Penerapan Sila dalam Kehidupan, Jawaban PKN Kelas 9, Pancasila dan UUD 1945
Penerapan Nilai-nilai Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari
Pada pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PKN) kelas 9 jenjang SMA Kurikulum Merdeka, siswa diajak untuk memahami makna penting dan fungsi dasar negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Topik ini dibahas pada Bab 1 yang menyoroti hubungan antara Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Melalui pembelajaran ini, peserta didik diajak untuk memahami bagaimana ketiga pilar tersebut saling terhubung dalam membentuk jati diri bangsa dan memperkokoh persatuan NKRI.
Tujuan dari penyusunan materi ini adalah agar siswa mampu mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila, tidak hanya dalam konteks bernegara tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan masyarakat. Materi ini dapat ditemukan dalam buku Pendidikan Pancasila untuk SMP Kelas IX Kurikulum Merdeka karya Yudha Dana Prahara, Khoiriyaningsih, dan Anggi Afriansyah, yang diterbitkan oleh Kemendikbudristek.
Salah satu soal pada halaman 13 meminta siswa untuk menarik kesimpulan mengenai sejauh mana semangat Pancasila telah diterapkan dalam kehidupan sosial, serta memberi contoh nyata berdasarkan masing-masing sila. Pertanyaan ini dirancang agar siswa mampu mengaitkan nilai-nilai ideologis bangsa dengan situasi di kehidupan sehari-hari.
Contoh Penerapan Sila Pancasila dalam Kehidupan Bermasyarakat
Berikut adalah contoh penerapan sila-sila Pancasila dalam berbagai lingkungan seperti rumah, sekolah, dan masyarakat:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
- Di rumah: Berdoa bersama sebelum makan atau tidur, menghormati perbedaan agama anggota keluarga, melaksanakan ibadah sesuai keyakinan masing-masing.
- Di sekolah: Berdoa sebelum dan sesudah pelajaran, menghargai teman yang sedang beribadah, tidak membeda-bedakan teman berdasarkan agama.
- Di masyarakat: Saling menghormati antarumat beragama saat hari raya, tidak memaksakan agama kepada orang lain, menjaga kerukunan antarumat beragama.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
- Di rumah: Saling menyayangi antar anggota keluarga, berbicara dengan sopan santun kepada orang tua, menolong anggota keluarga yang kesulitan.
- Di sekolah: Tidak membully teman, menghargai pendapat teman dalam diskusi, menolong teman yang mengalami kesulitan.
- Di masyarakat: Menjenguk tetangga yang sakit, menolong korban bencana alam tanpa memandang suku/agama, tidak melakukan diskriminasi terhadap siapapun.
3. Persatuan Indonesia
- Di rumah: Menjaga kerukunan dalam keluarga, tidak bertengkar antar saudara, bersama-sama membersihkan rumah.
- Di sekolah: Melaksanakan piket kelas bersama, mengikuti upacara bendera dengan khidmat, tidak membeda-bedakan teman berdasarkan suku/daerah asal.
- Di masyarakat: Gotong royong membersihkan lingkungan, berpartisipasi dalam acara 17 Agustusan.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
- Di rumah: Bermusyawarah menentukan tujuan liburan keluarga, berunding untuk membagi tugas rumah, menghargai keputusan yang diambil bersama.
- Di sekolah: Melakukan diskusi kelompok untuk memecahkan masalah, memilih ketua kelas melalui musyawarah atau voting, mengutarakan pendapat dengan sopan saat pelajaran.
- Di masyarakat: Mengikuti pemilihan umum (Pemilu) dengan bijak, musyawarah RT/RW untuk menyelesaikan masalah lingkungan, menyampaikan aspirasi kepada wakil rakyat.
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
- Di rumah: Membagi tugas rumah secara adil, tidak pilih kasih terhadap anak, memberikan hak dan kewajiban sesuai porsinya.
- Di sekolah: Pembagian tugas kelompok yang merata, tidak mencontek saat ujian, guru memberikan nilai secara objektif kepada siswa.
- Di masyarakat: Membayar pajak tepat waktu, tidak melakukan praktik korupsi, berpartisipasi dalam program bantuan sosial bagi yang membutuhkan.
Setiap penerapan nilai-nilai Pancasila ini sangat penting dalam membangun masyarakat yang harmonis, adil, dan berkeadaban. Dengan memahami dan menerapkannya, siswa dapat menjadi bagian dari generasi yang lebih sadar akan tanggung jawab sosial dan kebangsaan.