mulai tidak jelas.
Puncak dari gangguan mental IMH terlihat pada Jumat (25/7), ketika ia dilaporkan membacok seekor sapi milik tetangga karena mencari ibunya yang saat itu sedang bersembunyi. Warga yang khawatir dengan kondisinya kemudian mengamankan IMH dan membawanya ke rumah Ahmad Muhyiddin.
Setelah berdiskusi dengan keluarga dan aparat desa, IMH akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Jiwa di Rembang. Dokter di rumah sakit tersebut menyatakan bahwa IMH mengalami depresi berat dan langsung diberikan penanganan medis. Namun, pada waktu yang hampir bersamaan, nenek IMH ditemukan meninggal dunia dalam kondisi mengenaskan.
Korban mengalami luka bacokan di leher dan wajah. Belum ada saksi yang melihat langsung kejadian tersebut, sehingga motif dan pelaku masih menjadi tanda tanya. Ahmad Muhyiddin menyatakan bahwa pada saat kejadian antara pukul 17.00 hingga 20.00 WIB, IMH ada di rumahnya dan ia yakin bahwa IMH tidak mungkin sengaja membunuh neneknya yang sudah sangat tua dan pikun.
Meski begitu, kepolisian tetap menindaklanjuti laporan tersebut. IMH yang sebelumnya berada di RSJ Rembang akhirnya dijemput aparat dan kini diamankan di Polres Blora. Kasus ini masih dalam tahap penyelidikan, dan pihak kepolisian terus melakukan pendalaman untuk mengungkap kejadian ini secara menyeluruh.
Kasus ini menjadi potret tragis dari tekanan hidup yang kerap dialami oleh generasi muda, khususnya yang berada di posisi "sandwich generation", yakni generasi yang harus menopang ekonomi keluarga sekaligus mengejar impian pribadi. Peristiwa ini mengingatkan kita akan pentingnya dukungan mental dan sosial bagi generasi muda yang sedang menghadapi tantangan hidup.